Point guard menjadi posisi penting dalam skema permainan olahraga basket. Para pemain yang mengemban peran tersebut perlu memiliki visi permainan luar biasa. Selain mencetak poin, mereka harus bisa mengkreasikan umpan kepada rekan satu timnya.
Musim 2022/2023 memunculkan banyak point guard dengan permainan solid dan kontribusi luar biasa. Mereka Sukses menjadi otak permainan untuk timnya masing-masing di NBA. Siapa saja para pemain yang dimaksud tersebut? Mari simak ulasan berikut ini, ya!
Luka Doncic merupakan pemain yang bisa berposisi shooting guard dan point guard dalam tim. Pebasket asal Slovenia ini sukses menjelma sebagai instrumen penting permainan Dallas Mavericks pada beberapa musim terakhir di NBA. Selain visi permainan yang luar biasa, dia lihai dalam urusan mencetak poin.
Pada 2022/2023, Doncic makin menunjukkan kelasnya sebagai pengatur serangan Dallas Mavericks. Pebasket 24 tahun ini mampu mengukir rata-rata 32,4 poin, 8 assist, dan 8,6 rebound dalam 66 pertandingan reguler. Performa impresif ini membuatnya masuk dalam All-NBA First Team 2023. Namun, itu semua ternyata belum cukup membantu timnya untuk lolos ke babak playoff.
Damian Lillard adalah point guard yang masih setia berseragam Portland Trail Blazers sejak 2012. Pemain kelahiran Oakland ini mampu menjelma menjadi bintang karena memiliki performa yang luar biasa. Selain visi permainan yang hebat, dia terkenal dengan kemampuan membuat tembakan tiga angka yang akurat.
Musim 2022/2023, Damian Lillard masih menjadi poros utama dari permainan Portland Trail Blazers. Pemain yang juga berprofesi sebagai rapper ini sukses mencetak rataan hebat dengan 32,2 poin, 7,3 assist, dan 4,8 rebound dalam 58 pertandingan reguler. Hal tersebut mengantarkannya masuk ke All-NBA Third Team 2023. Meski memiliki catatan individu yang mentereng, itu semua belum cukup meloloskan timnya ke babak playoff.
Stephen Curry menjadi salah satu pemain terbaik yang masih aktif tampil di NBA. Dirinya merupakan sosok yang setia dengan Golden State Warriors karena sudah memperkuat tim ini sejak 2009. Point guard veteran ini memiliki kemampuan mengumpan yang hebat serta tembakan tiga angka yang akurat.
Meski sudah berusia 35 tahun, Stephen Curry masih menjadi tumpuan utama dari Golden State Warriors pada 2022/2023. Pebasket berjuluk Chef Curry ini masih menunjukkan konsistensinya dengan mencetak rata-rata 29,4 poin, 6,3 assist, dan 6,1 rebound dalam 56 pertandingan reguler. Performa menawan ini mengantarkannya masuk dalam All-NBA Second Team 2023. Selain itu, dirinya sukses membawa tim asal California tersebut melangkah ke babak playoff.
Shai Gilgeous-Alexander adalah pebasket yang bisa tampil sebagai shooting guard dan point guard. Namanya tengah naik daun karena membuat Oklahoma City Thunder menjadi kuda hitam dalam beberapa musim terakhir di NBA. Selain visi yang baik, dirinya kerap menampilkan performa eksplosif untuk tim asal Oklahoma tersebut.
Pada 2022/2023, Gilgeous-Alexander masih menjadi faktor kunci Oklahoma City Thunder. Dirinya sukses mengukir rata-rata mengagumkan dengan 31,4 poin, 5,5 assist, dan 4,8 rebound dalam 68 pertandingan reguler. Hasil ini mengantarkannya masuk untuk pertama kali ke All-NBA First Team 2023. Meski memiliki catatan individu mentereng, itu semua belum bisa membuat timnya melaju ke playoff.
Ja Morant merupakan salah satu pebasket muda dengan prospek menjanjikan di NBA. Point guard 23 tahun ini mampu mengubah Memphis Grizzlies menjadi kuda hitam yang kerap merepotkan banyak tim unggulan di liga. Selain pandai memberi umpan, pebasket kelahiran Dalzell ini bisa menunjukkan performa eksplosif bersama timnya.
Musim 2022/2023, Ja Morant masih sulit tergantikan sebagai otak permainan Memphis Grizzlies. Dirinya berhasil mengukir rata-rata 26,2 poin, 8,1 assist, dan 5,9 rebound dalam 61 pertandingan reguler. Dia bisa berkontribusi sehingga mengantar tim asal Tennessee tersebut bercokol di peringkat kedua wilayah barat sehingga otomatis lolos ke playoff.
Kelima point guard di atas sukses menampilkan permainan yang memukau sepanjang 2022/2023. Mereka mampu berkontribusi terhadap permainan timnya masing-masing. Namun, hanya beberapa yang sanggup mengantarkan timnya lolos ke babak playoff.