Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Jakarta, IDN Times - Indonesia kembali menambah koleksi emas pada Asian Games 2018. Kali ini emas datang atlet angkat besi putra, Eko Yuli Irawan. Ia berhasil menyabet emas di angkat besi pada kelas 62 kilogram setelah membubukan total angkatan 311 kg (snatch 141 dan clean and jerk 170). Ini merupakan medali emas pertama angkat besi Indonesia pada Asian Games 2018, lho!
Baca Juga: Asian Games 2018: Benarkah Presiden Jokowi Membawa Hoki?
1. Atlet tertua di kelasnya
Eko Yuli lahir pada 24 Juli 1989, dalam usia 29 tahun, Eko menjadi lifter tertua yang turun di Asian Games 2018 pada angkat besi putra kelas 62 kg. Lebih tua dua bulan dari Muhamad Purkon yang menjadi lifter kedua tertua lho.
2. Dari keluarga ekonomi kurang mampu
Eko yang lahir dalam kondisi keluarga yang berekonomi kurang mampu . Ayahnya, Saman bekerja sebagai tukang becak dan ibunya, Wastiah adalah seorang penjualan sayur segar. Meski begitu, Laki-laki kelahiran Lampung ini memulai kariernya dengan masuk klub angkat besi sejak usia 11 tahun.
3. Masuk urutan 8 di dunia
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Berkat berlatih keras dan kedisiplinannya, hasil keseriusannya untk berlatih itu memberikan hasil yang manis. Terbukti, saat masih berusia 17 tahun Eko masuk urutan kedelapan kejuaraan dunia untuk cabang olahraga angkat besi kelas 56 kilogram dengan total angkatan besi seberat 266 kilogram di Santo Domingo, Republik Dominika pada 2006.
4. Punya segudang prestasi
ANTARA FOTO/INASGOC/Helmi Afandi/YU/18 Eko punya segudang prestasi yang mengharumkan nama bangsa lho. Seperti membawa pulang medali emas kejuaran junior di Praha, di mana dia terpilih menjadi lifter terbaik. Ia juga berhasil memperoleh emas pada ajang SEA Games 2007 di Thailand dan medali emas pada ajang Pekang Olahraga Nasional (PON) XVII di Kalimantan Timur. Banyak bukan prestasi Eko?
Baca Juga: [Breaking] Eko Yuli Sumbang Medali Emas dari Angkat Besi
