Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
twitter.com/Bolanet
twitter.com/Bolanet

Klub kaya Prancis, Paris Saint-Germain, resmi mengumumkan mantan pelatih Borussia Dortmund, Thomas Tuchel, sebagai pelatih baru mereka. Melalui pengumuman di laman resmi klub, PSG menerangkan bahwa Tuchel telah sepakat menandatangani kontrak berdurasai dua tahun.

Pelatih berkebangsaan Jerman berusia 44 tahun ini ditunjuk menggantikan Unay Emery. Sebelumnya PSG dan Emery memutuskan untuk tak melanjutkan kerja sama mereka.

Pelatih asal Spanyol itu dinilai gagal mengangkat prestasi klub di Eropa, kendati tim sudah diperkuat pemain top berharga mahal seperti Neymar dan Kylian Mbappe.

Siapa Thomas Tuchel? Berikut beberapa hal penting dari rekam jejak karier pria kelahiran 29 Agustus 1973 ini?

1. Kariernya sebagai pemain kurang bersinar, pensiun dini di usia 25 tahun

en.as.com/en

Lahir di kota kecil, Krumbach, Tuchel mengawali perkenalan dengan sepak bola di klub lokal, TSV Krumbach junior sebelum pindah ke akademi FC Augsburg pada tahun 1988. Sempat dipromosikan ke tim senior di usia 19 tahun, tetapi dia tidak pernah mendapatkan kesempatan bermain.

Di tahun 1992, Tuchel yang bermain sebagai pemain bertahan, lantas "disekolahkan" ke tim Bundesliga 2 (divisi II), Stuttgart Kickers.

Di tim ini, Tuchel tampil tidak mengesankan dan hanya bermain 8 kali di musim 1992-93. Penampilannya tak kunjung membaik di musim 1993/94 sehingga dicopot dari tim utama Kickers. Dia lalu bermain untuk tim Divisi III, Regionalliga Sud.

Di sini, dia baru 'dihargai' pemain dengan tampil dalam 69 pertandingan selama empat musim sebagai bek tengah. Namun, cedera lutut parah yang terjadi di awal tahun 1998 memaksanya pensiun dini sebagai pemain ketika usianya baru 25 tahun, seperti dikutip dari Transfermarkt.com.

 

2. Mengawali karier kepelatihan seperti Zinedine Zidane

www.fourfourtwo.com

Jejak karier kepelatihan Tuchel hampir sama dengan pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane. Dia tidak langsung melatih tim senior.

Seperti Zidane yang mengawali karier kepelatihan di Real Madrid B, Tuchel juga mengawali perannya sebagai pelatih di tahun 2000 dengan menjadi pelatih kepala tim U-19 di klub elit Jerman, VfB Stuttgart. 

Di tahun 20015, karena dinilai bagus dalam memajukan tim muda, Tuchel direkrut FC Augsburg II sebagai koordinattor tim muda. Dua tahun di posisi ini, dia lalu direkrut menangani tim senior. baru di tahun 2009, Tuchel menangani klub Bundesliga, Mainz 05 yang tahun itu baru promosi dari Bundesliga 1.

Kariernya semakin melejit kala ditunjuk menggantikan Juergen Klopp di Borussia Dortmund di tahun 2015. Dua tahun melatih Dortmund, Tuchel meraih satu trofi DFB Pokal.

3. Punya kelebihan seperti Arsene Wenger dalam hal mengembangkan potensi pemain muda

liverpoolfc.com

Sebelum direkrut PSG, nama Tuchel sempat disebut-sebut sebagai pengganti Arsene Wenger di Arsenal. Ketertarikan Arsenal itu didasari kelebihan Tuchel yang mirip Wenger. Yakni, piawai mengorbitkan pemain muda ke tim senior.

Situs DW.com menyebut Tuchel pandai membuat pemainnya termotivasi untuk mengeluarkan potensi terbaiknya.

Kelebihan ini agaknya yang menjadi salah satu alasan PSG merekrut Tuchel. Selama bersentuhan dengan tim muda, Tuchel dikenal piawai menghasilkan pemain-pemain muda. Dialah yang menemukan bakat Mario Gomez dan Holger Badstuber--dua pemain Timnas Jerman--ketika di tim VfB Stuttgart U-19.

Tuchel juga yang mengendus bakat Andre Schurlee (Mantan pemain Chelsea) dan Adam Szalai (Pemain Timnas Hungaria) saat menangani Mainz 05. Termasuk kiper utama Liverpool saat ini, Loris Karius yang juga hasil didikannya di Mainz 05.

Dengan kelebihan Tuchel ini, PSG ke depannya sangat mungkin bisa menjadi tim yang tidak lagi boros belanja pemain karena pemain-pemain muda mereka bakal diorbitkan sebagai pemain bintang.

4. Pelatih yang memiliki filosofi menyerang

sportbild.bild.de

Tuchel dikenal sebagai pelatih dengan filosofi sepak bola ofensif alias menyerang. Di awal melatih Dortmund di musim 2015/16, Tuchel seringkali memakai formasi menyerang, 4-2-3-1, 4-3-3, 3-4-3 dan meraih 11 kemenangan beruntun di awal kompetisi.

Namun, strategi menyerang itu gagal membuahkan trofi. Selain hanya jadi runner up Bundesliga, Dortmund juga kalah adu penalti di final DFB Pokal dari Bayern Munchen. Baru di musim 2016/17, Tuchel membawa Dortmund juara DFB Pokal yang menjadi trofi pertamanya sebagai pelatih. Satu kreasi Tuchel adalah striker Pierre Emerick Aubameyang yang mencetak 56 gol dalam 63 penampilan.

Nah, filosofi menyerang ini yang pada akhirnya membuat Presiden PSG, Nasser al-Khelaifi menjatuhkan pilihan kepada Tuchel dibanding beberapa kandidat lainnya seperti Antonio Conte. 

"Thomas merupakan salah satu pelatih paling kompetitif di Eropa saat ini. Dia akan membawa klub ini ke posisis tertinggi dalam beberapa tahun ke depan," ujar Nasser Al-Khelaifi, dikutip dari Marca.com.

Bila ingin PSG sukses, Nasser al-Khelaifi wajib memberikan ruang bebas bagi Tuchel untuk meramu strategi dan memimpin pemain. Sebab, media Jerman menyebut Tuchel sangat anti "disetir" manajemen. Alasan itu yang membuatnya enggan menerima pinangan Bayern Munchen.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team