5 Klub Olahraga asal Chicago, Salah Satunya Chicago Bulls

Pada 1984, Michael Jordan menjalani musim perdananya bersama Chicago Bulls. Ia membantu Bulls memenangi 38 pertandingan dan lolos ke babak playoff.

Pada babak playoff, Bulls ditundukkan oleh Milwaukee Bucks 1-3 pada ronde pertama. Namun, mereka mendapat amunisi tambahan pada 1987. Saat itu, Bulls memilih Olden Polynice di urutan kedelapan dan Horace Grant di urutan kesepuluh NBA Draft 1987. Tidak lama kemudian, mereka menukar Olden Polynice dengan Scottie Pippen yang diambil oleh Seattle SuperSonics di urutan kelima.

Memiliki duo maut Jordan dan Pippen, Bulls menjelma menjadi salah satu tim kuat di NBA. Pada 1991, mereka menyelesaikan musim reguler dengan rekor 61 kemenangan dan 21 kekalahan. Pada babak playoff, Bulls menyapu New York Knicks dengan tiga kemenangan tanpa balas, kemudian mengalahkan Philadelphia 76ers 4-1 dan menekuk juara bertahan Detroit Pistons 4-1 pada final Wilayah Timur.

Pada final NBA 1991, Bulls bertemu Los Angeles Lakers. Mereka harus tertinggal terlebih dahulu pada game pertama. Tidak tinggal diam, Bulls membalas Lakers dengan tiga kemenangan beruntun untuk membalikkan skor menjadi 3-1.

Pada game kelima, Michael Jordan mencetak 30 poin guna membantu Bulls menang 108-101 sekaligus membuat Bulls menjadi juara NBA untuk pertama kalinya. Mereka bahkan mengulangi kesuksesan juara NBA pada 1992 dan 1993.

Pada 1992, Bulls mengalahkan Portland Trail Blazers pada pertandingan final NBA 1992. Setahun kemudian, Mereka memastikan meraih gelar juara NBA ketiga setelah menyudahi perlawanan Phoenix Suns 4-2.

Bulls sempat kehilangan Jordan pada 1993—1994. Jordan memutuskan pensiun pada usia 30 tahun dan kemudian mencoba menjalani karier sebagai pemain bisbol. Pada 1994/1995, Jordan memutuskan kembali ke arena basket.

Pada periode keduanya membela Bulls, Jordan yang dibantu Pippen dan Dennis Rodman berhasil membuat Bulls mendapatkan three-peat keduanya. Klub besutan Phil Jackson tersebut meraih juara NBA 1996,1997 dan 1998. Chicago Bulls pada dekade 1990-an akan selalu dikenang sebagai salah satu tim terbaik sepanjang sejarah NBA.

Chicago Cubs menyambut MLB 2016 dengan percaya diri. Pasalnya, pada 2015, Cubs berhasil menembus babak National League Championship Series. Untuk mewujudkan target meraih prestasi pada 2016, mereka merekrut beberapa pemain, di antaranya adalah Jayson Heyward, Ben Zobrist, dan John Lackey.

Cubs menyelesaikan musim reguler 2016 dengan 103 kemenangan dan 58 kekalahan. Berkat pencapaian tersebut, mereka menjadi pemimpin divisi NL Central dan kembali melenggang ke postseason.

Chicago Cubs memulai perjuangannya di postseason dengan berjumpa San Francisco Giants di National League Divisional Series. Pada game keempat NL Divisional Series, mereka mengalahkan Giants secara dramatis.

Cubs membuat empat runs pada inning kesembilan untuk mengalahkan Giants 6-5. Cubs melaju ke babak National League Championship Series setelah menundukkan Giants tiga kali.

Pada Championship Series, Cubs melawan Los Angeles Dodgers. Mereka mengawali Championship Series dengan kemenangan, tetapi Dodgers mampu memenangi dua game beruntun dan membalikkan keadaan menjadi 1-2.

Sempat tertinggal 1-2, Cubs melawan balik dengan memenangi game 4, 5, dan 6. Lantaran berhasil mengoleksi empat kemenangan atas Dodgers, Cubs melaju ke World Series.

Cubs sudah ditunggu Cleveland Indians di World Series. Posisi Cubs sempat terpojok di World Series 2016. Dari empat pertandingan awal, mereka menelan tiga kekalahan. Jika Cubs kembali kalah pada game kelima, maka Cleveland Indians dipastikan menjadi juara World Series 2016.

Untungnya, Cubs tidak patah semangat. Mereka justru berhasil memenangi game 5 dan 6 untuk memaksa Cleveland memainkan game ketujuh.

Pada game ketujuh, Cubs mampu memimpin pertandingan 6-3. Namun, pada inning kedelapan, Cleveland mencetak tiga runs untuk menyamakan skor menjadi 6-6.

Skor 6-6 bertahan hingga inning kesembilan berakhir, sehingga pertandingan harus dilanjutkan ke extra innings. Pada inning kesepuluh, Cubs membuat dua runs dan berhasil memenangi pertandingan.

Chicago Cubs akhirnya mengakhiri puasa gelar World Series selama lebih dari 100 tahun. Sebelum menjuarai World Series 2016, terakhir kali Cubs meraih gelar World Series pada 1908.

Mirip dengan Cubs, Chicago White Sox harus menunggu bertahun-tahun lamanya untuk kembali juara World Series. Pada 2005, White Sox mendatangkan beberapa pemain, yaitu AJ Pierzynski, Orlando Hernandez, dan Tadahito Iguchi. White Sox mengumpulkan 99 kemenangan dari 162 pertandingan pada musim reguler dan berhasil tampil di postseason.

White Sox mengawali kiprah di postseason dengan melawan juara bertahan, Boston Red Sox, di American League Divisional Round. Mereka memulai petualangannya di ALDS dengan meyakinkan.

Pada game pertama, White Sox menang 14-2 atas Red Sox. Mereka kembali memenangi game 2 dan 3 atas Red Sox dan memastikan menapakkan kaki di American League Champiosnhip Series.

American League Championship Series mempertemukan Chicago White Sox dengan Los Angeles Angels of Anaheim. Game kedua ALCS menghasilkan pertandingan dengan skor rendah. Kedua tim hanya mampu membuat masing-masing satu run hingga inning kedelapan.

Pada inning kesembilan, White Sox memastikan kemenangan pada game kedua, setelah Pablo Ozuna berhasil membuat run. Kemenangan pada game kedua membuat kedudukan antara White Sox dan Angels menjadi imbang 1-1.

Kejayaan White Sox pada game kedua membuat mereka makin termotivasi untuk melaju ke World Series. Pada akhirnya, White Sox keluar sebagai pemenang ALCS dengan raihan empat kemenangan atas Angels.

Pada laga World Series 2005, White Sox melawan klub dari Texas, Houston Astros. Pada pertandingan puncak kompetisi MLB tersebut, pertandingan paling seru terjadi pada game ketiga. Kedua tim harus memainkan pertandingan hingga inning keempat belas.

White Sox akhirnya menjuarai World Series 2005 setelah mendapatkan empat kemenangan tanpa balas atas Astros. Kemenangan di World Series 2005 membuat penantian 88 tahun White Sox untuk kembali mengangkat piala World Series akhirnya berakhir.

Sejak Super Bowl pertama kali diadakan pada 1966, klub american football Chicago Bears hanya mampu menjuarai Super Bowl satu kali, yaitu pada 1986. Chicago Bears yang menghuni konferensi NFC mengalahkan juara konferensi AFC, New England Patriots, 46-10 pada laga Super Bowl XX di Louisiana Superdome.

Pada laga itu, quarterback Bears, Jim McMahon menciptakan dua rushing touchdown. Matt Suhey, Reggie Phillips, dan William Perry turut membuat touchdown pada laga tersebut.

Sejak mengangkat Piala Lombardi pada 1986, Bears hanya bisa kembali bertanding di Super Bowl sebanyak satu kali, yakni pada 2007, di Super Bowl XLI. Pada pertandingan Super Bowl XLI, Bears berhadapan dengan Indianapolis Colts.

Sebenarnya, Bears mengawali pertandingan dengan baik. Pada kuarter pertama, Bears unggul 14-6 melalui touchdown Devin Hester dan Muhsin Muhammad. Namun, pada kuarter kedua, Colts yang saat itu masih diperkuat Peyton Manning mampu membalas Bears dengan touchdown Dominic Rhodes dan field goal yang ditendang Adam Vinatieri, sehingga membuat skor menjadi 14-16.

Pada kuarter ketiga, Bears hanya mampu membuat satu field goal. Sementara, Adam Vinatieri memasukkan dua field goal untuk membawa Colts melebarkan jarak menjadi 17-22. Indianapolis Colts memastikan kemenangan atas Bears pada kuarter keempat berkat touchdown Kelvin Hayden. Pertandingan Super Bowl XLI berakhir dengan skor 17-29 untuk kemenangan Colts.

Tidak hanya klub basket, bisbol, dan american football,  Chicago juga memiliki klub hoki es Chicago Blackhawks. Sepanjang berkompetisi di NHL, Blackhawks pernah menjadi juara Piala Stanley enam kali.

Piala Stanley teranyar yang didapatkan Blackhawks adalah Piala Stanley 2015. Blackhawks bertanding dengan Tampa Bay Lightning sebanyak enam kali pada laga puncak NHL 2015.

Pada game pertama, Blackhawks mengalahkan Lightning 2-1 berkat gol Teuvo Teravainen dan Antoine Vermette. Mendapatkan kemenangan pada game pertama, Blackhawks justru menelan dua kekalahan beruntun pada game 2 dan 3. Menerima dua kekalahan berturut-turut, Blackhawks bangkit dan mengalahkan Lightning pada game 4 dan 5 untuk membalikkan kedudukan menjadi 3-2.

Pada game keenam, Blackhawks termotivasi untuk memastikan gelar juara Piala Stanley di hadapan pendukungnya sendiri. Berlaga di United Center, klub yang ditangani Joel Quenneville tidak mampu membobol gawang Lightnings pada periode pertama. Mereka harus menyudahi periode itu dengan skor kacamata.

Pada periode kedua, akhirnya Blackhawks unggul terlebih dahulu berkat gol yang dibuat Duncan Keith. Blackhawks menyegel gelar Piala Stanley keenam setelah Patrick Kane memasukkan puck ke dalam gawang Lightning pada periode ketiga pertandingan.

Dengan kemenangan 2-0, Blackhawks menggenapkan koleksi gelar piala Stanley mereka menjadi enam. Sebelumnya, mereka juga pernah mengangkat Piala Stanley pada 1934, 1938, 1961, 2010 dan 2013.

Dari semua klub olahraga di atas, Chicago Bulls masih memiliki peluang meraih prestasi pada 2022, karena mereka mampu bersaing di papan atas klasemen Wilayah Timur di NBA. Di sisi lain, White Sox dan Cubs masih menunggu musim 2022 dimulai. Sementara, Chicago Blackhawks tertahan di papan bawah divisi Central Konferensi Barat dan Chicago Bears gagal melaju ke babak playoff 2021.