4 Momen Johann Zarco Naik Podium di Sirkuit Le Mans, Warlok Kebanggaan

Sirkuit Le Mans rutin menggelar MotoGP sejak musim 2000. Lintasan sepanjang 4,18 km ini jadi andalan Prancis untuk menghelat balapan motor paling bergengsi sejagat. Animo penontonnya pun luar biasa. Penonton pada musim 2025 bahkan mencapai lebih dari 300 ribu, terbanyak sepanjang sejarah Grand Prix.
Bagi pembalap asal Prancis, bisa merebut podium atau kemenangan homerace tentu suatu kebanggaan. Tak heran segala upaya mereka kerahkan agar finis terdepan di lintasan. Salah satunya Johann Zarco yang sering tampil kompetitif di kandang sendiri.
Zarco adalah pembalap Prancis yang berkarier di kelas premier mulai 2017. Sejak itu, warlok kelahiran Cannes tahun 1990 ini 4 kali naik podium di Sirkuit Le Mans dengan 3 motor berbeda. Pada setiap momennya, Zarco bersaing, bertahan, beruntung, lalu masuk parc ferme.
1. Podium perdana Zarco di kelas premier diraih di Sirkuit Le Mans musim 2017
Johann Zarco debut di MotoGP pada 2017 bareng tim Monster Yamaha Tech3. Sebagai juara dunia Moto2 ganda, Zarco punya kompetensi mumpuni di atas lintasan. Tak heran, ia sudah bisa naik podium meski berstatus rookie. Podium itu ia dapatkan di Sirkuit Le Mans.
Zarco memulai balapan dari urutan ke-3 di grid. Start dengan apik, Zarco langsung memimpin hingga enam lap berikutnya. Sayangnya, Zarco tak mampu bertahan dari serangan Maverick Vinales (Yamaha).
Dari urutan ke-2, Zarco sempat melorot lagi satu peringkat usai disalip Valentino Rossi (Yamaha). Namun, Rossi yang sempat memimpin balapan malah terjatuh setelah saling adu sikut dengan Vinales. Mewarisi posisi podium, Zarco bertahan hingga garis finis.
Zarco jadi runner-up di belakang Vinales dengan jarak 3,134 detik. Ia finis di depan Dani Pedrosa (Honda). Bagi Zarco, ini adalah podium pertamanya di kelas premier.
2. Zarco finis runner-up pada balapan flag-to-flag musim 2021
Lama tak menaiki podium di Sirkuit Le Mans, kesempatannya datang lagi pada musim 2021. Di balapan kandang tersebut, Zarco yang berseragam tim Pramac Ducati harus menghadapi balapan flag-to-flag. Itu merupakan flag-to-flag pertama setelah 4 tahun, terakhir kali terjadi pada 2017 di Sirkuit Brno.
Zarco tentu saja tak gentar. Start dari P5, Zarco sempat merosot ke barisan tengah. Ia harus ekstra waspada lantaran hujan turun pada lap tiga. Dengan kondisi lintasan yang basah, tak sedikit pembalap yang berjatuhan.
Lap demi lap, Zarco bisa merangsek ke barisan depan. Ia punya kecepatan untuk memburu posisi podium. Pada lap 15, ia berada di posisi tiga besar setelah menyalip Takaaki Nakagami (Honda). Tak puas, Zarco memburu kompatriotnya, Fabio Quartararo (Yamaha). Enam lap kemudian, The Flying Frenchman sukses menggeser El Diablo.
Zarco finis runner-up di belakang Jack Miller (Ducati) yang tampil lebih konsisten. Jarak keduanya mencapai 3,970 detik. Sementara itu, Quartararo menempati podium pamungkas.
3. Zarco merebut podium terakhir Sirkuit Le Mans musim 2023
Memasuki musim 2023, Johann Zarco kembali punya kans tampil apik di kandang sendiri. Namun, perlombaan di Sirkuit Le Mans tak pernah mudah. Ada delapan pembalap yang akhirnya tak finis balapan.
Zarco memulai balapan dari P9. Dengan konstan, ia menunggu saat tepat untuk menyalip ke depan. Pada lap enam, Zarco sudah berada di posisi lima besar. Sepuluh putaran berselang, ia bertengger di empat besar.
Pertarungan podium terjadi antara Marc Marquez dan Jorge Martin. Kedua penggeber Desmosedici itu sama-sama memburu posisi runner-up. Di depannya, Marco Bezzechi (Ducati) yang memimpin sudah tak terkejar dengan jarak mencapai 4 detik.
Nahas bagi Marquez, ia malah terjatuh pada tiga lap terakhir. Zarco pun mewarisi posisi tiga besar. Ia finis 0,539 detik di belakang Martin.
4. Johann Zarco jadi kampiun pada balapan dramatis musim 2025
MotoGP Prancis musim 2025 akan terekam sebagai salah satu perlombaan paling dramatis. Bagaimana tidak, jalannya balapan diwarnai cuaca yang tak menentu, banyak pergantian motor, banyak long lap penalty, dan banyak kecelakaan. Singkatnya, balapan berlangsung dengan kacau.
Beruntungnya Johann Zarco punya strategi matang sejak awal balapan. Dengan ban basah, rider tim LCR Honda itu selalu berada di lintasan. Ia percaya diri dan sama sekali tak mengganti motor seperti kebanyakan pembalap lain.
Meski sempat melorot ke barisan belakang, Zarco tetap kompetitif. Mulai lap delapan ia bahkan memimpin jalannya balapan dengan keunggulan hampir 8 detik. Dari situ Zarco makin tak terkejar. Di setiap lap, ia memperlebar margin jarak.
Zarco tak terpengaruh dengan banyak kecelakaan di belakangnya. Ada enam pembalap yang tak menuntaskan balapan, termasuk Fabio Quartararo yang sebelumnya rebut pole position. Saat menyentuh garis finis, Zarco menang dengan selisih hampir 20 detik dari Marc Marquez.
Dengan hasil itu, ia jadi pembalap Prancis pertama yang menang di seri Prancis sejak 1954. Ia juga jadi pembalap kelas premier asal Prancis pertama yang menang di Sirkuit Le Mans. Pada balapannya yang ke-150 itu, Zarco menulis ulang sejarah.
Menaiki podium di negeri sendiri selalu jadi momen membanggakan. Sebagai tuan rumah yang membuat lagu "La Marseillaise" berkumandang di podium Sirkuit Le Mans, Zarco tentu jadi warlok kebanggaan. Nama Zarco bakal abadi di sejarah balap motor Prancis.