TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Setelah 119 Tahun, Jepang Akhirnya Juara Ganda Campuran All England

Wah, jadi ancaman ganda campuran Indonesia di Asian Games ini!

allenglandbadminton.com

Jepang berhasil meraih satu gelar di All England Open 2018 di nomor ganda campuran. Pasangan muda, Yuta Watanabe/Arisa Higashino yang tidak diunggulkan, membuat kejutan dengan mengalahkan ganda China favorit juara, Zheng Siwei/Huang Yaqiong di Birmingham, Minggu (18/3/2018).

Kalah di game pertama 15-21, Watanabe/Higashino kemudian menang 22-20, 21-16 di dua game berikutnya dalam waktu 1 jam 2 menit seperit dikutip dari bwf.tournamentsoftware.com. Nah, berikut 4 fakta menarik dari ganda campuran Jepang yang baru berusia 20 tahun dan 21 tahun ini.

1. Ganda campuran pertama Jepang yang bisa juara All England

allenglandbadminton.com

Sejak All England digelar mulai tahun 1899 dan menjadi turnamen bulutangkis tertua di dunia, tidak pernah sekalipun Jepang memiliki pemain juara di nomor ganda campuran. Jepang bisa juara di nomor tunggal putri dan ganda putri.

Terakhir pemain Jepang yang juara adalah Nozomi Okuhara (ganda putri) dan Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (ganda putri) yang juara di tahun 2016. Nah, Watanabe/Higashino menjadi ganda campuran Jepang pertama yang bisa juara di All England.

Bayangkan, betapa merindingnya seorang pemain muda yang bisa juara untuk kali pertama di turnamen tertua setelah 119 tahun. Tentunya itu pencapaian yang luar biasa.

2. Road to final, singkirkan beberapa pemain unggulan

bwfbadminton.com

Gelar juara di All England Open 2018 yang diraih Watanabe/Higashino memang sebuah kejutan. Namun, gelar tersebut sama sekali tidak seperti cerita dongeng. Tetapi, itu merupakan klimaks dari perjuangan hebat mereka di All England Open 2018.

Penampilan hebat Watanabe/Higashino sebenarnya sudah terlihat di round 1. Mereka mampu memulangkan salah satu favorit juara, ganda Hongkong unggulan 3, Tang Chun Man/TseYing Suet.

Meski kalah di game pertama, mereka akhirnya menang rubber game atas juara Malaysia Masters 2018, runner up World Super Series Finals 2017 dan juara Denmark Open 2017. Watanabe/Higashino kembali membuat kejutan di perempat final ketika mengalahkan ganda andalan tuan rumah unggulan 7, Chris Adcock/Gabrielle Adcock.

Lagi-lagi mereka memang rubber game. Dan di semifinal (17/3/2018), Watanabe/Higashino menang atas ganda China berpengalaman unggulan 8 , Zhang Nan/Li Yinhui 21-14, 21-18 seperti dikutip dari bwf.tournamentsoftware.com.

3. Berpasangan sejak di level junior

bwfworldtour.com

Penampilan Yuta Watanabe dan Arisa Higashino di final All England Open 2018 kemarin memang sangat brilian. Keduanya bermain kompak dan solid ketika bergantian menyerang ataupun bertahan. Jarang sekali terjadi miss komunikasi antara keduanya ketika bermain di lapangan.

Dan memang, tidak mengherankan bila permainan Yuta Watanabe dan Arisa Higashino terlihat sangat sehati. Sebab, keduanya sudah berpasangan sejak masih level junior. Keduanya pernah tampil di Kejuaraan Dunia junior 2014 di Alor Setar Malaysia.

Kala itu, Watanabe/Higashino meraih medali perunggu setelah di semifinal kalah dari ganda China, Huang Kaixiang/Chen Qingchen. Kala itu, Watanabe berusia 16 tahun dan Higashino 17 tahun.

Verified Writer

Hadi Santoso

cinta menulis seperti mencintai sepak bola dan bulutangkis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya