5 Klub Besar Eropa yang Dimiliki oleh Pengusaha Benua Asia

Nama klub yang secara otomatis muncul di benak ketika berbicara tentang pemilik Asia di klub sepak bola Eropa adalah Manchester City. The Cityzens dibeli oleh Abu Dhabi United Group, sebuah grup investasi yang bekerja di bawah Keluarga Kerajaan Uni Emirat Arab. Grup yang dipimpin oleh Sheikh Mansour bin Zayed al Nahyan membeli Manchester City dengan biaya sebesar 210 juta poundsterling.

Pergantian kepemilkan membuat The Cityzens menjadi pusat perhatian dengan membeli pemain bintang seperti Robinho, Sergio Aguero, Yaya Toure dan David Silva. Di bawah Abu Dhabi United Group, Manchester City memenangkan gelar Premier League pertama mereka pada hari terakhir musim 2011/2012, mengungguli Manchester United dengan selisih gol.

Ketika berbicara tentang pemilik Asia di klub sepak bola Eropa, salah satu contoh yang paling nyata adalah Paris Saint-Germain. Nasib PSG tidak jelas di Ligue 1 Prancis, namin semua itu berubah ketika pada tahun 2011, Qatar Sports Investment Group yang dipimpin oleh Nasser Al-Khelaifi membeli klub PSG.

Grup QSI membayar lebih dari 100 juta Poundsterling untuk membeli saham mayoritas dan sejak itu, Paris Saint-Germain menjadi salah satu klub terbesar di Eropa. Dengan kemampuan finansial yang berasal dari pemilik klub, membantu PSG mengusai Ligue 1 dalam satu dekade terakhir. PSG juga berhasil mendatangkan pemain berkelas seperti Zlatan Ibrahimovic, Angel Di Maria, Edinson Cavani, Thiago Silva, Neymar dan Kylian Mbappe.

The Foxes menciptakan sebuah kisang dongeng di Premier League ketika mereka di bawah manajemen keluarga bisnis asal Thailand, Srivaddhanaprabhas. Masih teringat dalam ingatan banyak pecinta sepak bola bagaimana secara mengejutkan Leicester City menjadi jawara Premier League 2015/2016, unggul atas Arsenal dan Tottenham Hotspurs.

Leicester menorehkan sejarah dengan memenangkan gelar Premier League di bawah manajemen Vichai Srivaddhanaprabha. Pengusaha Thailand itu mengepalai King Power Group, sebuah konsorsium ritel perjalanan dan bebas bea yang berbasis di Thailand dengan kekayaan bersih hampir $4 miliar.

Namun, Khun Vichai meniggal secara tragis dalam kecelakaan helikopter pada Oktober 2018 lalu. Setelah kematian Khun Vichai, Leicester saat ini dimiliki oleh putra Vichai, Aiyawatt Srivaddhanaprabha yang melanjutkan warisan yang ditinggalkan oleh ayahnya.

Klub Spanyol, Valencia CF dibeli oleh pebisnis asal Singapura, Peter Lim, pada musim panas 2014. Lim membeli lebih dari 70% saham Valencia dan mulai memperbaiki. Pada musim perdana Lim sebagai CEO, Valencia finis di posisi ke-5 dan mereka berhasil lolos ke Liga Champions musim berikutnya.

Tapi sejak itu, Valencia mengalami banyak cobaan di setiap musimnya. Hasil yang tidak konsisten dan seringnya pergantian personel manajemen di luar lapangan serta para penggemar yang selalu berselisih dengan manajemen. Sejak dibeli oleh Peter Lim, Valencia telah mempekerjakan dan memecat lebih dari 6 manajer dan direktur olahraga.

Musim terbaik Valencia bersama Lim adalah pada 2018/2019. Di mana mereka finis di posisi ke-4 dan berhasil masuk kualifikasi ke Liga Champions. Valencia meraih trofi Copa Del Rey setelah mengalahkan Barcelona di final. Tapi sekali lagi, Valencia mengalami penurunan performa dengan manajemen yang sembrono. Valencia juga salah mengelola keuangannya sehingga mereka terus-menerus kehilangan banyak pemain menjanjikan ke klub lain untuk mendapatkan uang dan menyeimbangkan keuangan klub.

Wolverhampton Wanderers adalah klub dengan sejarah yang cukup besar di sepak bola Inggris. Wolves dibeli oleh konglomerat asal Cina, Fosun International yang dipimpin oleh Guo Guangchang, Liang Xinjun, dan Wang Qunbin. Tidak diketahui berapa nominal yang mereka keluarkan untuk membeli klub berlogo serigala ini.

Wolves dibeli oleh Fosun International Group pada 2016 dan kembali ke Premier League pada musim berikutnya. Sejak saat itu, Wolves bertahan di Premier League dan juga berhasil mencapai perempat final Europa League.

Namun, pembelian pemain di bawah arahan pelatih Nuno Espirito Santo menjadi kontroversi karena rumor menyebar bahwa super-agen asal Portugal, Jorge Mendes mempengaruhi aktivitas transfer karena banyaknya pemain Portugal di tim Wolves.

Walaupun sepak bola di benua Asia tidak sebesar sepak bola di benua Eropa, nyatanya ada beberapa pengusaha asal Asia yang menjadi pemilik klub besar Eropa. Kira-kira ada tidak yang pengusaha kaya asal Asia yang mau berinvestasi untuk kemajuan sepak bola Indonesia?