5 Bintang Bundesliga yang Performanya Anjlok usai Hengkang ke EPL

Sejak gabung ke Ajax pada Januari 2021 kemarin, Sebastien Haller menjadi salah satu striker paling mematikan di Eropa. Dia sudah mencetak 27 gol dari 39 penampilan di semua ajang. Namun, sinarnya dimulai di Bundesliga saat membela Eintracht Frankfurt. Di musim 2018/19, ia sukses mencetak 15 gol di Bundesliga, yang membuatnya diboyong West Ham dengan rekor transfer klub 45 juta euro.

Meski The Hammers mulai tampil apik di bawah David Moyes kala itu, Haller justru mengalami penururun performa. Ia kesulitan adaptasi dengan gaya bermain Premier League. Ia hanya mencetak 10 gol dari 48 laga. Ia pun kemudian dilepas ke Ajax dengan harga 22,5 juta euro. 

Henrikh Mkhitaryan bermain sangat brilian di bawah asuhan Thomas Tuchel di Borussia Dortmund. Pada musim 2015/16, ia memimpin Bundesliga untuk top assist  dengan jumlah 15 assist, serta mencetak 11 gol, sehingga pemain asal Armenia itu dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Bundesliga.

Ia kemudian diboyong Manchester United di akhir musim, tetapi Jose Mourinho gagal mengeluarkan potensi terbaik sang pemain, dan begitu pula Arsene Wenger atau Unai Emery saat Mkhitaryan hirah ke Arsenal. Pada 2019 lalu ia meninggalkan Inggris untuk gabung klub Italia, AS Roma, dan di sana ia berhasil menemukan performa terbinya kembali.

Pemain asal Jepang ini merupakan pemain andalan Borussia Dortmund di era Jurgen Klopp. Selama dua musim di sana, Kagawa sukses persembahkan dua trofi Bundesliga dan dua Piala Liga. Ia pun diboyong MU pada 2012 dengan harga 16 juta euro atau sekitar Rp264 milyar.

Di musim perdananya, ia sukses mengangkat gelar Liga Premier dengan mencetak enam gol dan empat assist dari 20 laga EPL. Namun, pasca Fergusson pensiun dan digantikan David Moyes, performa Kagawa anjlok dan tersisih dari skuad utama. Pada 2014 ia pun dilepas kembali ke Dortmund hanya dengan harga 8 juta euro.

Meninggalkan Barcelona untuk gabung Bayern Munchen di era Pep Guardiola menjadi keputusan terbaik Thiago Alcantara dalam kariernya. Di klub asal Jerman itu, ia berhasil meraih hampir semua gelar di level klub. Selama tujuh musim, ia sukses berikan tujuh gelar Bundesliga dan empat DFB Fokal dan musim 2019/20 jadi yang terbaik lewat treble winner. Ia pun dianggap sebagai salah satu gelandang terbaik dunia.

Usai meraih segalanya, ia hengkang ke Liverpool demi tangtangan baru. Namun, dia mengalami musim debut yang sulit di Inggris. Pertama dia absen karenaCOVID-19, kemudian mengalami cedera lutut dalam derby Merseyside pertamanya. Musim ini performanya pun belum maksimal karena absen hampir satu bulan karena cedera betis.

Jadon Sancho adalah salah satu pemain terbaik yang pernah bermain di Bundesliga. Bersama Dortmund, ia sukses mencetak banyak rekor dengan torehan 50 gol dan 64 assist dari 137 laga. Duetnya bersama Erling Haaland menjadi salah satu yang terbaik di Eropa pada musim lalu. Musim panas kemarin, MU berhasil merekrutnya setelah bertahun-tahun jadi target transfer.

Ia diboyong dengan harga 85 juta euro atau sekitar Rp1,4 triliun. Ironisnya, Sancho kesulitan mengeluarkan performa terbaiknya di bawah asuhan Solskjaer. Dari 13 laga di semua ajang, Sancho belum mencetak satu pun gol dan assist. Lebih buruk lagi, Sancho lebih sering duduk di bangku cadangan.

Sebagai salah satu liga paling kompetitif, keras dan jadwal yang padat, bermain di Premier League menjadi tantangan tersendiri. Tidak semua pemain berkalas bintang mampu tampil apik di sana. Apalagi klub-klub Inggris pun memiliki filosofi bermain yang menyerang dan cepat, sebuah gaya yang tidak cocok untuk semua pemain.