6 Klub Eropa Ini Diperkuat Pemain Timnas Indonesia, Mana Lebih Keren?

Lechia Gdansk merupakan klub Polandia yang bermarkas di kota pelabuhan, Gdansk. Klub yang saat ini berada di posisi 5 klasemen liga Polandia tersebut mendatangkan penyerang Timnas Indonesia Egy Maulana Vikri sejak tahun 2018 lalu.

Meski tak memiliki catatan prestasi mentereng di tingkat eropa, Lechia adalah salah satu kuda hitam di Polandia. Dua musim lalu misalnya, mereka mampu meraih juara Piala Polandia. Raihan itu pun mengantarkan mereka menjalani play off untuk Europe League. Sayang langkah mereka harus terhenti setelah kalah dari wakil Denmark, Brondby IF. 

Beradasarkan situs pencatat transfer dan statsitik sepak bola, Tranfermarkt, nilai total skuad Lechia Gdansk adalah sebesar Rp186.78 miliar. Lechia sendiri saat ini belum masuk pada 200 besar klub eropa versi konfederasi sepak bola Eropa, EUFA. 

Tandem Egy di Timnas, Witan Sulaiman juga saat ini sedang merumput di Eropa. Ia dikontrak 3,5 tahun oleh klub liga utama Serbia, Radnik Surdulica. Radnik sendiri saat ini berada di posisi 11 dari 20 klub di liga Serbia. 

Sementara, berdasarkan Transfermarkt, nilai total skuad Radnik adalah sebesar Rp101,80 miliar. Sama seperti Lechia, klub ini juga tak masuk 200 besar klub Eropa versi UEFA. Sejauh ini, prestasi terbaik Radnik adalah juara divisi dua liga Serbia musim 2014/2015. 

Eropa timur memang masih menjadi tujuan utama pemain Timnas Indonesia yang ingin merantau ke benua biru. Setelah Egy dan Witan, kini salah satu penggawa Garuda, Brylian Aldama juga resmi merumput di liga Kroasia bersama NK Rijeka. 

Klub ini memang masih asing bagi kebanyakan orang Indonesia. Meski begitu, klub ini bukan kaleng-kaleng. Mereka tak pernah terdegradasi dari liga utama Kroasia sejak tahun 1974. Puncaknya adalah ketika mereka mampu menjadi juara liga Kroasia pada musim 2016/2017. Tak hanya itu, mereka juga sudah enam kali menggondol Piala Kroasia. 

Dibanding dengan klub lain yang dihuni pemain Indonesia, Rijeka juga memiliki rangking terbaik di UEFA. Mereka kini bertengger di posisi 122 eropa. Bahkan, Rijeka saat ini juga menjadi wakil Kroasia di Europe Lague. Sementara nilai skuad mereka adalah sebesar Rp284,63 miliar.

Dari enam klub Eropa yang kini dihuni para pemain Timnas Indonesia, nama FC Utrecht mungkin paling banyak dikenal. Selain bermain di liga utama Belanda, klub ini juga melahirkan banyak pemain top di Eropa. Bahkan, klub yang baru saja mengontrak Bagus Kahfi selama 1,5 tahun itu juga sempat diperkuat oleh beberapa pemain Liga 1, seperti Irfan Bachdim, Stefano Lilipaly, serta Marc Klock. 

Sayang, klub ini sekarang harus tercecer di posisi 9 dari 18 peserta Eredivisie. Utrecht juga belum pernah menjuarai liga Belanda sekalipun meski sudah tiga kali menjadi kampiun Dutch Cup. Sementara, berdasarkan Transfermarkt, harga total skuad mereka senilai Rp680,69 miliar. Utrecht sendiri saat ini berada di posisi 150 Eropa.

Satu-satunya pemain timnas yang saat ini bermain di liga Inggris adalah Elkan Baggot. Elkan merumput bersama klub kasta ketiga liga Inggris, Ipswihc Town. Meski masih bermain di tim U-23, Elkan juga sudah pernah mencicipi debut bersama tim senior. 

Ipswich sendiri bukan nama asing di liga Inggris. Mereka pernah beberapa kali naik ke Premier League. Bahkan Ipswich pernah menjuarai Piala FA pada 1978 dan Piala UEFA pada 1981. Lama tak naik ke kasta tertinggi, Ipswich pun tak masuk dalam 200 besar klub eropa versi UEFA. Sementara nilai total skuad mereka berdasarkan Transfermarkt adalah sebesar Rp214,59 miliar. 

Bonner SC merupakan klub kasta keempat di liga Jerman. Klub yang diperkuat kakak beradik Luana Mahessa dan Kelana Mahessa ini sebenarnya sudah berdiri pada tahun 1904. Berdasarkan Transfermarkt, skuad klub ini hanya bernilai Rp27,12 miliar. Harga skuad mereka bahkan lebih rendah dari Persib Bandung yang mencapai Rp61,80 miliar.

Meski mimpi mereka kini perlahan terwujud, para penggawa Timnas harus membuktikan bahwa mereka tak cuma lewat di sana. Selain persaingan yang ketat, mereka juga harus cepat dalam beradaptasi dengan lingkungan yang jauh berbeda dengan Indonesia. Sebab, kehadiran mereka di sana juga akan membuka jalan bagi pesepakbola muda lain di Indonesia.