RKSA 2025 menyoroti delapan bidang penelitian strategis, mulai dari Pharma & Biopharma, Allogeneic Cell Therapy, e-Health, Medical Devices, Diagnostics, hingga Health, Food & Beverages, serta Natural Products. Semua kategori ini dirancang untuk menjawab kebutuhan kesehatan masa depan.
Tahun ini, pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) menjadi dorongan utama, terlihat dari topik riset para penerima dana RKSA 2025.
Achmad Himawan dari Universitas Hasanuddin mengembangkan sistem diagnosis dermatitis atopik berbasis AI melalui pengenalan foto dan biomarker transdermal. Dari Swiss German University, Aulia Arif Iskandar merancang perangkat EKG portabel 5-lead bertenaga AI untuk skrining kardiovaskular secara real-time.
Sementara itu, Dr. Widiastuti Setyaningsih dari Universitas Gadjah Mada mengintegrasikan kalibrasi AI-NIR dalam hilirisasi tablet effervescent kombucha rosella sebagai minuman fungsional antidiabetik.
"Melalui RKSA, Kalbe mendukung perkembangan dunia penelitian, khususnya di bidang kesehatan dan berharap proses hilirisasi ini dapat menghasilkan produk serta jasa yang mampu menyehatkan bangsa Indonesia," pungkas Irawati Setiady, Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk.
Dengan dukungan pendanaan, pemanfaatan AI, serta pendampingan berkelanjutan, para peneliti diharapkan mampu membawa temuan mereka hingga tahap hilirisasi. Inisiatif ini menegaskan komitmen bersama untuk menghadirkan solusi kesehatan yang lebih efektif, inklusif, dan berdampak luas bagi masyarakat.