5 Pembalap Brasil Terakhir yang Mengaspal di Formula 1

Meski tidak pernah menjadi juara dunia, Felipe Massa merupakan salah satu pembalap terbaik yang pernah dimiliki Brasil. Massa mengawali kariernya di Formula 1 pada 2002 bersama Sauber. Prestasi terbaik Massa terjadi ketika ia membela Ferrari medio 2006--2013. 

Massa hampir menjadi juara dunia pada 2008 saat berselisih satu angka saja dari Lewis Hamilton. Selama mengaspal di Formula 1, Massa berhasil meraih 11 kemenangan dan 41 podium. Massa juga merupakan pembalap tuan rumah terakhir yang menjuarai GP Brasil, yakni sebanyak 2 kali pada 2006 dan 2008. Massa mengakhiri kariernya di Formula 1 pada 2017 bersama Williams.

Bruno Senna merupakan keponakan dari legenda balap Brasil, Ayrton Senna. Namun, karier mereka berdua seperti bumi dan langit. Ketika Ayrton berhasil menjadi tiga kali juara dunia, Bruno hanya mampu bertahan selama 3 musim Formula 1.

Musim 2010, menjadi musim pertama Senna tampil di Formula 1 bersama Hispaniola Racing Team (HRT). Sayang, ia tak sekalipun mampu mencetak poin yang membuatnya tak dipertahankan pada akhir musim. Ia kemudian sempat menjadi pembalap cadangan Lotus Renault sebelum dipromosikan sebagai pembalap utama pada pertengahan musim.

Namun, lagi-lagi Senna tak dipertahankan karena hanya mampu mencetak dua poin. Pada 2012, ia merapat ke Williams. Di sana prestasi Senna lebih baik dengan mengoleksi 31 poin. Namun, ia kembali harus kehilangan kursi Formula 1. Sejak itu, Senna tak lagi pernah mengaspal di Formula 1 dan lebih memilih berkompetisi di ajang balap ketahanan.

Lucas di Grassi punya karier yang cukup bagus di lower series. Ia pernah menjadi peringkat ketiga di ajang Formula 3 Eropa dan runner up GP2 Series. Prestasi itulah yang membuat Virgin mengontraknya pada musim 2010.

Sayang, Virgin yang tergolong sebagai mobil terburuk di lintasan membuat Di Grassi tak mampu memperlihatkan potensi terbaiknya. Bahkan, musim 2010 merupakan satu-satunya kesempatannya mengaspal di Formula 1. Setelah itu, tak ada tim yang mau memberikan kursi bagi Di Grassi.

Gagal di Formula 1, Di Grassi kemudian memilih berkompetisi di Formula E. Pilihan tersebut tak salah karena ia mampu menjadi juara dunia musim 2016/2017 bersama ABT Schaeffler Audi Sport. Saat ini, Di Grassi masih tampil di ajang balap mobil listrik tersebut di bawah bendera ABT Cupra.

Perjalanan Felipe Nasr di Formula 1 dimulai pada 2014 ketika ia menjadi test driver bagi Williams. Semusim berselang, ia disodori kontrak sebagai pembalap utama oleh Sauber. Pada musim pertamanya, Nasr tampil meyakinkan pada balapan debutnya dengan finis kelima di GP Australia. Ia berhasil finis di peringkat ke-13 dengan koleksi 27 poin.

Semusim berselang, performa Nasr mengalami penurunan yang signifikan. Ia hanya sekali mendulang poin ketika finis kesembilan di GP Brasil. Pada musim 2017, Nasr sempat akan bergabung dengan Manor. Namun, hal tersebut urung terjadi karena Manor mengalami kebangkrutan. Ia pun harus merelakan petualangannya di Formula 1 terhenti.

Pietro Fittipaldi saat ini merupakan test driver sekaligus pembalap cadangan bagi Haas. Ia sudah menjadi bagian dari Haas sejak 2019. Meski sudah cukup lama, Fittipaldi belum pernah disodori kontrak sebagai pembalap utama.

Cucu dari 2 kali juara dunia, Emerson Fittipaldi, tersebut sempat tampil dalam 2 balapan pada 2020. Ketika itu, ia menggantikan posisi Romain Grosjean yang mengalami kecelakaan parah di GP Bahrain. Dalam dua balapan tersebut, Fittipaldi berhasil membawa mobilnya finis di posisi ke-17 dan ke-19.

Meski punya sejarah manis di Formula 1, Brasil tercatat sudah cukup lama tak punya pembalap yang bersaing di lintasan Formula 1. Akankah ada pembalap yang mampu meneruskan kejayaan Brasil di Formula 1 dalam waktu dekat?