5 Pemain NBA Paling Kasar, Suka Bikin Lawan Cedera!

Dennis Rodman bermain bersama Michael Jordan di Chicago Bulls pada 1995—1998. Dia terkenal sebagai salah satu defender terbaik sepanjang masa. Bakatnya telah membantu Bulls mendominasi NBA saat itu.

Sebagai defender terbaik, Rodman kerap melakukan pekerjaan kotor. Dia tidak segan mendorong sampai menyiku lawan ketika merebut bola.

Dengan badannya yang besar, sekaligus rambutnya yang beragam warna, Rodman menjadi seorang intimidator papan atas. Meski begitu, soal merebut bola muntah (rebound), dia justru cukup sportif. Rodman memang memiliki kemampuan rebound di atas rata-rata.

Bill Laimbeer merupakan pionir center penembak tripoin pada 1980-an. Di samping kemampuannya itu, banyak pemain yang tidak menyukainya. Sebab, Laimbeer sering kali bermain kasar.

Laimbeer tergabung di Detroit Pistons, klub NBA yang mendominasi era 1980-an. Dia sempat bermain bersama Dennis Rodman.

Laimbeer, Rodman, dan Pistons terkenal kasar kepada lawan-lawannya sehingga disebut sebagai Bad Boys. Michael Jordan dan Chicago Bulls sering menjadi korban mereka, terutama saat pertandingan playoff.

Laimbeer tidak hanya kasar, tetapi mulutnya juga susah dijaga. Dia merupakan salah satu trash talker yang dibenci lawan.

Malice at the Palace menjadi tragedi kelam dalam sejarah olahraga dunia. Perkelahian terbesar di NBA itu bukan hanya melibatkan pemain, melainkan juga penonton.

Ron Artest, yang kini mengubah namanya menjadi Metta Sandifort-Artest, merupakan salah satu tokoh pemicu. Pelanggarannya kepada Ben Wallace mengawali perkelahian terbesar di NBA.

Dia bahkan sempat memukul penonton sehingga perkelahian meluas ke tribune. Untungnya, Artest berhasil diamankan ke ruang ganti. Umpatan-umpatan penuh amarah menyertai perjalanannya ke tempat aman.

Selama kariernya, terutama saat muda, Artest memang begitu menggebu-gebu. Dia sering melakukan pekerjaan kotor. Artest tidak segan mendorong lawan untuk menghentikan mereka.

Bruce Bowen termasuk salah satu kepingan penting San Antonio Spurs pada 2000-an. Kemampuan bertahannya di atas rata-rata. Dia punya kemampuan menyetop pemain-pemain andalan lawan.

Bowen juga terkenal gigih. Dia bakal meraih bola yang terlepas meski dalam jarak yang tidak memungkinkan. Sayangnya, kegigihan itu sering memaksanya menjadi keras.

Bowen bahkan tidak segan menutup jalur pendaratan lawan setelah menembak. Padahal itu tindakan berbahaya. Beberapa pemain, seperti Steve Francis dan Vince Carter, menjadi salah dua korbannya.

Dikembe Mutombo menyandang gelar NBA Defensive Player of the Year empat kali pada 1990-an. Sebagai pemain yang piawai dalam bertahan, dia memang cukup mendominasi.

Mutombo bagai momok mengerikan di area cat saat itu. Rata-rata bloknya mencapai 2,8 per pertandingan. Dia bahkan pernah mengoleksi 4,5 blok pada 1995/1996.

Pemain yang pensiun pada 2009 ini menjadi momok bukan karena bloknya saja, tetapi juga karakternya. Dia seolah memiliki dua wajah. Mutombo bisa tampak baik di luar lapangan. Namun, begitu masuk ke lapangan, dia menjelma pemain kasar. Sikunya telah memakan banyak korban.

ESPN bahkan sempat merilis daftar hasil pekerjaan kotor Mutombo. Ada setidaknya 25 catatan cedera lawan akibat perlakuan kasar sang center. Itu makin membuktikan betapa kerasnya dia saat bermain.

Selain pemain-pemain di atas, NBA tentu masih punya sederet pemain kasar lainnya, baik yang sudah pensiun maupun yang masih aktif. Grayson Allen boleh jadi salah satunya. Dia merupakan pemain kasar pada generasi baru ini. Namun, pertanyaannya, mampukah nama Allen melejit seperti lima nama di atas?