4 Fakta Tak Terduga dari Final German Open 2018
Jangan menyerah ya. Indonesia pasti bisa lebih baik lagi. Semangat!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Turnamen bulu tangkis German Open 2018 yang berakhir Minggu (11/3/2018) menjadi sad ending bagi Indonesia. Ya, akhir sedih karena Indonesia tak mampu meraih gelar. Satu-satunya harapan untuk meraih gelar lewat ganda putra, justru tampil antiklimaks di final.
Kegagalan Indonesia meraih gelar tersebut menjadi fakta menarik di final German Open 2018. Selain itu juga ada beberapa fakta menarik di laga puncak turnamen BWF World Tour Super 300 berhadiah total 150 ribu dolar ini. Apa saja?
1. Ganda putra Indonesia kalah dalam final paling singkat
Ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto gagal memberikan yang terbaik di laga puncak German Open. Tampil di pertandingan final terakhir, Minggu (11/3/2018) malam, Fajar/Rian takluk dari ganda Jepang, Takuto Inoue/Yuki Kaneko, 16-21, 18-21 dalam waktu 38 menit, seperti dikutip dari Tournamentsoftware.com.
Dibandingkan dengan final di empat nomor lainnya (Tunggal putra/putri, ganda putri dan ganda campuran), pertandingan di final nomor ganda putra menjadi yang paling singkat. Padahal, ganda putra biasanya menyajikan pertandingan paling sengit.
Kegagalan Fajar/Rian meraih gelar di German Open 2018, semakin menegaskan fakta yang cukup sulit dinalar bahwa pemain Indonesia sulit juara di German Open. Faktanya, cukup lama pemain Indonesia tidak meraih gelar di German Open.
Pemain Indonesia terakhir yang memenangi gelar di German Open yakni pasangan ganda putra, Flandy Limpele dan Eng Hian di tahun 2003 silam. Kala itu, Flandy dan Eng Hian jadi juara usai mengalahkan ganda China, Fu Haifeng/Cai Yun di Duisburg.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.