TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Insiden All England 2021, KBRI Inggris Kirim Surat Keras ke BWF

Surat dari KBRI Inggris ini keras isinya

Press Briefing Dubes RI dan Tim All England Indonesia (IDN Times/Margith Juita Damanik)

Jakarta, IDN Times - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Inggris berjanji akan segera melayangkan surat kepada Presiden Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), Poul-Erik Hoyer Larsen. Nantinya, surat ini juga akan ditembuskan kepada Chief Executive of Badminton England, Adrian Christy.

"Saya segera melayangkan surat yang cukup keras kepada Presiden BWF, Poul-Erik Hoyer Larsen, dan juga surat ini ditujukan kepada CE of Badminton England. Intinya menyatakan kekecewaan yang mendalam atas penarikan tim Indonesia dalam turnamen All England," ujar Dubes RI untuk Inggris, Desra Percaya, dalam jumpa pers virtual pada Kamis (18/3/2021).

Baca Juga: Insiden Indonesia Dipaksa WO di All England, Pemerintah Turun Tangan

1. Isi surat juga berisikan fakta dan permintaan klarifikasi

All England 2020: Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di babak pertama (IDN Times/PBSI)

Tidak hanya mengutarakan kekecewaan, surat itu nantinya juga berisikan fakta-fakta yang terkait dengan kepatuhan kontingen Indonesia terhadap protokol kesehatan. Selain itu, surat ini juga nantinya akan meminta keadilan perkara tes PCR untuk atlet Indonesia

"Lalu, adanya ketidakadilan karena atlet lain yang diindikasikan positif menjalani tes ulang, kenapa Indonesia yang negatif, diindikasikan berinteraksi dengan yang positif, kenapa tidak diberikan tes? Ini yang saya kejar terus, agar tes ini diberikan kepada atlet indonesia dan pendukung," ujar Desra.

Selain fakta-fakta dari kontingen Indonesia, surat kepada BWF juga berisikan permintaan klarifikasi mengenai status pemain negara lain, terutama yang berada satu pesawat dengan kontingen Indonesia. Dia kecewa dengan penyelenggara yang tidak memberikan solusi untuk kontingen Indonesia.

"Kami juga meminta klarifikasi mengenai status pemain negara lain yang berada dalam satu pesawat. Kami juga kecewa kenapa penyelenggara begitu terima surat elektronik percaya saja, tetapi tidak berupaya untuk mencari solusinya," kata Desra.

2. KBRI mencontohkan penanganan kasus COVID-19 di Premier League

Pemain Manchester City merayakan gol ke gawang West Bromwich Albion pada pertandingan Liga Inggris di Stadion The Hawthorns, West Bromwich, Rabu (27/1/2021) dini hari. City pesta gol 5-0 dan naik ke puncak klasemen sementara. ANTARA FOTO/Pool via REUTERS/Laurence Griffiths

Lebih lanjut, Desra mencontohkan kasus penanganan COVID-19 di Premier League. Misal, ketika ada satu pemain Manchester City terkena COVID-19, yang diisolasi adalah pemain yang bersangkutan. Bukan berarti timnya tidak boleh bermain.

"Di Manchester City misalkan, satu pemain positif, bukan berarti timnya tidak boleh main. Kalau satu pemain positif, dia yang isolasi mandiri. Lainnya silakan bermain, dan saya yakin sudah dilakukan tes PCR. Jadi ini yang kami sampaikan dalam surat tersebut," ujar Desra.

"Kembali lagi saya tekankan hal-hal inilah yang harus dipertimbangkan dengan serius oleh BWF dan penyelenggara badminton dari Inggris. Ini jadi pesan keras dari kami, kepada Presiden BWF dan juga pihak Badminton England," lanjut dia.

3. KBRI Inggris siap penuhi kebutuhan kontingen Indonesia

All England 2020: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan di babak pertama (IDN Times/PBSI)

Desra mengungkapkan, pihak KBRI Inggris membantu memenuhi kebutuhan kontingen Indonesia, sesuai arahan dari Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia, Retno Marsudi. Mereka juga memastikan tidak ada diskriminasi yang dialami kontingen Indonesia.

"Saya pastikan arahan dari Bu Menlu jelas sekali. Saya dan tim KBRI harus terus berjuang, memastikan tidak ada diskriminasi dan harus diberikan transparansi. Kami juga memastikan kebutuhan teman-teman semua terpenuhi," ujarnya.

Baca Juga: Indonesia Dipaksa WO Usai Kalahkan Tuan Rumah di All England

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya