5 Pelatih Termuda yang Menangani Tim NBA Musim 2021/2022

07 Des 2021, 19:56 WIB

J.B Bickerstaff (.nba.com)

Berbanding terbalik dengan pelatih senior yang menawarkan segudang pengalaman dan prestasi sebagai daya tariknya, pelatih muda justru lebih menjanjikan dalam hal inovasi.

Pembaruan strategi dan taktik dari pelatih muda dinilai menjadi cara yang jitu untuk mendobrak pola permainan lama yang dinilai monoton. Hal tersebut juga diterapkan pada permainan bola basket, khususnya NBA.

Ketimbang memilih pelatih senior, beberapa tim ini justru memilih untuk merekrut pelatih muda yang secara pengalaman jelas masih minim. Berikut ini 5 pelatih termuda yang menjadi juru taktik tim NBA musim 2021/2022. Check this out!

1. Mark Daigneult

Mark Daigneult (skysports.com)

Mark Daigneult merupakan pelatih termuda di NBA musim 2021/2022. Pelatih Oklahoma City Thunder ini lahir pada 12 Agustus 1985, dan saat ini baru berumur 36 tahun. Usianya tersebut jelas lebih muda dari beberapa pemain NBA seperti Udonis Haslem, Carmelo Anthony, ataupun LeBron James.

Daigenault memulai karier kepelatihannya sejak masih berusia 22 tahun, ketika ia menjadi asisten dari tim bola basket Holy Cross University. Jalan kariernya di NBA mulai terbuka sejak tahun 2014, ketika ia ditunjuk sebagai pelatih Oklahoma City Blue di G-League.

Sempat menjadi asisten pelatih Oklahoma City Thunder di era Billy Donovan selama semusim, Daigneult akhirnya ditunjuk untuk memimpin Oklahoma City Thunder sejak 11 November 2020.

2. Taylor Jenkins

Taylor Jenkins (nba.com)

Melatih tim Memphis Grizzlies sejak 11 Juni 2019, Taylor Jenkins kini memasuki musim ketiganya sebagai pelatih kepala di NBA. Sebelum menjadi pelatih kepala di Memphis Grizzlies, Jenkins pernah menjadi asisten pelatih di Austin Toros (G-League), Atlanta Hawks dan Milwaukee Bucks.

Di usianya yang baru menginjak 37 tahun, Taylor Jenkins dinilai cukup hebat untuk memimpin dan membangun Memphis Grizzlies dari pondasinya. Bermodalkan mayoritas pemain muda, Jenkins diprediksi akan diperhitungkan dalam beberapa musim ke depan.

3. Willie Green

Willie Green (skysports.com)

Sejak pensiun sebagai pemain NBA di tahun 2015, Willie Green langsung mengambil jabatan sebagai asisten pelatih Steve Kerr di Golden State Warriors. Dalam 2 musim terakhir, Green dipercaya lagi sebagai asisten pelatih di tim Pheonix Suns bersama Monty Williams.

Dengan pengalamannya tersebut, Willie Green cukup akrab untuk menghadapi laga final NBA. Bermodalkan hal tersebut, pelatih berusia 40 tahun ini akhirnya mengambil pekerjaan sebagai pelatih kepala tim New Orleans Pelicans sejak awal musim ini.

4. J.B Bickerstaff

J.B Bickerstaff (.nba.com)

J.B Bickerstaff dinilai lebih memiliki banyak pengalaman di NBA sebagai pelatih, ketimbang nama-nama lain dalam daftar ini. Pelatih yang sejak tahun 2020 menukangi Cleveland Cavaliers ini memulai karier kepelatihannya sejak tahun 2004 sebagai asisten pelatih Charlotte Hornets.

Ia juga sempat menjadi asisten pelatih di beberapa tim, seperti Minnesota Timberwolves, Houston Rockets, Memphis Grizzlies dan Cleveland Cavaliers. Melatih Cleveland Cavaliers musim ini, bukanlah kali pertamanya menduduki jabatan pelatih kepala.

Pasalnya di antara tahun 2017—2019, pelatih berusia 42 tahun ini juga sempat menjadi pelatih kepala tim Memphis Grizzlies.

5. Jamahl Mosley

Jamahl Mosley (orlandosentinel.com)

Sama seperti Willie Green, Jamahl Mosley juga merupakan pelatih debutan di NBA 2021/2022. Musim ini, ia baru ditunjuk sebagai pelatih Orlando Magic untuk menggantikan Steve Clifford.

Walaupun baru melakukan debut sebagai pelatih kepala musim ini, tetapi Mosley juga memiliki banyak pengalaman di posisi asisten pelatih. Pelatih berusia 43 tahun ini pernah menjadi asisten pelatih di Denver Nuggets, Cleveland Cavliers dan Dallas Mavericks.

Secara performa, Mosley patut dipercaya untuk membangun dan mengemban tanggung jawab dalam rebuild roster Orlando Magic dalam beberapa tahun ke depan.

Walaupun usia para pelatih ini masih terhitung sangat muda, namun inovasi yang mereka berikan cukup baik untuk memberikan perubahan.

Jika dilihat dari tim-tim yang mereka latih, pelatih-pelatih ini seperti ditugaskan untuk membangun pondasi bagi tim yang sedang terpuruk dan melakukan rebuild skuad. Pertanyaannya, sukseskah proyek ini?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.