6 Pebulu Tangkis Indonesia Terakhir yang Menjuarai Singapore Open

Simon Santoso tampil mengejutkan di Singapore Open 2014. Merangkak dari babak kualifikasi, Simon sukses menyingkirkan para unggulan dan menyabet gelar juara di sektor tunggal putra.

Simon mengalahkan dua pemain unggulan secara beruntun di babak semifinal dan final. Pada babak semifinal, Simon menang rubber game dari unggulan kelima asal China, Du Pengyu. Di laga puncak, Simon menumbangkan unggulan pertama dari Malaysia, Lee Chong Wei, dengan skor 21-15 dan 21-10.

Selain Simon, ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir juga menyabet gelar juara di Singapore Open 2014. Pasangan dengan julukan Owi/Butet ini diunggulkan di posisi pertama kala itu.

Owi/Butet merengkuh gelar juara usai memenangkan laga perang saudara kontra Riky Widianto/Richi Puspita Dili. Owi/Butet menang dua gim langsung dengan 21-15 dan 22-20 dalam waktu 43 menit. Selepas Owi/Butet, belum ada lagi ganda campuran Indonesia yang naik di podium tertinggi Singapore Open.

Pada edisi Singapore Open 2015, Indonesia merebut satu gelar juara dari sektor ganda putra. Gelar tersebut diraih oleh Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi yang saat itu berstatus sebagai pemain non unggulan.

Angga/Ricky berhasil memulangkan tiga ganda putra unggulan di turnamen ini. Salah satunya adalah unggulan kelima, Fu Haifeng/Zhang Nan, dari China yang mereka tumbangkan di laga pamungkas. Di partai puncak kala itu, Angga/Ricky menang rubber game dengan skor 21-15, 11-21, dan 21-14.

Tunggal putra Indonesia kembali naik ke podium tertinggi di Singapore Open 2016 lewat perjuangan Sony Dwi Kuncoro. Sama seperti Simon di tahun 2014, Sony juga menjadi juara setelah berjuang sejak babak kualifikasi.

Banyaknya pemain unggulan yang tumbang di babak awal mempermudah jalan Sony untuk meraih gelar juara. Di laga pamungkas, Sony menang tiga set dengan skor 21-16, 13-21, dan 21-14 atas wakil Korea Selatan, Son Wan Ho. Setelah Sony, belum ada lagi tunggal putra Indonesia yang mampu menjuarai Singapore Open.

Indonesia juga meraih satu gelar lain di Singapore Open 2016 dari sektor ganda putri yang diwakili oleh Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii. Saat itu, Nitya/Greysia diunggulkan di posisi kedua untuk meraih gelar juara.

Nitya/Greysia merebut gelar juara tanpa mengeluarkan keringat di partai final. Pasalnya, kala itu lawan yang mereka hadapi di babak final, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi dari Jepang, memutuskan untuk mundur. Belum ada lagi ganda putri Indonesia yang mampu menyamai prestasi di Singapore Open pasca Nitya/Greysia.

Setelah pulang tanpa gelar juara di Singapore Open 2017, Indonesia kembali merengkuh gelar juara di Singapore Open 2018 lewat aksi Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. Ahsan/Hendra jadi unggulan kelima sektor ganda putra saat itu.

Saat itu, pasangan dengan julukan The Daddies ini tampil tanpa celah. Sejak babak pertama hingga partai final, mereka tak kecolongan satu gim pun dari lawannya. The Daddies memastikan gelar juara usai membungkam wakil China, Ou Xuan Yi/Ren Xiang Yu, di partai puncak dengan skor 21-13 dan 21-19.

Sayangnya, setelah gelar juara The Daddies di tahun 2018, belum ada lagi pemain Indonesia yang mampu menjuarai Singapore Open. Mampukah skuad Indonesia di memutus catatan buruk ini di Singapore Open 2022?