ilustrasi pintu bendungan (unsplash.com/Jani Brumat)
Tentu saja PLTA menjadi salah satu alternatif penghasil listrik yang bisa dipilih karena memiliki berbagai kelebihan. PLTA ramah lingkungan dan tidak menyebabkan polusi atau pun radiasi layaknya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau PLTN. Selain itu, PLTA sanggup menghasilkan listrik yang lebih besar dan stabil karena putaran turbinnya nyaris selalu konstan.
Namun, bukan berarti PLTA tidak memiliki kekurangan. Di negara-negara yang tidak memiliki danau, aliran sungai, dan waduk yang cukup, tentu PLTA tidak akan dijadikan solusi. Lalu, untuk merancang dan membangun PLTA modern beserta waduk utamanya, dibutuhkan biaya yang sangat besar tergantung pada kondisi lingkungan.
Di banyak negara maju, pembuatan PLTA berbasis waduk raksasa sudah melibatkan investasi yang sangat besar. Laman Hydro Review menjelaskan bahwa biaya pembangunan waduk dan PLTA berkualitas di sebuah negara bisa mencapai 2,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp36 triliun. Angka ini adalah nilai total dari pembangunan PLTA dan waduk di seluruh Amerika Serikat pada 2016.
Akan tetapi, negara dengan danau, sungai, dan air yang berlimpah tetap membuat PLTA sebagai penghasil listrik mereka. Pasalnya, PLTA sanggup digunakan jangka panjang dan kapasitas listrik yang dihasilkan juga lebih tinggi dari pembangkit lainnya. Apalagi, tidak semua negara bisa mengoperasikan PLTN yang masih berisiko tinggi terhadap radiasi.
So, bagaimana? Kamu sudah tahu, kan, kenapa PLTA banyak digunakan di negara yang punya pasokan air berlimpah? Semoga artikel ini dapat memperkaya pengetahuan kamu, ya!