Jadi Polemik di Debat, Apa Itu Lithium Ferro Phosphate (LFP)?

Bisa digunakan sebagai baterai cadangan

Calon wakil presiden nomor urut dua, Gibran Rakabuming Raka, sempat melontarkan pertanyaan terkait Lithium Ferro Phosphate (LFP) kepada cawapres urut dua, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

Wali Kota Solo tersebut menjelaskan, LFP merupakan sumber daya alternatif dari nikel yang saat ini ditawarkan oleh China. Lantas, apa sebenarnya Lithium Ferro Phosphate (LFP)?

1. Apa itu Lithium Ferro Phosphate (LFP)?

Jadi Polemik di Debat, Apa Itu Lithium Ferro Phosphate (LFP)?ilustrasi baterai (unsplash.com/Roberto Sorin)

Dilansir laman Ecoflow, Lithium Ferro Phosphate (LFP) merupakan subtipe lanjutan dari baterai Lithium Ion yang biasa digunakan dalam baterai cadangan dan aplikasi Kendaraan Listrik (EV). Logam ini sangat umum digunakan di bidang energi surya.

Semua jenis baterai Li-ion, termasuk Lithium Iron Phosphate dan Lithium Cobalt Oxide, menawarkan peningkatan besar dibandingkan opsi timbal-asam tradisional. Mereka dinilai ringan, hemat energi, dan hampir tidak memerlukan perawatan.

Karakteristik ini menjadikan LFP pilihan ideal untuk generator seluruh rumah dan solusi daya cadangan. Teknologi LFP pertama kali muncul pada tahun 1996, menggantikan teknologi baterai lainnya karena keunggulan teknis dan tingkat keamanannya yang sangat tinggi.

2. Kelebihan LFP

Masa pakai LFP yang lama dan kemungkinan untuk deep cycle, memungkinkan penggunaan LiFePO4 dalam aplikasi penyimpanan energi. Dilansir laman PowerTech, keuntungan utama dari Lithium Iron Phosphate termasuk:

  • Teknologi yang sangat aman dan terjamin. 
  • Toksisitas sangat rendah terhadap lingkungan (penggunaan besi, grafit dan fosfat).
  • Kehidupan kalender lebih dari 10 tahun.
  • Siklus hidup mulai dari 2000 kali siklus hingga beberapa ribu. 
  • Kisaran suhu operasional hingga 70°C.
  • Kemudahan daur ulang. 

3. Kekurangan LFP

Jadi Polemik di Debat, Apa Itu Lithium Ferro Phosphate (LFP)?ilustrasi baterai (pexels.com/Julia Avamotive)

Namun, LFP juga memiliki beberapa kekurangan, ini termasuk:

  • Biaya Awal Lebih Tinggi
    LFP memiliki biaya awal lebih tinggi dibandingkan baterai timbal-asam dan baterai Lithium Ion yang kurang canggih. Meskipun demikian, masa pakainya jauh lebih lama dibandingkan teknologi baterai lainnya, sehingga penggantiannya lebih jarang.
  • Efisiensi lebih rendah pada suhu ekstrim
    Jika digunakan pada suhu ekstrem (di bawah titik beku atau panas tinggi), kinerja LFP mungkin mulai menurun. Namun, hal ini juga berlaku untuk semua baterai.
  • Tegangan lebih rendah
    LFP memiliki tegangan nominal lebih rendah (biasanya 3,2V per sel) dibandingkan bahan kimia baterai Li-ion lainnya. Itu artinya, baterai memerlukan lebih banyak sel untuk mencapai voltase yang sama seperti baterai lainnya, menjadikannya lebih rumit untuk dirancang dan diproduksi.

Aplikasi LFP telah banyak digunakan dalam berbagai sektor industri. Berikut beberapa contoh penggunaan baterai LFP dalam beberapa produk. 

Baca Juga: NASA Deteksi Sinyal Misterius dari Luar Galaksi Kita

4. Penggunaan LFP pada sistem penyimpanan tenaga surya dan energi

Jadi Polemik di Debat, Apa Itu Lithium Ferro Phosphate (LFP)?ilustrasi panel surya (Pixabay/Leopictures)

Baterai LFP terkenal digunakan dalam sistem penyimpanan energi surya modern. Seiring dengan turunnya harga teknologi baterai berbasis lithium, mereka hampir sepenuhnya menggantikan baterai timbal-asam untuk aplikasi ini.

Pembangkit listrik portabel merupakan contoh sistem penyimpanan energi yang memanfaatkan LFP. Mereka biasanya ringan, berumur panjang, dan aman dioperasikan di dalam ruangan.

Banyak merek sudah menyediakan sistem baterai plug-and-play terintegrasi dengan kabel yang juga menggunakan LFP. Produk ini cocok untuk pembangunan off-grid di RV, van, berkemah, dan rumah kecil.

Sistem penyimpanan yang lebih kecil juga dapat menggunakan LFP. Beberapa produk yang lebih kecil menawarkan daya ringan saat bepergian yang tidak akan memberatkan kamu.

5. Penggunaan LFP pada sistem Catu Daya Tak Terputus

Jadi Polemik di Debat, Apa Itu Lithium Ferro Phosphate (LFP)?ilustrasi sistem Catu Daya Tak Terputus (unsplash.com/ israel palacio)

Sistem Catu Daya Tak Terputus atau Uninterruptible Power Supply system (UPS) merupakan perangkat listrik yang menyediakan daya darurat ke perangkat penting ketika jaringan listrik mati.

Aplikasi utama sistem UPS adalah untuk melindungi peralatan seperti komputer, server, dan sistem penting lainnya dari pemadaman listrik, lonjakan arus, dan gangguan listrik lainnya.

Baterai LFP semakin populer di sistem UPS karena kepadatan energinya yang tinggi, masa pakai yang lebih lama, dan fitur keselamatan.

Dibandingkan dengan baterai timbal-asam tradisional dalam sistem UPS, baterai LFP dinilai lebih efisien. Ini karena mereka menyediakan pasokan daya yang lebih stabil dengan kebutuhan perawatan yang lebih sedikit.

6. Penggunaan LFP pada kendaraan listrik (EV)

Jadi Polemik di Debat, Apa Itu Lithium Ferro Phosphate (LFP)?ilustrasi mobil listrik (pexels.com/Kindel Media)

Baterai LFP semakin populer di kendaraan listrik (EV). Mereka ideal untuk sistem kendaraan listrik karena alasan yang sama seperti sistem tenaga lainnya, yaitu umur yang panjang, kepadatan energi tinggi, dan keamanan.

Pada kendaraan listrik, baterai LFP biasanya menjadi sumber tenaga utama, menyediakan energi ke motor listrik yang menggerakkan kendaraan. Baterai biasanya disusun dalam satu kemasan untuk mensuplai tegangan dan kapasitas yang dibutuhkan.

Ukuran dan jumlah baterai bervariasi tergantung pada kebutuhan spesifik kendaraan, seperti jangkauan dan keluaran daya. Salah satu merek terkenal yang sudah menggunakan LFP adalah kendaraan listrik dari Tesla.

 

Itu lah informasi mengenai Lithium Ferro Phosphate atau LFP. Ini merupakan jenis baterai yang sering digunakan dalam sistem energi cadangan dan kendaraan listrik. 

Baca Juga: NASA Deteksi Sinyal Misterius dari Luar Galaksi Kita

Topik:

  • Achmad Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya