Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
default-image.png
Default Image IDN

Jakarta, IDN Times - Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali, menjelaskan ada 13 masalah utama dalam olahraga nasional. Masalah ini harus segera diatasi demi mendongkrak prestasi olahraga nasional.

"Paling tidak, ada 13 permasalahan yang kami petakan," ujar Zainudin dalam paparannya hari ini, Rabu (24/3/2021).

Skema pemecahan masalah itu, sudah dijabarkan dalam desain besar megaproyek olahraga nasional, menuju Olimpiade 2032. Perlu dipetakan, dijelaskan Zainudin, agar penanganannya tepat.

1. Pembinaan usia dini dan manajemen kompetisi masih di bawah standar

Default Image IDN

Kurangnya partisipasi dan sadar akan kebugaran jasmani di masyarakat yang masih rendah, dianggap menjadi salah satu permasalahan olahraga Indonesia. Belum lagi, masalah sarana dan prasarana olahraga yang masih dinilai terbatas dan belum memenuhi standar.

Permasalahan lain adalah pembinaan usia dini dalam olahraga prestasi yang dirasa belum dikembangkan secara sistematis. Termasuk, manajemen kompetisi yang belum berjenjang di dalam olahraga nasional.

"Sistem pembinaan olahraga prestasi Indonesia belum dikembangkan dan dilakukan secara sistematis, berjenjang, dan berkelanjutan," ujar Zainudin.

2. Penerapan sport science belum maksimal

Pexels/pixabay

Masalah lain di olahraga nasional Indonesia, menurut Zainudin, ada di sektor sport science. Selama ini, frasa sport science masih begitu terbatas diterapkan oleh pemangku kepentingan olahraga nasional.

Sering disebut, tapi penerapannya kerap salah. Artinya, sport science di Indonesia belum terlalu dimaksimalkan dalam mendongkrak prestasi olahraga.

"Padahal, kalau mau berprestasi seperti negara-negara lain, sport science sudah menjadi faktor utama," ujar Menpora.

Tenaga keolahragaan di Indonesia pun dianggap belum memenuhi standar baik secara kuantitas dan kualitas. Belum lagi, persepsi olahraga yang masih dianggap bukan investasi terbaik di Indonesia, karena manajemennya belum memenuhi kriteria profesional.

3. Banyak millenial dan Gen Z yang menghindari profesi atlet

Default Image IDN

Profesi atlet juga dianggap belum menjanjikan oleh kaum millenial dan Gen Z. Kekhawatiran akan jaminan masa depan, jadi masalah utamanya.

Karena usia karier yang pendek, atlet tentunya harus pintar dalam berinvestasi. Inilah yang jadi PR terbesar bagi olahraga nasional.

"Olahragawan belum menjadi pilihan dan tidak ada jaminan masa depan purna prestasi," jelas Zainudin.

Perlu ada terobosan yang mutakhir demi meningkatkan kualitas atlet Indonesia demi menghadapi masa pensiunnya. Perlu ada pendidikan khusus bagi atlet di Sekolah Keolahragaan atau umum, agar mereka bisa memiliki masa depan yang cerah.

Editorial Team