Sejarah Kurash, Olahraga Tradisional yang Masuk Asian Games

Sudah ada sejak 3.500 tahun yang lalu

Pada tiap penyelenggaraannya, Asian Games kerap menghadirkan olahraga tradisional. Pastinya, olahraga ini masih terasa asing bagi sebagian negara. Salah satu olahraga tradisional tersebut adalah kurash.

Kurash termasuk jenis olahraga bela diri. Olahraga ini mirip seperti judo dan kempo. Seperti apa, ya, olahraga yang masih terasa asing di telinga ini? Berikut penjelasannya. Simak pelan-pelan, ya!

1. Kurash adalah salah satu olahraga tertua di dunia

Sejarah Kurash, Olahraga Tradisional yang Masuk Asian GamesDua atlet kurash sedang bertanding. (kurash-kcao.org)

Walaupun masih asing, kurash adalah salah satu olahraga tertua di dunia. Olahraga bela diri ini diperkirakan sudah ada sejak 3.500 tahun yang lalu. Kurash berasal dari Uzbekistan yang mengandung arti 'mencapai tujuan dengan hanya atau cara yang adil'.

Olahraga bela diri ini pada awalnya hanya sebagai seni bela diri. Ia digunakan untuk hiburan dalam memperingati hari-hari besar hingga acara pernikahan. Gerakan kurash dikenal elegan, bahkan gerakan ini diyakini sebagai cara terbaik menjaga kesehatan tubuh maupun roh/jiwa. Dalam perkembangannya, beberapa gerakan kurash diadopsi ke dalam olahraga bela diri sambo yang berasal dari Rusia.

Baca Juga: 3 Fakta Roller Sport, Masuk Asian Games sejak 2018

2. Komil Yusupov menciptakan teknik-teknik kurash yang terukur dan universal

Sejarah Kurash, Olahraga Tradisional yang Masuk Asian GamesDua atlet kurash sedang bertanding. (kurash-kcao.org)

Selama ribuan tahun, kurash cukup dikenal di wilayah Asia Tengah. Kurash sempat masuk ke Olimpiade 1984 sebagai olahraga ekshibisi. Namun, saat itu kurash belum memiliki standar penilaian yang baku.

Pada 1990, seorang guru besar judo dan sambo sekaligus sebagai master kurash bernama Komil Yusupov menciptakan teknik-teknik kurash yang terukur dan universal. Perlahan-lahan, kurash modern mulai memiliki standar seperti seragam untuk pemain dan wasit, kategori berat, gerakan dan terminologi berdasarkan 13 kata Uzbekistan.

Walaupun menggunakan teknik kuncian dan bantingan, aturan kurash melarang tiap tindakan di lantai. Gerakan atau aksi yang diperbolehkan hanya saat berdiri. Tidak ada permainan bawah dan hanya melempar atau menyapu kaki. Beberapa teknik menggunakan kuncian lengan, menekan miring, dan menendang. Dengan adanya aturan-aturan ini, kurash menjadi olahraga sederhana dan aman.

3. Sosialisasi olahraga bela diri kurash di Indonesia terjadi sejak 2011

Sejarah Kurash, Olahraga Tradisional yang Masuk Asian GamesDua atlet kurash sedang bertanding. (kurash-kcao.org)

Bagaimana dengan perkembangan kurash di Indonesia? Secara internasional, kuras berada di bawah International Kurash Association (IKA) yang berdiri pada 1998 di Uzbekistan. IKA telah memperkenalkan dan melakukan sosialisasi olahraga bela diri kurash di Indonesia sejak 2011. Namun, olahraga ini masih kurang populer dan berkembang di tanah air.

Pada 15 Juni 2016, Wide Putra Ananda dan Krisna Bayu, mantan atlet judo Indonesia, membentuk sebuah wadah bagi kurash di Indonesia atas seizin IKA. Wadah ini diberi nama Pengurus Besar Kurash Indonesia (PBKI). Pembentukan PBKI ini untuk mempersiapkan atlet kurash Indonesia berlaga di Asian Games 2018 Jakarta/Palembang.

Asian Games 2018 menjadi gelaran internasional pertama bagi atlet-atlet kurash Indonesia. Mereka kala itu menurunkan 14 atlet kurash untuk berlaga di beberapa nomor. Indonesia hanya mendapatkan satu medali perunggu pada kelas 63 kg putri atas nama Khasani Najmu Shifa.

Pada 2019, nama PBKI berubah menjadi Federasi Kurash Indonesia (FERKUSHI). Untuk tingkat nasional, cabang olahraga kurash telah mengikuti PO XX/2021 Papua dengan status ekshibisi. Cabor kurash akan debut secara resmi di PON XXI/2024 Aceh/Sumut.

Kurash secara resmi dipertandingkan di Asian Games 2018 Jakarta/Palembang. Untuk tingkat Asia Tenggara, kurash masuk sebagai cabor resmi di SEA Games 2019 di Manila, Filipina. Menarik diikuti, sampai mana olahraga bela diri ini akan berkembang.

Baca Juga: 5 Perbedaan Asian Games dan SEA Games, Jangan Terbalik

Ari Budiadnyana Photo Verified Writer Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Gagah N. Putra

Berita Terkini Lainnya