Curhat Gregoria Saat Vertigo Kambuh di China Open 2025

- Vertigo Gregoria kambuh di China Open 2025 setelah absen panjang dari turnamen.
- Penggunaan kaca mata hitam menjadi solusi untuk mengatasi vertigo saat bertanding.
- Gregoria rutin menjalani terapi akupuntur dan mengatur pola makan serta tidur untuk pemulihan vertigonya.
Jakarta, IDN Times - Tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung bercerita soal vertigo nya yang sempat kambuh saat mengikuti China Open 2025. Penyakit ini sudah dialami Gregoria sejak Maret 2025 dan sempat membuatnya absen panjang dari turnamen.
Keberadaan lampu sorot menjadi pemantik vertigo Gregoria kambuh. Gregoria pun mencari cara untuk menyiasati hal ini. Termasuk dengan opsi penggunaan kaca mata hitam.
1. Vertigo kambuh di China

Setelah lama tak berlaga, Gregoria kembali bertanding di Japan Open 2025 dan China Open 2025 pada Juli 2025 lalu. Namun, pada China Open 2025 vertigonya kambuh dan membuat Gregoria sempat pusing usai menyelesaikan babak perempat final.
"Di China kemarin sempat ada kambuh lagi, tapi sebenarnya aku tahu trigger-nya lampu-lampu sorot. Sejak match pertama hingga babak kedua itu tidak ada lampu sorot, sementara di delapan besar ada. Jadi lampunya itu (mengarah) ke mana-mana," kata Gregoria saat ditemui di Pelatnas PBSi, Cipayung, Jakarta Timur.
Gregoria mengaku bahkan sempat mengulur waktu. Namun, tindakannya tak banyak membantu.
"Saat warm up itu sebenarnya sudah kayak agak takut. Terus aku sempat minggir, ganti raket gitu-gitu, mengulur waktu, aku kira akan berhenti (lampu sorotnya). Tapi ternyata tidak, jadi trigger-nya itu. Sebenarnya sangat disayangkan saja, kayak enggak pas saja waktu kambuhnya," kata Gregoria.
2. Pakai kaca mata hitam jadi solusi

Gregoria kini telah mengetahui salah satu pemantik vertigonya untuk kambuh. Oleh sebab itu, berbagai opsi jalan keluar mulai dicari. Salah satunya menggunakan kaca mata hitam saat memasuki arena jika bertanding di nomor-nomor pertandingan awal.
"Kalau dari dokter mungkin kita bisa cari cara untuk mencegahnya. Kemarin sempat ada solusi pakai kaca mata hitam dulu saat masuk lapangan. Cuma sampai sekarang masih dipikirkan, apakah mungkin bisa mencari cara dengan berada di sisi yang tidak terkena (arah lampu),” kata Gregoria.
"Tetapi dengan sudah tahu aku punya kelemahan di situ jadi mungkin aku dan pelatih, kalau sudah tahu main pertama nih, tanya dulu lampu sorotnya kemana. Aku ambil posisi mana yang lebih enak,” sambung dia.
3. Masih rutin akupuntur

Gregoria mengaku masih rutin menjalani terapi guna pemulihan vertigonya. Salah satunya dengan terapi akupuntur. Selain itu, Gregoria juga mulai mengatur jam tidurnya.
"Aku sedang mengurangi obat, karena gak bagus juga. Jadi aku lagi rutin akupuntur. Terus benerin makan dan tidurku, dan kalau kira-kira apa yang buat triggernya, dihindari. Makan gak boleh kekurangan, cairan, vitamin, trus kadang aku fisio juga untuk mencoba belajar lihat satu objek. Mata yang dilatih,” kata Gregoria.
Gregoria optimistis vertigonya dapat disembuhkan. Peraih perunggu Olimpiade 2024 Paris ini juga mengaku kondisinya sudah jauh lebih baik saat ini.
“Pasti bisa sembuh. Setelah aku kena vertigo, banyak tanya ke orang pernah mengalami, banyak yang sembuh. Cuma mungkin karena mereka bukan atlet, jadi merasa gak perlu waktu untuk sembuh, bisa menyesuaikan. Sedangkan, karena aku atlet, aku harus latihan. Bedanya di situ. Tapi pastinya aku bisa bilang perkembangan vertigo sudah membaik dan gak sering kambuh. Kemarin sebelum (bertanding di) China dan Jepang, (kondisi) oke kok,” kata Gregoria.