Riset: Cinta Sejati Lebih Membahagiakan dari Naik Gaji

Hidup penuh cinta meski tak kaya bisa, loh...

Jane Austen, novelis kenamaan asal Inggris, pernah menulis bahwa memiliki pasangan yang baik adalah hak setiap orang. Tulisan-tulisan romantis khas Austen telah dipublikasikan bertahun-tahun lalu dan bisa dibilang, telah terbukti hingga hari ini.

Pasalnya, menemukan cinta sejati dan pasangan yang tepat adalah hal yang membahagiakan, lebih daripada bahagia atas kenaikan gaji. Bagaimana penjelasan ilmiahnya? Simak selengkapnya di sini!

1. Menurut para peneliti, menemukan cinta sejati adalah kunci hidup bahagia

Riset: Cinta Sejati Lebih Membahagiakan dari Naik Gajiverygood.la

Studi dilakukan oleh para peneliti dari London School of Economics terhadap 200 ribu orang dari berbagai latar belakang negara, usia, pekerjaan dan pendapatan. Para peneliti ingin melihat faktor apa sih yang membuat manusia merasa bahagia seutuhnya.

Hasil penelitian menemukan, naik gaji dua kali lipat meningkatkan kebahagiaan pada angka di bawah 0,2 poin dari skala 1 sampai 10. Sementara itu, memiliki pasangan dan menemukan cinta sejati di dalam suatu hubungan, meningkatkan kebahagiaan hingga 0,6 poin. "Orang-orang menginginkan perasaan dibutuhkan oleh orang lain dan memiliki hubungan yang bermakna," ujar para peneliti.

Baca Juga: Ini 5 Tips Ilmiah untuk Tahu Berapa Lama Tidur yang Kamu Butuhkan

2. Kehilangan pasangan menjadi faktor yang membuat hidup seseorang jatuh dan lemah

Riset: Cinta Sejati Lebih Membahagiakan dari Naik Gajipexels.com

Sebaliknya, kehilangan pasangan punya dampak yang begitu besar dalam hidup seseorang. Berbanding lurus dengan faktor penentu kebahagiaan, kehilangan pasangan punya dampak yang begitu besar dalam kebahagiaan seseorang.

Sama dengan dampak saat seseorang kehilangan pekerjaannya. Perasaan lemah dan tidak mampu menghadapi hidup, membayangi kedua alasan ini.

3. Kebahagiaan sangat dipengaruhi oleh etos masyarakat sekitar

Riset: Cinta Sejati Lebih Membahagiakan dari Naik Gajipexels.com

Richard Layard, penulis laporan tersebut mengatakan, "Bukti menunjukkan bahwa yang paling penting dalam kebahagiaan dan kesengsaraan hidup adalah yang berhubungan dengan jalinan sosial, kesehatan mental dan fisik."

Kebahagiaan, secara umum sangat dipengaruhi oleh etos masyarakat yang mempengaruhi semua orang di dalamnya. Misalnya, kebahagiaan yang tinggi dalam suatu masyarakat adalah di mana orang-orang saling percaya dan memberikan kebebasan pada hidup masing-masing orang. Keduanya sangatlah berkaitan, karena tidak ada kebahagiaan dalam sebuah negara yang totaliter.

Penelitian ini seolah ingin membukakan mata masyarakat modern, bahwa saat ini kebutuhan telah bergeser. Kalau dulunya sebuah negara dikatakan sukses saat berhasil mengentaskan kemiskinan, saat ini negara dan masyarakatnya mampu menciptakan kesejahteraan, bukan sekadar kekayaan. Bagaimana menurutmu?

Baca Juga: Pertemanan Bisa Lebih Penting daripada Keluarga Seiring Kita Menua

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya