TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Inspirasi dari Tim Bulutangkis Indonesia yang Bisa Kita Contoh

Tim Bulutangkis Indonesia memang keren

badmintonindonesia.org

Tim putra dan putri bulutangkis Indonesia meraih prestasi hebat di Kejuaraan Beregu Bulutangkis Asia alias Badminton Asia Team Championship (BATC) 2018 di Malaysia yang baru selesai Minggu (11/2). Tim putra Indonesia berhasil menjadi juara sekaligus mempertahankan gelar.

Sementara tim putri yang tidak diunggulkan, menjadi peringkat III dan mengalahkan juara bertahan tim China di fase grup. Pencapaian hebat tim putra dan putri bulutangkis itu tidak akan terjadi tanpa semangat dan kerja keras.

Ada banyak inspirasi yang bisa kita contoh dari perjuangan tim putra dan putri bulutangkis Indonesia dalam upaya menggapai prestasi terbaik.

1. Percaya diri dan mau kerja keras

badmintonindonesia.org

Sikap percaya pada kemampuan diri dan tidak silau dengan kelebihan lawan ditunjukkan tunggal putri pertama Indonesia, Fitriani ketika menghadapi tunggal putri China ranking 8 dunia, Chen Yufei di laga terakhir penyisihan Grup Z (8/2). Tanpa kepercayaan diri yang kuat, mustahil bagi Fitriani yang dalam empat kali pertemuan hanya menang sekali, bisa mengalahkan Chen Yufei.

Dikutip dari @badminton.ina, meski kalah 16-21 di game pertama, Fitriani berbalik menang 21-12, 21-15 di game kedua dan ketiga. Kemenangan Fitriani ini membuat tim putri Indonesia jadi percaya diri menghadapi tim putri China yang berstatus juara bertahan.

Indonesia akhirnya menang 3-2 dan lolos ke perempat final. Fitriani menang karena percaya diri dan mau bekerja keras untuk menang. Kalaupun percaya diri dan kerja keras tidak selalu berujung pada kemenangan, tetapi hasilnya akan tetap membanggakan.

Fitriani memperlihatkannya ketika menghadapi tunggal putri terbaik India ranking 4 dunia, Pusarla Sindhu di perempat final dan tunggal putri Jepang ranking 2 dunia, Akane Yamaguchi di semifinal. Fitriani memang kalah, tetapi dia mampu mengimbangi dua pemain top itu dengan perolehan poin cukup ketat dan kalah rubber game dari Yamaguchi.

2. Pantang menyerah karena tidak ada yang tidak mungkin

badmintonindonesia.org

Tidak ada yang tidak mungkin untuk diraih selama ada kemauan kuat dan pantang menyerah. Sikap itu ditunjukkan tunggal putra Indonesia, Firman Abdul Kholik ketika menghadapi tunggal putra Korsel Lee Dong Keon di pertandingan kelima semifinal tim putra, Sabtu (10/2).

Harapan Indonesia untuk lolos ke final dan mempertahankan gelar nyaris sirna ketika Lee unggul 20-14 di game ketiga. Sebelumnya, Firman menang 22-20 di game pertama dan kalah 11-21 di game kedua. Tertinggal enam poin dan lawan hanya butuh satu poin untuk menang, rasanya tidak mungkin dikejar.

Namun, Firman belum mau menyerah. Seperti dikutip dari badmintonasia.org, Firman ternyata bisa mendapatkan 6 poin beruntun dan menyamakan skor 20-20, lantas menang 22-20. Tim putra Indonesia pun lolos ke final. Andai Firman menyerah di angka 14-20 itu, Indonesia akan pulang tanpa piala.

3. Siapkan plan B karena tak semua rencana berjalan lancar

badmintonindonesia.org

Sukses tim putra menjadi juara BATC 2018 merupakan buah dari perjuangan hebat. Betapa tidak, ada banyak kendala yang harus dihadapi tim putra Indonesia. Diantaranya masalah cedera pemain. Salah satu pemain andalan di nomor ganda, Marcus Gideon cedera otot perut.

Dampaknya, sejak pertandingan kedua di fase grup, Indonesia tidak bisa memainkan ganda Marcus/Kevin yang merupakan ganda putra ranking 1 dunia dan diharapkan menjadi pendulang poin di BATC 2018. Menariknya, tanpa Marcus Indonesia tidak panik.

Tim pelatih punya rencana cadangan alias plan B. Dari lima pemain ganda yang tersisa, ternyata bisa dirotasi. Hebatnya, meski bermain dadakan, mereka mampu meraih kemenangan. Contohnya ketika Kevin dimainkan dengan Mohammad Ahsan saat menghadapi Jepang di perempat final.

Lalu Ahsan bermain dengan Angga Pratama saat semifinal dan final. Begitu juga Hendra Setiawan dan Rian Agung Saputro yang menjadi penentu juara di final. Dikutip dari @Badminton.ina, Mohammad Ahsan menyebut, ketika latihan tanding, pasangan mereka memang sering diacak-acak pelatih. Sehingga, mereka sudah terbiasa. Dan ternyata itu menjadi plan B yang keren.

Verified Writer

Hadi Santoso

cinta menulis seperti mencintai sepak bola dan bulutangkis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya