Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Valentino Rossi (motogp.com)
Valentino Rossi (motogp.com)

Hanya ada satu juara dunia di setiap musimnya. Ia adalah pembalap paling konsisten, paling cepat, dan paling banyak mengumpulkan poin.

Tapi juara dunia akan dipandang hebat jika memang mendapatkan rival yang sepadan. Dalam kejuaraan dunia, penantang ini yang sayangnya sering kali berakhir sebagai runner-up di akhir klasemen.

Sepanjang sejarah digelarnya MotoGP, berikut ini 7 pembalap yang paling sering menjadi runner-up di kelas tertinggi. Siapa saja? Simak daftar dan uraian di bawah ini.

1. Valentino Rossi (5 kali runner-up)

Valentino Rossi (motogp.com)

Valentino Rossi adalah pembalap dengan gelar juara dunia terbanyak kedua setelah Giacomo Agostini. Rossi mencetak gelar juara dunia di kelas premier sebanyak 7 kali. Tak hanya sampai di situ, The Doctor juga ternyata menjadi pembalap MotoGP yang paling banyak menjadi runner-up.

Rossi tercatat 5 kali menjadi runner-up, yaitu pada 2000, 2006, 2014, 2015, dan 2016. Satu posisi ia raih bersama Honda, sisanya selalu dengan Yamaha.

Saat tahun pertamanya di kelas 500cc pada tahun 2000, Rossi beberapa kali jatuh pada seri-seri awal. Kondisi ini membuatnya sulit bersaing dengan Kenny Roberts Jr. Pada 2006, Rossi pun terjatuh pada seri penentu di Valencia. Dengan selisih poin yang tipis, Rossi harus rela menjadi runner-up di belakang Nicky Hayden.

Pada 2014, Rossi harus berhadapan dengan para talenta muda. Marc Marquez mengalahkan Rossi dan mempertahankan gelar juara dunia.

Pada 2015, Rossi memliki kesempatan untuk menambah koleksi gelar juaranya. Tapi, insiden di Sepang membuatnya harus puas berada satu posisi di bawah Jorge Lorenzo. Tahun 2016, Rossi kembali jadi runner-up di belakang Marc Marquez.

2. Randy Mamola (4 kali runner-up)

Randy Mamola (motogp.com)

Randy Mamola adalah pembalap dari era 1980-an. Ia pembalap hebat dan sangat kompetitif. Ia mampu menang dengan menggunakan motor yang berbeda, mulai dari Suzuki, Honda, hingga Yamaha.

Hanya saja, ia tak pernah menjadi juara dunia. Keberuntungan tak memihak pada pembalap asal Amerika Serikat ini. Salah satu bukti betapa kompetitifnya Randy Mamola di lintasan balap yaitu mampu menjadi 4 kali runner-up di kelas premier.

Tahun 1980, 1981, 1984, dan 1987, ia bersaing ketat memperebutkan gelar juara dunia meski akhirnya kalah poin. Berturut-turut Randy Mamola harus puas di posisi runner-up di belakang Kenny Roberts, Marco Lucchinelli, Eddie Lawson, dan Wayne Gardner.

3. Andrea Dovizioso (3 kali runner-up)

Andrea Dovizioso (motogp.com)

Andrea Dovizioso 3 kali menjadi runner-up di kelas premier, yaitu pada 2017, 2018, dan 2019. Hanya satu pembalap yang berada di depannya dan menjadi penghalang merebut gelar juara dunia. Siapa lagi kalau bukan Marc Marquez.

Marc Marquez saat itu memang sedang berada di puncak dominasinya. Hanya pembalap sekelas Dovizioso yang mampu mendekati dan bersaing memperebutkan gelar juara dunia.

Pada musim balap 2022, Dovizioso masih akan berlaga di kelas MotoGP. Ia bergabung dengan tim satelit WithU Yamaha RNF. Masih ada kesempatan baginya untuk berada di posisi atas klasemen.

4. Jorge Lorenzo (3 kali runner-up)

Jorge Lorenzo (motogp.com)

Selain menjadi peraih 3 kali gelar juara dunia di kelas premier, Jorge Lorenzo juga menjadi runner-up sebanyak 3 kali. Semua gelar itu ia dapatkan bersama Yamaha. Untuk posisi runner-up, pembalap Spanyol ini meraihnya pada tahun 2009, 2011, dan 2013.

Masuk menjadi pembalap tim pabrikan Yamaha, Lorenzo mampu menantang Valentino Rossi. Meski pada 2009, ia masih harus mengakui kehebatan The Doctor. Baru pada tahun berikutnya ia mampu menggeser Rossi dan menjadi juara dunia.

Pada 2011, Lorenzo harus puas di posisi runner-up setelah gagal mempertahankan gelar dari Casey Stoner. Ia kemudian mampu kembali menjadi juara dunia di tahun berikutnya ketika mengalahkan Dani Pedrosa. Namun, pada 2013, Lorenzo harus mengakui kedigdayaan Marc Marquez yang mengunggulinya dengan selisih hanya empat poin.

5. Dani Pedrosa (3 kali runner-up)

potret Dani Pedrosa (motogp.com)

Dani Pedrosa adalah pembalap Honda yang luar biasa. Ia selalu mampu memperebutkan posisi terdepan di hampir setiap balapan. Namun, sama seperti Randy Mamola, Pedrosa adalah pembalap hebat tanpa mahkota.

Sepanjang kariernya di MotoGP, Dani Pedrosa menjadi runner-up sebanyak 3 kali pada tahun 2007, 2010, dan 2012. Berturut-turut ia harus mengakui Casey Stoner dan Jorge Lorenzo sebagai juara dunia.

Saat perebutan gelar tahun 2012, Pedrosa memiliki kesempatan yang besar untuk menjadi pemimpin klasemen. Selisih Pedrosa dan Lorenzo di akhir musim hanya 18 poin.

6. Max Biaggi (3 kali runner-up)

Max Biaggi (motogp.com)

Max Biaggi adalah pembalap hebat yang menjadi rival terpanas Valentino Rossi di awal karirnya di kelas MotoGP. Biaggi menjadi runner-up sebanyak 3 kali, pada 1998, 2001, dan 2002.

Pada tahun pertamanya di kelas premier tahun 1998, ia langsung mampu menjadi runner-up. Hasil yang tak mengecewakan mengingat ia hanya satu posisi di belakang juara dunia lima kali, Mick Doohan. Saat itu, Biaggi mengendarai Honda.

Tahun 2001 dan 2002, Biaggi harus melawan talenta hebat seperti Valentino Rossi. Mengendarai Yamaha, ia harus puas kembali menjadi runner-up. Biaggi belum pernah merasakan gelar juara dunia di kelas MotoGP, meski ia adalah pemegang empat kali gelar juara dunia kelas 250cc.

7. Mike Hailwood (3 kali runner-up)

Mike Hailwood (motogp.com)

Mike Hailwood adalah salah satu pembalap asal Inggris dengan gelar juara terbanyak. Ia mampu mengoleksi 4 gelar juara dunia, di samping beberapa gelar lainnya di kelas lebih ringan.

Era 1960-an menjadi ajang pembuktian kehebatannya. Selama tujuh tahun pertama dekade tersebut, jika Mike Hailwood tak menjadi juara dunia, maka ia berada di posisi runner-up.

Pembalap Inggris ini memperoleh posisi runner-up pada tahun 1961, 1966 dan 1997. Saat itu Hailwood hanya bisa dikalahkan oleh Gary Hocking dan Giacomo Agostini.

 

Itulah 7 pembalap di kelas MotoGP yang paling banyak menjadi runner-up. Pembalap lain selain mereka hanya pernah satu atau dua kali menempati posisi runner-up. Meski bukan yang terbaik, posisi ini juga termasuk hebat, mengingat tak banyak pembalap di kelas premier yang mampu menjadi penantang juara dunia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team