Mengenal Cryptorchidism, Kegagalan Turunnya Testis pada Kucing
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Testis adalah organ reproduksi yang sangat penting pada hewan jantan, termasuk kucing. Organ ini memiliki berbagai peran yang berfungsi untuk menunjang kelangsungan proses reproduksi dan aktivitas hormonal lainnya.
Namun, terkadang testis tidak turun ke dalam kantong pembungkusnya dan tetap tinggal di rongga perut atau disebut dengan cryptorchidism. Kejadian ini meskipun tidak membuat kucing penderita merasa sakit, tetapi dapat menimbulkan masalah kesehatan jika dibiarkan saja.
Supaya cat owner lebih memahami tentang cryptorchidism, yuk, simak penjelasan-penjelasan berikut!
1. Apakah yang disebut dengan cryptorchidism?
Brito, dkk.,2018 dalam jurnal Rev.MVZ Córdoba mendefinisikan testis sebagai organ seksual jantan primer yang berfungsi untuk memproduksi sperma dan hormon seksual. Namun, kucing jantan terkadang mengalami kejadian yang disebut cryptorchidism.
Dilansir VCA Hospitals, cryptorchidism adalah kejadian salah satu atau kedua testis tidak dapat turun ke skrotum atau kantong testis. Pada kucing, testis biasanya akan mulai turun ke skrotum saat mereka berumur sekitar 2 bulan. Kucing dikatakan menderita cryptorchidism jika pada usia 2 hingga 4 bulan testis tidak teraba di kantong skrotum.
2. Faktor-faktor penyebab cryptorchidism
Penyebab terjadinya cryptorchidism belum jelas diketahui, tetapi ada dugaan bahwa hal ini dipicu oleh faktor keturunan. Kasus ini lebih sering dijumpai pada kucing ras murni seperti Persia dan Himalaya daripada kucing jenis lain.
PetMD menambahkan, yang dimaksud dengan faktor keturunan tersebut lebih mengarah pada kemungkinan adanya kaitan dengan malformasi saat kucing masih berada dalam kandungan induk. Meskipun begitu, kejadian cryptorchidism ini hanya ditemui pada kurang dari dua persen populasi kucing jantan.
Baca Juga: 5 Perlakuan Manusia pada Kucing yang Sering Dibenci Kucing, Yuk Sadar!
3. Gejala kucing yang mengalami cryptorchidism
Editor’s picks
Dilansir VCA Hospitals dan PetMD, gejala umum kucing yang mengalami cryptorchidism biasanya berkaitan dengan perilaku penandaan wilayah atau spraying, aroma khas, dan agresivitas. Namun, pada awal kejadian, mereka umumnya tidak menampakkan gejala.
Rasa sakit biasanya baru akan muncul jika testis yang tertinggal di dalam rongga perut mengalami komplikasi. Contohnya, torsi dan perkembangan yang mengarah ke kanker.
4. Cara mengetahui cryptorchidism pada kucing kesayangan
Kucing dapat mengalami kondisi ini secara unilateral atau bilateral. Pada kasus unilateral cryptorchidism, hanya terdapat satu testis pada skrotum, sedangkan pada bilateral cryptorchidism, kantong skrotum benar-benar kosong.
Dokter hewan dapat membantu mendiagnosis kondisi ini dengan lebih teliti. Jika diperlukan, pemeriksaan seperti ultrasonografi dan radiologi dapat dilakukan untuk mengetahui lokasi akurat testis dalam rongga perut.
5. Sterilisasi sebagai terapi cryptorchidism
Berdasarkan laporan dari VCA Hospitals, terapi terbaik untuk kasus cryptorchidism pada kucing adalah dengan melakukan operasi sterilisasi atau pengambilan testis. Sterilisasi dapat memberikan manfaat seperti memutus mata rantai generasi yang cacat genetik dan mencegah perkembangan kanker pada testis yang tertinggal.
Jika cat owner memiliki kucing yang mengalami cryptorchidism, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter hewan. Semakin cepat ditangani, maka semakin besar kesempatan kucing kesayangan untuk tetap hidup sehat.
Cryptorchidism memang tidak menyebabkan rasa sakit pada kucing penderitanya. Namun, jangan lengah dan menyepelekan kejadian ini karena tetap berpotensi menimbulkan masalah kesehatan di kemudian hari jika tidak segera ditangani.
Baca Juga: 7 Tips agar Kucing Mau Minum Air yang Cukup, Cat Lovers Catat, yuk!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.