Perang Dunia II Menyimpan 12 Misteri yang Tak Terkuak, Tak Hanya Duka

Pagi hari tanggal 25 Februari 1942 menjadi masa perang yang paling menegangkan bagi penduduk Los Angeles. Dilansir History, saat itulah personel militer dan warga sipil diberitahu tentang kemungkinan adanya serangan udara dari Jepang. Pasukan Jepang telah menyerang Pearl Harbor beberapa bulan sebelumnya.

Senjata anti-pesawat mulai meledak sekitar pukul 3 pagi di Santa Monica dan segera di seluruh wilayah. Pasukan diperintahkan untuk menembak ketika beberapa orang melihat sebuah benda melayang di langit. Namun, ketika asap menghilang, tidak ada yang terlihat.

Menurut laporan The Los Angeles Times, lima orang meninggal akibat Pertempuran Los Angeles, tiga dari kecelakaan mobil dan dua dari serangan jantung. Beberapa bangunan rusak oleh peluru artileri. Jadi apa yang terjadi?

Sekretaris Angkatan Laut menyangka bahwa peristiwa ini adalah alarm palsu. Beberapa saksi bersumpah bahwa mereka melihat pesawat musuh terbang di langit atau mungkin melihat balon cuaca. Beberapa yang lain mengklaim bahwa itu adalah piring terbang, meskipun tidak ada satu pun bukti yang kuat. 

Selama bertahun-tahun setelah menghilang pada tahun 1943, tidak ada yang tahu ke mana perginya pesawat B-24D Liberator yang dikenal sebagai Lady Be Good. Pesawat dan sembilan awaknya seharusnya kembali ke lapangan terbang Libya pada 5 April 1943. Namun, mereka tidak pernah sampai ke lapangan terbang dan seluruh awaknya diduga hilang, mungkin di Laut Mediterania.

Selang 15 tahun kemudian, sebagian misteri Lady Be Good terpecahkan, meskipun detail pasti dari ceritanya masih misterius. Pekerja sebuah perusahaan teknik melihat puing-puing pesawat pada Mei 1948 di gurun di selatan lapangan terbang.

Buktinya kemudian ditemukan pada tahun 1960, di antaranya kerangka-kerangka manusia, yang menunjukkan bahwa kru melakukan terjun payung sekitar 16 mil sebelum pesawat itu jatuh. Mereka kemungkinan tersesat di gurun yang luas dan pesawat itu diduga kehabisan bahan bakar.

Dilansir Air Force Magazine, kru yang selamat berjalan ke utara sejauh ratusan mil, sebagaimana dibuktikan oleh buku harian memilukan yang ditemukan bersama 2nd Lt. Robert F. Toner. Namun, penyebab pastinya masih belum terpecahkan hingga hari ini.

Awak pesawat Perang Dunia II dihadapkan masalah dengan lampu-lampu kecil yang membuntuti pesawat. Bahkan, pilot berpengalaman pun akan gugup jika dihadapkan lampu-lampu yang dijuluki "foo fighters" ini. Seperti yang dirinci History, foo fighters dilaporkan pertama kali oleh Associated Press pada tahun 1945, meskipun awak penerbangan Sekutu telah melihatnya setahun sebelumnya.

Bola cahaya ini biasanya mengikuti pesawat dan kemudian terkelupas atau menghilang begitu saja setelah beberapa menit. Beberapa dari mereka melintas dan terbang dalam formasi untuk meyakinkan bahwa itu senjata musuh. Namun, tidak ada laporan bahwa foo fighters pernah menyerang pesawat atau melukai penumpangnya. Mereka bahkan tidak terdeteksi di radar.

Jika bola cahaya aneh ini bukan senjata Jerman, lalu apa itu? Beberapa berpendapat bahwa awak yang melihat cahaya ini hanya berhalusinasi. CIA melakukan penyelidikan pada tahun 1953, tetapi tidak ada jawaban yang bisa menjelaskannya.

Pada tahun 1941, seorang petani Skotlandia menemukan pesawat terbakar dan seorang pria yang mengaku sebagai Kapten David Horn. Ia sebenarnya seorang politisi Nazi bernama Rudolf Hess, yang terbang dari Jerman ke Skotlandia untuk menghindari artileri anti-pesawat dan deteksi radar, meskipun sampai akhirnya pesawatnya jatuh. Pertanyaannya, mengapa dia masuk ke zona musuh? 

Hess mengatakan bahwa dia ingin menengahi perdamaian antara Nazi dan pejabat Inggris, tetapi banyak yang skeptis dengan alasannya itu. BBC melaporkan bahwa beberapa orang percaya bahwa Hess sakit jiwa dan akhirnya ditahan.

Hess mencoba bunuh diri beberapa kali tetapi selamat dan dipindahkan ke Penjara Spandau yang dikontrol Sekutu hingga tahun 1987. Ia meninggal di usia 93 tahun karena bunuh diri, seperti yang dilaporkan The Telegraph. 

Setahun setelah serangan 7 Desember 1941 di Pearl Harbor dekat Honolulu, Hawaii, penduduk setempat kembali ketakutan karena mendengar pesawat mendekati daerah itu. Seperti yang diceritakan oleh History Collection, pada 8 Desember 1942, radar Angkatan Laut mendeteksi sebuah pesawat terbang Jepang.

Pilot Angkatan Laut Amerika melaporkan melihat pesawat tempur P-40, pesawat Amerika yang dipenuhi tembakan peluru dan roda pendaratannya rusak. Pilot melambai pada mereka dengan berlumuran darah.

Pesawat itu jatuh di darat segera setelahnya, tetapi setelah diperiksa, tidak ditemukannya bukti adanya pesawat dan pilot. Dari mana pesawat itu berasal? Siapa pilotnya? Yang paling penting, benarkah cerita itu? Entahlah, semuanya masih menjadi misteri. 

Raoul Wallenberg dianggap sebagai pahlawan Perang Dunia II. Dikutip Smithsonian Magazine, Wallenberg adalah seorang diplomat Swedia, lewat posisinya sebagai wakil sekretaris di Kedutaan Besar Swedia di Budapest, ia membantu ribuan orang Yahudi melarikan diri dari rezim Nazi melalui Hongaria. Namun, dia ditangkap oleh perwira Soviet pada awal 1945, meskipun tidak dituduh melakukan kejahatan, ia menghilang di penjara Soviet.

Beberapa orang bertanya-tanya apakah Soviet, yang sudah waspada terhadap sesama Sekutu, mencurigainya sebagai mata-mata untuk Amerika. Beberapa mengira bahwa Uni Soviet ingin memberikan peringatan ke Swedia karena kebijakan pro-Jermannya di awal perang. 

Apa yang sebenarnya terjadi pada Wallenberg tidak pernah terungkap, lapor The Guardian. Pemerintah Swedia tidak berbuat banyak untuk mengikuti kasus ini, karena mereka enggan terlibat dalam Perang Dingin setelah Perang Dunia II.

Soviet mengklaim bahwa Wallenberg telah meninggal karena serangan jantung di Lubyanka pada 17 Juli 1947. Namun, beberapa orang mengaku bahwa mereka berpapasan dengan Wallenberg hingga akhir 1980-an. Tidak ada bukti pasti tentang keberadaannya. Nasib kematian diplomat heroik ini masih belum terpecahkan.

Schatzgräber, yang jika diterjemahkan menjadi 'pemburu harta karun' adalah stasiun yang didirikan oleh Nazi 620 mil dari Kutub Utara. Seperti yang dilaporkan Popular Mechanics, secara strategis, letaknya mengganggu transportasi Sekutu yang memindahkan pasukan dan pasokan melalui Arktik, namun Schatzgräber ditinggalkan pada tahun 1944 ketika stafnya jatuh sakit setelah makan daging beruang kutub mentah.

Namun, mengapa tidak mempekerjakan petugas baru ke stasiun? Mengapa tidak ada yang mengungkapkan keberadaan stasiun tersebut sampai pada tahun 1953. Ada yang mengklaim bahwa Schatzgräber dibuat untuk proyek penggalian arkeologi artefak Nordik yang misterius.

Seperti yang diceritakan oleh Independent.ie, banyak pengikut Nazi yang terobsesi dengan okultisme dan mistis Nordik yang melegitimasi rezim tersebut. Schatzgräber mungkin ada hubungannya dengan pseudosains, tetapi hal ini masih teori, belum ada buktinya. 

Mengutip Live Science, Jenderal Jepang Tomoyuki Yamashita diyakini mengubur harta jarahan di suatu tempat di Filipina saat pasukan Jepang menduduki negara itu. Ketika Yamashita dieksekusi oleh pasukan Amerika pada tahun 1946, harapan untuk menemukan harta karun emas itu pupus. Banyak orang yang telah mencari keberadaan harta karun Yamashita selama beberapa dekade, meskipun kurangnya bukti atau catatan yang mendukung kisah tersebut.

Seperti yang dilaporkan History, timbunan harta karun emas itu masuk ke kasus pengadilan tahun 1988, yang diajukan terhadap mantan Presiden Filipina Ferdinand Marcos oleh Rogelio Roxas.

Ia mengklaim bahwa dia telah menemukan bagian dari harta karun itu, tetapi Marcos mengambil bagian dari harta karun tersebut. Tuntutan itu dimenangkannya, Roxas diberikan sejumlah uang sebagai gantinya pada tahun 1996.

Namun, Roxas meninggal karena tuberkulosis pada tahun 1993. Beberapa orang percaya bahwa ia telah dibunuh karena menimbulkan banyak kegaduhan atas emas Yamashita dan juga keterkaitannya dengan Presiden Marcos.

Wilayah Silesia Bawah di Polandia zaman modern pernah dianggap sebagai bagian dari Jerman, lapor The New Yorker. Perang mengubah segalanya, perbatasan telah bergeser, dan penduduk Jerman di wilayah tersebut melarikan diri selama Perang Dunia II. Menurut legenda, mungkin masih ada jarahan yang lebih berharga yang masih belum ditemukan.

Banyak yang mengklaim bahwa Nazi gemar menjarah emas, permata, dan seni, menyembunyikan tempat jarahan mereka di seluruh wilayah. Salah satu legenda mengklaim bahwa ada kereta bawah tanah yang penuh dengan harta karun, terkubur di terowongan yang runtuh di suatu tempat di Polandia, kemungkinan besar di dekat kota Wroclaw. Namun, menurut laporan BBC, tidak ada yang bisa membuktikan secara pasti keberadaan atau lokasi kereta emas Nazi, menjadikan kisahnya tetap kuat sebagai misteri.

Smithsonian Magazine melaporkan bahwa Ruang Amber adalah sebuah ruangan yang berada di Istana Katarina, sebuah istana kerajaan di Pushkin, Rusia. Sebelumnya, ruangan itu berada di Rumah Musim Dingin St. Petersburg dan sebelum itu, Istana Charlottenburg di Prusia.

Itu adalah hadiah dari Raja Prusia Frederick William I kepada Peter the Great pada tahun 1716, setelah kerajaan Rusia mengunjungi tempat Frederick William dan mengagumi ruangan yang megah itu. Ruang Amber dibangun dari berton-ton panel amber yang dilapisi dengan emas.

Tentara Nazi pernah memasuki ruangan itu pada tahun 1941, tetapi panel emasnya tidak terlihat karena ditutupi dengan wallpaper, tapi Jerman mengetahuinya. Hanya dalam beberapa hari, mereka mengirimkan panel amber ke Königsberg, Jerman (sekarang Kaliningrad, Rusia). Di sinilah jejaknya menghilang.

Dikutip dari laman The Guardian, Ruang Amber yang dibongkar, terakhir kali terlihat di Königsberg sebelum akhirnya menghilang dari catatan. Beberapa menduga bahwa ia berada di dasar Laut Baltik, setelah sebuah kapal uap ditenggelamkan di dekat sana pada tahun 1945.

Ada yang mengira bahwa panel-panel itu hancur dalam serangan udara atau mungkin masih disembunyikan di tempat penyimpanan yang terlupakan. Pengrajin Rusia akhirnya menciptakan kembali ruangan di Istana Katarina dengan bahan-bahan modern.

Salah satu harta karun Perang Dunia II adalah fosil manusia Peking. Dilansir laman New Scientist, ini terdiri dari 200 fosil Homo erectus, nenek moyang manusia purba. Mereka digali di gua Zhoukoudian China selama tahun 1920-an dan 1930-an.

Saat Perang Dunia II, pasukan Jepang menghentikan penggalian tersebut, China mengemasi fosil-fosil itu dan mengirimkannya ke Amerika Serikat. Namun, manusia Peking tidak pernah tiba di AS, kapal Marinir AS yang seharusnya mengangkut mereka ke Amerika, menghilang. 

Kini, lebih dari 75 tahun setelah berakhirnya perang, lokasi fosil manusia Peking masih menjadi misteri. Ada kemungkinan bahwa dua peti berisi fosil terkubur di pangkalan Marinir, lapor Smithsonian Magazine, meskipun belum ada yang menggali daerah di mana pangkalan itu pernah berdiri, karena berada di bawah tempat parkir beraspal.

Menjelang akhir perang dan setelahnya, banyak Nazi dan fasis meninggalkan Eropa untuk menghindari hukuman pemenjaraan, eksekusi, dan hukuman lain yang menghadang. Beberapa intelektual tingkat tinggi, seperti ilmuwan roket Nazi Werner von Braun, diam-diam diangkut ke Amerika Serikat melalui Operation Paperclip, yang merelokasi sekitar 1.600 ilmuwan Jerman dan anggota keluarga mereka.

Bahkan banyak Nazi yang menghilang di Eropa, tetapi muncul kembali di Amerika Selatan bertahun-tahun kemudian. Adolf Eichmann ditangkap oleh Mossad, badan intelijen Israel, di Argentina pada tahun 1960, History melaporkan. Bagaimana mungkin beberapa penjahat ini bisa menghindari penangkapan begitu lama, dengan beberapa diantaranya lolos dari hukuman?

Jaringan pelarian yang digunakan oleh Nazi akhirnya terungkap, yang dikenal sebagai "ratlines". Walau begitu, masih belum jelas siapa yang terlibat, bagaimana ratlines itu dijalankan, dan seberapa banyak orang yang terlibat.

Dikutip laman DW, ada kemungkinan pejabat Vatikan membantu penjahat Jerman ini melarikan diri. Argentina terbukti menjadi salah satu tujuan paling populer bagi penjahat Nazi. Akan tetapi, keterlibatan Paus Pius XII masih menjadi misteri.

Mungkinkah misteri ini memang tak akan pernah terpecahkan? Semoga dengan bantuan teknologi dan penyusuran dokumen, semuanya bisa terungkap segera, ya!