Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Fakta Antartika, Gurun Kutub Terbesar di Dunia yang Sangat Kering!

Antartika
Bongkahan es di Samudra Antartika (pexels.com/Sergey Torbik)
Intinya sih...
  • Antartika adalah gurun kutub terbesar di dunia
  • Disebut gurun karena rendahnya curah hujan dan suhu yang sangat dingin
  • Kehidupan unik di Antartika telah beradaptasi dengan kondisi ekstrem
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sebagian besar orang membayangkan gurun sebagai hamparan pasir yang panas. Namun, Peveril Meigs, seorang ahli geografi, mengatakan bahwa suatu wilayah diklasifikasikan sebagai gurun berdasarkan jumlah presipitasi (curah hujan) tahunan yang diterimanya. Meigs membagi wilayah gurun menjadi tiga kategori utama, yaitu gurun sangat kering, yang tidak mengalami curah hujan selama setidaknya 12 bulan berturut-turut; gurun kering, yang menerima kurang dari 250 mm curah hujan per tahun; dan gurun semi-kering, yang menerima antara 250 hingga 500 mm curah hujan tahunan.

Antartika adalah gurun kutub terbesar di dunia! Benua ini memiliki luas sekitar 14,2 juta kilometer persegi. Luasnya jauh melampaui gurun paling terkenal lainnya, seperti Gurun Arktik yang menempati peringkat kedua terbesar dengan luas sekitar 13,9 juta kilometer persegi.

Lantas, mengapa Antartika disebut sebagai gurun? Apa yang mempengaruhi lingkungannya? Seperti apa kehidupan di sana? Mari kita telusuri!

1. Disebut gurun berdasarkan rendahnya curah hujan

Antartika
Pemandangan Laut Weddell di Antartika (pexels.com/Sergey Torbik)

Gurun adalah suatu wilayah yang didefinisikan oleh tingkat kekeringannya yang ekstrem. Benua Antartika dijuluki sebagai gurun, atau lebih tepatnya “Gurun Putih,” berdasarkan rendahnya curah hujan, bukan wilayah dan suhu yang panas.

Dilansir Britannica, sebagian besar wilayah Antartika menerima curah hujan yang sangat sedikit, sekitar 150 mm per tahun, yang hampir seluruhnya jatuh sebagai salju. Di dataran tinggi kutub pedalaman, curah hujan bahkan jauh lebih rendah, dengan rata-rata sekitar 50 mm per tahun. Sementara sabuk pesisir menerima lebih banyak curah hujan, sekitar 500 mm per tahun.

2. Benua terdingin di Bumi

Antartika
Stasiun Vostok, sebuah stasiun penelitian Rusia yang terletak di Antartika, salah satu tempat terdingin di Bumi (commons.wikimedia.org/Arctic and Antarctic Research Institute)

Antartika adalah benua terdingin di Bumi, dengan suhu tahunan rata-rata -50 °C di Kutub Selatan. Dilansir Britannica, suhu terendah yang pernah tercatat mencapai -89,2 °C di Stasiun Vostok, yang merupakan stasiun Antartika Rusia di Kutub Selatan. Selama musim dingin, suhu di pedalaman Antartika berkisar antara -40 hingga -70 °C, sementara di dekat pesisir, suhu musim dingin lebih sejuk, berkisar antara -20 hingga -30 °C.

Di musim panas, Antartika tetap dingin. Di Semenanjung Antartika, suhu pertengahan musim panas dapat mencapai 15 °C. Namun, di sebagian besar wilayah lain, suhu musim panas berkisar antara sekitar 0 °C di pesisir hingga antara -20 dan -35 °C di pedalaman.

3. Tempat yang sangat kering

Antartika
Gletser Kanada di Lembah Taylor, salah satu dari beberapa gletser di Lembah Kering McMurdo (commons.wikimedia.org/owamux)

Meskipun ada banyak es, Benua Antartika tetaplah tempat yang kering karena udaranya sangat dingin dan tidak dapat menahan banyak uap air. Suhu yang sangat rendah membuat sebagian besar uap air membeku dan mengendap, sehingga mustahil terjadi hujan atau salju dalam jumlah besar. Angin kencang juga menghilangkan air dari permukaan es dan salju dengan cepat.

Dilansir Secret Atlas, wilayah Lembah Kering McMurdo (McMurdo Dry Valleys) di Antartika Timur bahkan diperkirakan belum pernah menerima curah hujan selama jutaan tahun. Tempatnya yang sangat kering pun dianggap sebagai salah satu lokasi paling gersang di Bumi.

4. Angin katabatik memperburuk kekeringan

Antartika
Bongkahan es besar dengan latar belakang pegunungan bersalju di Anartika (pixabay.com/AlKalenski)

Angin katabatik merupakan aliran permukaan udara dingin dan padat yang menuruni lereng curam dataran tinggi pedalaman. Kecepatannya sangat tinggi, dengan hembusan melebihi 100 km/jam. Angin ini terjadi ketika dataran tinggi memancarkan panas di malam hari dan kemudian mendingin.

Angin katabatik dapat menjadi turbulen ketika melampaui kecepatannya, sehingga menciptakan badai salju. Udara yang sangat dingin dan kering ini menghalangi masuknya massa udara basah dari laut, yang merupakan sumber potensial presipitasi. Kombinasi kecepatan angin yang tinggi dan kelembaban udara yang sangat rendah inilah yang memperburuk kekeringan di Antartika.

5. Zona waktu yang rumit

Antartika
Pemandangan pangkalan penelitian terbesar di Antartika, Stasiun McMurdo Amerika Serikat, seperti yang terlihat dari puncak Bukit Observasi (commons.wikimedia.org/owamux)

Zona waktu merupakan konsekuensi langsung dari rotasi Bumi, yang menyebabkan berbagai bagian planet mengalami siang dan malam pada waktu yang berbeda. Bola dunia dibagi menjadi 24 segmen, yang masing-masing berjarak 15 derajat bujur untuk menyelaraskan waktu dengan siang hari. Menurut Britannica, Antartika memiliki zona waktu, meskipun penerapannya rumit karena karakteristik benua yang unik.

Karena mengelilingi Kutub Selatan, secara teknis, gurun kutub ini mencakup semua zona waktu. Namun, para ilmuwan di Antartika umumnya menggunakan zona waktu negara asal mereka atau jalur pasokan yang mendukung mereka. Misalnya, Stasiun McMurdo, yang merupakan pusat penelitian dan logistik milik Amerika Serikat di ujung selatan pulau Ross, menggunakan waktu Selandia Baru.

6. Misteri di bawah lapisan es

Antartika
Pemandangan Samudra Antartika, yang mengelilingi Benua Antartika (pixabay.com/AlKalenski)

Benua Antartika, dengan lapisan es yang tebalnya dapat mencapai ribuan meter ini ternyata menyembunyikan bentang alam, aktivitas geologis, dan bahkan ekosistem yang terisolasi. Dilansir National Geographic, penemuan paling mengejutkan adalah adanya pegunungan setinggi satu mil, lembah yang luas, dan ngarai yang dalam. Radar juga mengungkap pantulan datar dan terang dari ratusan danau subglasial di bawahnya.

Para ilmuwan menemukan bahwa sebagian besar gletser Antartika mengalirkan air lelehan menuju lautan. Keberadaan air ini berfungsi sebagai pelumas alami yang mempercepat pergerakan gletser dan lapisan es ke laut, yang sangat berpengaruh terhadap kenaikan permukaan laut global.

7. Kehidupan unik yang telah beradaptasi

Antartika
Sekelompok anjing laut di atas es di Antartika (pixabay.com/AlKalenski)

Kehidupan di Antartika dicirikan oleh kondisi ekstrem, tetapi berbagai organisme telah beradaptasi untuk bertahan hidup. Seperti yang diungkapkan oleh Britannica, flora di sini terdiri dari alga tanah dan air tawar, lumut kerak, jamur, dan hanya dua spesies asli tanaman vaskular. Fauna di daratan mencakup beberapa spesies invertebrata seperti protozoa, rotifera, nematoda, tardigrada, collembola, dan tungau.

Perairan Antartika juga kaya akan zooplankton dan fitoplankton. Wilayah pesisir yang relatif lebih hangat dihuni oleh penguin, paus, anjing laut, ikan, cumi-cumi, dan burung laut. Ekosistem ini sangat bergantung pada organisme krill, yang menjadi dasar rantai makanan bagi banyak hewan lainnya. Antartika ditetapkan sebagai kawasan konservasi khusus berdasarkan Traktat Antartika, yang bertujuan untuk melestarikan lingkungan dan menjaga ekosistem rapuh dari gangguan manusia, serta memastikan penelitian ilmiah dapat dilakukan secara berkelanjutan.

Sebagai penentu iklim global dan penyimpan air tawar terbesar di Bumi, masa depan Antartika kini menjadi pusat perhatian karena dampaknya yang sangat berpengaruh terhadap kenaikan permukaan laut akibat pemanasan global. Meskipun telah kita pelajari banyak, Antartika tetap menjadi benua yang penuh misteri dan menyimpan sejarah Bumi. Berdasarkan fakta-fakta tersebut, Gurun Putih ini membuktikan bahwa realitas seringkali lebih mengejutkan dari imajinasi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Unik Marmore Falls, Air Terjun Buatan Tertinggi di Dunia!

03 Okt 2025, 12:49 WIBScience