Reformasi Filippo Inzaghi di Pisa SC 2024/2025

Pisa SC hanya tim medioker beberapa musim lalu. Tanpa prestasi berarti, mereka dengan mudah dilupakan begitu saja. Padahal, seperti Venezia, mereka berbasis di kota wisata yang menara condongnya dikunjungi jutaan turis tiap tahunnya. Maklum pula, selain prestasi timnya yang tak mencolok, markas tim sepak bola lokal mereka, Arena Garibaldi juga tampak amat biasa.
Hanya berupa deretan kursi melingkar tanpa kanopi, bangunan stadion mereka khas tim-tim berbujet rendah. Tak ada kesan elite yang menguar dari tim ini. Sampai pada 2024/2025, Pisa SC memecahkan rekor baru setelah 34 tahun jadi penghuni tetap Serie B dan Serie C. Berada di peringkat 2 sampai pekan ke-34, mereka berpotensi promosi ke Serie A setelah sekian dekade.
Apa dan siapa yang jadi alasan kuat di balik reformasi Pisa SC? Ini ulasannya.
1. Filippo Inzaghi merombak lini depan Pisa SC, memadukan pemain baru dan eksisting
Kecuali pada 2021/2022, Pisa SC punya masalah dengan lini depannya yang tumpul. Selisih gol tercipta dan kemasukan mereka cukup minim, bahkan pernah beberapa kali minus. Ini termasuk pada 2023/2024, semusim sebelum manajemen mendatangkan Filippo Inzaghi.
Ini yang kemudian mendorong Inzaghi melakukan perombakan besar di lini depan Pisa SC. Ia mendepak beberapa pemain depan yang tak tampil apik, termasuk striker langganan pelatih sebelumnya: Lorenzo Lucca, Giuseppe Sibilli, Jan Mlakar, dan Nicholas Bonfanti. Lewat penjualan itu, Pisa SC mendatangkan Alexander Lind dan Mehdi Léris. Dua pemain itu didorongnya membentuk kemistri dengan pemain-pemain depan yang sudah ada di tim, seperti Steffano Morreo, Matteo Tramoni, dan Olimpiu Moruţan.
Keputusan ini ternyata berdampak baik. Dengan format andalannya 3-4-2-1, Inzaghi mengubah Pisa SC jadi tim yang cukup subur. Mereka berhasil mencetak 58 gol hingga pekan ke-34. Itu tren positif bila menilik riwayat akumulasi gol tercipta Pisa SC 5 musim ke belakang yang rata-rata di bawah 50 gol dari 38 laga Serie B per musimnya. Hanya pada 2023/2024 mereka membubuhkan rekor 51 gol. Tramoni bahkan masuk 5 besar top skor sementara Serie B musim ini dengan 13 gol.
2. Pertahanan Pisa SC jadi lebih solid
Selain memperbaiki final third, Filippo Inzaghi juga merombak pertahanan tim asal region Tuscany tersebut. Ia mendatangkan kiper Adrian Semper dari Como dan menjadikannya penjaga gawang utama baru Pisa SC. Semper adalah salah satu pemain kunci Como selama 2023/2024 dan ikut berkontribusi mengantar timnya promosi ke Serie A.
Kini, ia berpeluang mengulang momen manis sama dengan Pisa SC bila mereka bisa mempertahankan tren positif ini sampai laga terakhir. Inzaghi juga mendatangkan beberapa bek dan gelandang bertahan baru macam Samuele Angori, Malthe Højholt, dan Giovanni Bonfanti. Tidak sia-sia, Inzaghi kerap memasukkan ketiga pemain baru itu ke starting lineup-nya, memadukannya dengan sejumlah pemain bertahan yang sudah ada seperti Idrissa Touré, Antonio Caracciolo, dan Simone Canestrelli.
Lagi-lagi keputusannya membawa kemajuan luar biasa. Dari yang biasa kebobolan lebih dari 40 gol dalam semusim, gawang Pisa SC hanya kemasukan 31 gol sampai pekan ke-34 musim ini. Ini adalah rekor baru selama keikutsertaan mereka di Serie B sejak 2019/2020.
3. Bersama Fabio Grosso, Filippo Inzaghi bisa jadi pelatih spesialis promosi
Filippo Inzaghi bukan tipe pelatih yang terobsesi menguasai bola. Sebaliknya, seperti gaya bermainnya saat masih jadi striker, ia tidak menuntut pemainnya untuk menggiring bola terlalu lama. Inzaghi juga tampak enggan mengadopsi taktik high-pressing yang mendominasi sepak bola modern beberapa waktu belakangan.
Pemain Pisa didorongnya bermain secara vertikal dan punya sensitivitas tinggi untuk memanfaatkan celah. Itu persis dengan yang biasa ia lakukan saat masih jadi pemain. Selain taktik di lapangan, dilansir Sky Sports, Inzaghi juga menerapkan disiplin ketat dan latihan yang lebih intens untuk para pemainnya. Ini seolah dilakukannya untuk mereformasi kebiasaan dan mentalitas pemain guna menyiapkan mereka bermain di liga elite seperti Serie A.
Jika Pisa SC berhasil promosi ke Serie A musim depan, itu akan jadi momen ketiga Filippo Inzaghi mengantar sebuah tim naik kasta. Sejauh ini ia sudah membantu dua tim promosi, yakni Venezia pada 2016/2017 dan Benevento pada 2019/2020. Hobinya berkelana di tim-tim Serie B dan Serie C mirip dengan Fabio Grosso yang saat ini menukangi pemuncak klasemen Serie B 2024/2025, Sassuolo. Kedua mantan bintang Timnas Italia itu bisa dapat gelar pelatih spesialis promosi.