Miliaran Kepiting Salju Menghilang dari Alaska, Ini Penyebabnya!

Perubahan iklim jadi faktor terbesar

Miliaran kepiting salju telah menghilang dari lautan di sekitar Alaska dalam beberapa tahun terakhir. Para ilmuwan kini mengetahui alasannya, yaitu suhu laut yang lebih hangat kemungkinan besar menyebabkan mereka mati kelaparan.

Temuan ini muncul beberapa hari setelah Departemen Perikanan dan Permainan Alaska mengumumkan musim panen kepiting salju yang dibatalkan untuk tahun kedua secara berturut-turut. Alasannya, banyak jumlah kepiting yang hilang dari perairan Laut Bering yang biasanya sangat dingin. 

Informasi tersebut diterbitkan dalam jurnal Science oleh para ilmuwan di National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). Mereka menemukan hubungan yang signifikan antara gelombang panas laut di Laut Bering bagian timur dan hilangnya kepiting salju secara tiba-tiba.

Peneliti menghubungkan data kepiting dan gelombang panas

Miliaran Kepiting Salju Menghilang dari Alaska, Ini Penyebabnya!ilustrasi Antartika (unsplash.com/Paul Carroll)

Kehilangan kepiting salju secara mendadak ini ditemukan dalam survei pada tahun 2021. para ilmuwan menganalisis apa yang bisa memicu hilangnya kepiting salju mulai tahun 2020 dan mengelompokkannya menjadi dua kategori, yaitu kepiting salju berpindah atau mati.

Para ilmuwan melakukan penelitian ke arah Utara Laut Bering, arah Barat menuju perairan Rusia, hingga ke perairan yang lebih dalam. Mereka kemudian menghubungkan data yang didapatkan dengan gelombang panas laut di Laut Bering bagian timur selama tahun 2018 dan 2019.

Tidak hanya itu, peneliti juga melihat kebutuhan kalori yang dihitung, distribusi spasial, dan kondisi tubuh kepiting dalam suhu tertentu. 

Kepiting yang kelaparan jadi penyebab kematian

Miliaran Kepiting Salju Menghilang dari Alaska, Ini Penyebabnya!ilustrasi kepiting (unsplash.com/Amy Perez)

Setelah analisis dilakukan, mereka menemukan bahwa suhu yang lebih hangat dan kepadatan populasi secara signifikan berkaitan dengan tingkat kematian yang lebih tinggi pada kepiting dewasa. Alasan di balik peristiwa kematian ini adalah kepiting yang lebih lapar.

Kepiting salju merupakan spesies perairan dingin dan banyak ditemukan di daerah dengan suhu air di bawah 2 derajat Celcius. Air laut yang lebih hangat kemungkinan besar akan merusak metabolisme kepiting dan meningkatkan kebutuhan kalori mereka.

Menurut studi tersebut, jumlah energi yang dibutuhkan kepiting dari makanan pada tahun 2018 – tahun pertama dari dua tahun gelombang panas laut di wilayah tersebut – mungkin meningkat empat kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.

Namun, karena panas yang mengganggu sebagian besar rantai makanan di Laut Bering, kepiting salju kesulitan mencari makanan dan tidak mampu memenuhi kebutuhan kalori.

Baca Juga: NASA Siapkan 5 Eksperimen untuk Gerhana Matahari Total 2024

Topik:

  • Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya