Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Aduh, Nakes Jepang Belum Divaksin Jelang Olimpiade Tokyo 2020

Suasana pandemi COVID-19 di Jepang (ANTARA FOTO/REUTERS/Issei Kato)
Suasana pandemi COVID-19 di Jepang (ANTARA FOTO/REUTERS/Issei Kato)

Jakarta, IDN Times - Olimpiade Tokyo 2020 tinggal 65 hari. Namun, masalah yang mendera jelang pesta olahraga terbesar dunia itu belum juga teratasi, khususnya terkait pandemik COVID-19.

Masalah yang dimaksud termasuk penolakan terhadap Olimpiade 2020. Terutama, penolakan yang muncul dari tenaga medis seperti dokter hingga perawat.

Asosiasi Dokter Tokyo menjadi pihak terbaru yang melancarkan penolakan. Mereka bahkan sudah melempar surat resmi kepada pemerintah Jepang, yang ditembuskan kepada Komite Olimpiade Internasional (IOC), tentang penolakan tersebut.

Sikap yang wajar, mengingat kondisi Jepang begitu mencekam usai gelombang keempat COVID-19 melanda. Tenaga kesehatan di Negeri Sakura sudah kelebihan beban kerja.

Apalagi, ditemukan fakta, seperti dilansir ANTARA, tenaga medis di kota-kota besar Jepang masih banyak yang belum menerima vaksinasi COVID-19. Hingga saat ini, yang sudah menerima vaksinasi jumlahnya kurang dari 30 persen.

1. Laju vaksinasi di Jepang begitu lambat

Maskot Olimpiade Tokyo 2020, Miraitowa, berpose di depan Japan National Stadium. (Facebook.com/Tokyo 2020)
Maskot Olimpiade Tokyo 2020, Miraitowa, berpose di depan Japan National Stadium. (Facebook.com/Tokyo 2020)

Dari data yang beredar, Tokyo sebagai kota dengan tingkat populasi tertinggi di Jepang, rasio vaksinasinya masih sangat rendah. Bahkan, di level tenaga medis saja begitu kecil.

Fenomena ini disebabkan oleh berbagai hal. Seperti, sebagian besar pasokan vaksin terkonsentrasi di rumah sakit besar dan reservasi vaksin buat tenaga medis yang tak memadai.

2. Imbas pasokan vaksin yang minim

default-image.png
Default Image IDN

Vaksinasi yang berjalan lambat bagi tenaga medis di Jepang sudah menjadi keluhan klasik terkait dengan penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020. Sebagai garda terdepan, mereka merasa diabaikan keselamatannya karena tak kunjung menerima vaksin dalam rasio yang seimbang.

Ini merupakan dampak pula dari kebijakan pemerintah Jepang yang hanya menyetujui penggunaan vaksin Pfizer Inc (PFE.N) dan BioNTech SE (22UAy.DE). Pasokan yang begitu minim mengakibatkan laju vaksinasi di Jepang jadi lambat.

3. Jepang targetkan 36 juta orang divaksin hingga akhir Juli

Nenek sedang menikmati udara pagi di Kawagoe. 8 Desember 2019 (IDN Times/Febriyanti Revitasari)
Nenek sedang menikmati udara pagi di Kawagoe. 8 Desember 2019 (IDN Times/Febriyanti Revitasari)

Pemerintah Jepang menargetkan 36 juta penduduk yang berusia di atas 65 tahun akan mendapatkan vaksin COVID-19 pada akhir Juli 2021 mendatang.

Untuk mencapai target tersebut, pemerintah berharap bisa memberikan kisaran satu juta suntikan dalam satu hari. Angka ini bisa dibilang tiga kali lebih cepat ketimbang proses vaksinasi yang ada saat ini.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Margith Juita Damanik
EditorMargith Juita Damanik
Follow Us