TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Pebulu Tangkis Top yang Memutuskan Pensiun pada Tahun 2020

Prestasinya cukup mentereng!

IDN Times/PBSI

Tak terasa tahun 2020 akan segera berakhir. Tahun ini menjadi cukup berat bagi kita semua akibat pandemi Covid-19. Begitu juga dengan para atlet bulu tangkis. Banyaknya turnamen besar yang dibatalkan membuat mereka cukup lama absen tampil di atas lapangan. Praktis hanya kompetisi di awal tahun seperti All England yang dapat terlaksana.

BWF sempat menggelar kompetisi di pertengahan tahun, namun tak semua pebulu tangkis ikut berpartisipasi. Di tahun 2020 ini pula kita melihat beberapa pemain yang memutuskan untuk gantung raket. Berbagai alasan mulai dari usia hingga penampilan yang tak lagi prima membuat mereka memutuskan untuk mengakhiri kariernya sebagai pemain buku tangkis. Siapa saja mereka? Berikut kami sajikan para pebulu tangkis yang memutuskan gantung raket di tahun 2020.

1. Lin Dan

zimbio.com

Lin Dan menjadi pebulu tangkis dengan prestasi paling mentereng yang memutuskan gantung raket pada tahun ini. Meskipun di penghujung kariernya penampilan Super Dan tampak menurun, hal ini masih tak menggoyahkannya sebagai legenda tunggal putra.

Berbagai prestasi hebat seperti 2 medali emas Olimpiade, 6 kali juara dunia, hingga membawa Timnas Tiongkok mendominasi di ajang Thomas Cup sudah dilakukannya. Dengan pensiunnya Lin Dan, Ia menyusul teman seangkatannya yang sudah gantung raket terlebih dahulu, seperti Lee Chong Wei, Taufik Hidayat, dan Peter Gade. Hal ini juga menjadi tanda generasi baru di kancah bulu tangkis dunia.

2. Ayaka Takahashi

bwfbadminton.com

Ayaka Takahashi bersama dengan Misaki Matsutomo menjadi duet Jepang yang mampu merusak dominasi Tiongkok di sektor ganda putri. Mereka menjadi pembuka jalan bagi generasi ganda putri Jepang tampil dominan pada nomor ini. Bahkan, sering kali tercipta final sesama pemain Negeri Sakura dalam turnamen-turnamen kelas atas.

Pensiunnya Ayaka Takahashi meninggalkan beberapa catatan manis, seperti medali emas pertama untuk Jepang di cabang olahraga badminton pada Olimpiade Rio 2016, perunggu kejuaraan dunia, 2 gelar kejuaraan Asia, dan 1 gelar All England. Selain itu, Ayaka juga berhasil membawa Jepang meraih Piala Uber tahun 2018.

3. Tontowi Ahmad

olympics.bwfbadminton.com

Tontowi Ahmad memutuskan gantung raket setahun setelah pensiunnya Liliyana Natsir. Duetnya bersama Butet menghasilkan banyak trofi bergengsi, di antaranya emas Olimpiade Rio 2016, 2 gelar kejuaraan dunia pada tahun 2013 dan 2017, dan 3 gelar All England secara beruntun. Kombinasi ini pun seperti saling melengkapi, Owi dengan serangannya yang mematikan ditambah dengan kelihaian Butet di depan net membuahkan banyak gelar bagi mereka.

Sebelum pensiun, Owi sempat diduetkan dengan Winny Oktavina Kandow. Namun, prestasi mereka tidak terlalu baik. Pensiunnya Tontowi membuat Indonesia saat ini bertumpu pada pasangan Praveen/Melati dan Hafizh/Gloria di sektor ganda campuran.

4. Mathias Boe dan Carsten Moegensen

bwfbadminton.com

Sebelum memutuskan gantung raket, duet maut asal Denmark ini sudah berpisah dan bermain dengan pasangan yang berbeda. Boe memutuskan pensiun lebih dahulu sebelum disusul Moegensen sebulan berselang. Duet Boe/Moegensen merupakan salah satu yang terbaik dalam satu setengah dekade terakhir. Mereka mampu mengusik ganda putra asal Asia yang dikenal cukup tangguh, seperti Hendra/Ahsan, Cai Yun/Fu Haifeng, Koo Kien Kiet/Tan Boon Heon, dan Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong.

Bahkan, di usia yang tak lagi muda mereka mampu beberapa kali mengalahkan Marcus/Kevin dan masih bisa menjadi peringkat satu dunia. Gelar yang sudah mereka raih di antaranya adalah medali perak Olimpiade London 2012, juara dunia tahun 2013, 2 gelar All England, serta 1 Piala Thomas berhasil mereka raih.

5. Mads Conrad-Peterson

badminton.dk

Conrad-Peterson dikenal karena duetnya bersama dengan Mads Pieler-Kolding. Duo Mads yang terkenal mempunyai tinggi badan di atas rata-rata ini mampu menyulitkan lawan dengan kombinasi smash yang cukup kencang.

Meskipun prestasinya tak sehebat Boe/Moegensen, duet ini cukup diwaspadai oleh para lawan-lawannya. Sedikit saja diberi bola atas, maka lawan harus siap diterjang oleh smash kencang dari mereka. Prestasi terbesar Conrad-Peterson adalah berhasil membawa pulang Piala Thomas untuk kali pertama bagi Denmark pada tahun 2016.

6. Jan Østergaard Jørgensen

bwfbadminton.com

Jan Østergaard Jørgensen atau yang biasa disebut Jan O. Jorgensen menjadi andalan Denmark di sektor tunggal putra setelah era Peter Gade berakhir. Ia mampu menjadi perusak dominasi pemain asal Asia di sektor ini. Momen haru pun terjadi saat pertandingan terakhirnya di turnamen Denmark Open 2020. Pada momen itu Ia tak kuasa menahan air mata di hadapan pendukungnya sendiri.

Beberapa gelar yang pernah ia raih meliputi Indonesia Open 2014, China Open 2016, medali perunggu kejuaraan dunia 2015, serta meraih satu-satunya Piala Thomas bagi negaranya pada tahun 2016.

Baca Juga: Kaleidoskop 2020: Deretan Gelar Bulu Tangkis yang Diraih Indonesia 

Verified Writer

Genady Althaf

berbagi dengan menulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya