Semua keputusan punya konsekuensinya sendiri. Jika menolak, pemain berpotensi tak dipanggil lagi oleh pelatih timnas dan federasi. Meski secara etika keputusan pemain diutarakan secara pribadi kepada federasi, tak menutup kemungkinan penolakan ini terendus publik. Alhasil, pemain juga harus menghadapi risiko dihakimi publik yang bisa saja menganggap mereka arogan.
Di negeri sendiri, Elkan Baggott adalah salah satu pemain yang dihujat publik karena masalah ini. Baggott dipercaya menolak panggilan pelatih Timnas Indonesia saat itu, Shin Tae Yong, yang membutuhkannya untuk Piala Asia U-23 2024. Tak ada alasan jelas yang disebutkan dan spekulasi liar pun berkembang. Beberapa percaya Baggott ingin fokus dengan kariernya di klub, tetapi tak sedikit yang justru menyorot keputusannya mengunggah foto-foto liburannya di media sosial pada periode tersebut.
Baggott bukan kasus satu-satunya. Johan Cruyff juga pernah jadi bulan-bulanan media karena menolak membela Timnas Belanda untuk Piala Dunia 1978. Spekulasi berkembang dengan cepat, tetapi ia kemudian menegaskan keputusannya berkaitan dengan percobaan penculikan yang dialaminya beserta keluarga beberapa bulan sebelum turnamen tersebut berlangsung.
Beberapa pemain Inggris, seperti Ben White dan Jude Bellingham, juga pernah menolak panggilan Gareth Southgate. Begitu pula dengan Marco Verratti, Artem Dzyuba, dan Zlatan Ibrahimovic. Alasan mereka cukup beragam, mulai dari masalah pribadi dengan salah satu staf di timnas, urusan keluarga, kebutuhan untuk istirahat, sampai perasaan tidak berhak karena tak dapat menit bermain cukup di klub.