5 Fakta Menarik Sejarah Vaksin, Sudah Ada Sejak Lama

Sudah ada sejak tahun 1700an

Vaksin adalah produk biologis yang memberikan kekebalan aktif terhadap patogen penyebab penyakit tertentu.

Vaksin umumnya mengandung agen yang menyerupai mikroorganisme yang dilemahkan sehingga tubuh bisa membuat antibodi terhadap mikroorganisme tersebut. Proses memasukkan agen infeksi ke dalam tubuh juga disebut dengan inokulasi. 

Dari sisi sejarah, vaksin telah melalui perjalanan yang cukup panjang. Eksperimen pertama terjadi sekitar tahun 1700an. Melansir laman Mental Floss, berikut 5 fakta menarik vaksin dari sisi sejarah. 

1. Lady Mary Wortley Montagu membantu menyebarkan inokulasi ke Inggris

5 Fakta Menarik Sejarah Vaksin, Sudah Ada Sejak Lamailustrasi Lady Mary Wortley Montagu (commons.wikimedia.org/Charles Jervas)

Dokter Inggris, Edward Jenner, umumnya diketahui sebagai bapak vaksinasi. Akan tetapi, apakah kamu tahu bahwa ada orang lain yang memperkenalkan inokulasi ke Inggris beberapa dekade sebelumnya?

Orang tersebut adalah Lady Mary Wortley Montagu, seorang penyair dan penulis esai yang menikah dengan duta besar Inggris untuk kekaisaran Ottoman. Dalam sebuah surat, ia menggambarkan para wanita di Konstantinopel pada tahun 1716 melakukan proses inokulasi.

Menurut penjelasannya, proses pada waktu itu menggunakan luka kecil di lengan atau kaki pasien. Ia menuliskan bahwa tidak ada yang meninggal dari prosedur tersebut dan para pasien menjadi kebal terhadap penyakit.

2. Edward Jenner menggunakan sebuah virus untuk terlindung dari virus yang lain

5 Fakta Menarik Sejarah Vaksin, Sudah Ada Sejak Lamailustrasi sapi (unsplash.com/Screenroad)

Inokulasi memiliki beberapa kelemahan. Salah satunya adalah pasien yang baru disuntik dapat menularkan penyakit yang mereka alami saat mereka mulai pulih dari kasus ringan yang mereka alami.

Terobosan besar hadir saat Edward Jenner menggunakan virus yang kurang mematikan untuk mengobati kasus yang lebih parah. Di tahun 1796, ia menyuntikkan nanah dari pasien yang terinfeksi cacar sapi kepada seorang anak laki-laki bernama James Phipps.

Saat James Phipps pulih dari penyakitnya, ia tidak terinfeksi saat disuntikkan dengan agen penyebab cacar. Prosedur menggunakan virus ini akhirnya dikenal sebagai "vaksinasi". Istilah ini diambil dari kata latin vacca yang berarti sapi. 

3. Hubungan sapi dan vaksinasi menyebabkan konspirasi

5 Fakta Menarik Sejarah Vaksin, Sudah Ada Sejak Lamailustrasi konspirasi vaksin di abad ke-18 (commons.wikimedia.org/James Gillray)

Pada abad ke-18, keterkaitan sapi dan vaksinasi menimbulkan berbagai persepsi yang salah. Banyak yang mencurigai beberapa pengobatan datang dari sapi dan banyak yang sengaja mendapatkan penyakit tertentu demi mencegah penyakit lain.

Seorang anti-vaxxer terkenal dalam sejarah bernama Benjamin Moseley bahkan memperingatkan orang-orang bahwa vaksinasi dapat menyebabkan "quadrupedan sympathy". Dengan kata lain, ia berpendapat bahwa orang yang divaksin bisa tertarik kepada sapi. 

Ilustrator James Gillray menangkap histeria tersebut melalui lukisan yang menggambarkan sapi mini berubah bentuk dari tubuh manusia. 

Baca Juga: 12 Fakta Unik tentang Seks pada Hewan, Aneh dan Mengejutkan

4. Louis Pasteur menggunakan antraks untuk menciptakan vaksin

5 Fakta Menarik Sejarah Vaksin, Sudah Ada Sejak Lamailustrasi virus (unsplash.com/CDC)

Penyakit cacar mendapat banyak perhatian karena sangat mematikan. Akan tetapi, itu bukan satu-satunya penyakit virus yang membuat para ilmuwan berlomba untuk membuat vaksin. Seorang ahli kimia bernama Louis Pasteur menemukan bahwa bakteri akan kehilangan virulensinya dari waktu ke waktu.

Dalam eksperimen penting pada tahun 1881, ia memvaksinasi sekelompok ternak dengan vaksin antraks yang dilemahkan. Sekitar dua minggu kemudian, ia memberikan antraks hidup kepada semua hewan ternak. Dalam beberapa hari, domba dan kambing yang tidak divaksin mati, sedangkan yang divaksinasi tetap sehat.

5. Vaksin mRNA merupakan terobosan medis yang masih baru

5 Fakta Menarik Sejarah Vaksin, Sudah Ada Sejak Lamailustrasi vaksin COVID-19 (unsplash.com/Daniel Schludi)

Vaksin COVID-19 dari Pfizer dan Moderna adalah vaksin mRNA. Vaksin mRNA tidak mengandung virus COVID-19, baik itu hidup atau mati. Sebagai gantinya, vaksin tersebut berisi molekul yang disebut "messenger RNA".

Molekul tersebut akan memberi tahu sel tubuh untuk mulai membuat protein yang ditemukan pada virus COVID-19. Kemudian, sistem kekebalan tubuh akan membuat protein terhadap protein tersebut. Setelah protein dibuat, sel tubuh akan memecah mRNA vaksin.

 

Proses inokulasi dan vaksinasi telah melalui perjalanan yang panjang. Dari waktu ke waktu, para ilmuwan telah melakukan berbagai pengembangan untuk memaksimalkan kinerja vaksin. Penemuan vaksin tentunya memiliki kontribusi yang besar dalam dunia sains dan kesehatan.

Baca Juga: 10 Artefak Misterius, Menimbulkan Banyak Pertanyaan 

Topik:

  • Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya