Jakarta, IDN Times - Tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie, mengaku sempat merasa emosional saat berhasil menaiki panggung juara French Open 2023 pada Oktober 2023. Apalagi, ini menjadi gelar turnamen BWF Super 750 pertama untuk Jonatan.
Jonatan Christie menaklukkan wakil China, Li Shi Feng, di babak final French Open 2023 dengan skor 21-18, 21-13. Ini menjadi gelar ketiga Jonatan Christie sepanjang musim 2023.
Jojo, sapaan akrab Jonatan Christie, tampak penuh haru saat naik ke podium tertinggi di French Open 2023. Momentum menjadi juara penuh makna bagi Jojo yang sempat terpuruk setelah dua turnamen beruntun tumbang di putaran pertama jelang French Open 2023.
Bagi Jojo, kemenangan ini bukan kejutan, meski targetnya di French Open 2023 bukan pulang sebagai juara.
"Kejutan sih enggak. Awal memang gak ada kepikiran juara sih, jujur. Cuma mau menikmati pertandingannya. Apalagi sebelumnya selalu tersingkir di babak awal," kata Jojo ditemui di Pelatnas PBSI Cipayung pada Rabu (8/11/2023).
Tampil lebih lepas dan percaya diri, Jojo mengaku penuh haru saat naik ke podium tertinggi.
"Enggak sedih atau apa sih, tapi lebih ke gak nyangka. Karena ini gelar 750 pertama, terus ini tahun pertama saya dapat lebih dari dua gelar, jadi ada perasaan emosional juga," kata Jojo mengakui.
Musim 2023 sejauh ini menjadi tahun terbaik bagi Jojo. Dari empat final yang dijalaninya, Jonatan mengunci tiga titel juara dari Indonesia Masters 2023, Hong Kong Open 2023, dan French Open 2023.
Ini menjadi capaian terbaik Jonatan sepanjang kariernya. Dia juga finish di posisi runner-up di Japan Open 2023.
Selain itu, Jonatan juga berhasil menembus dua babak semifinal, yakni pada India Open 2023 dan China Open 2023.
Jojo mengakui musim 2023 bukan musim mudah untuknya. Meski mencatat tiga gelar juara, Jonatan tak jarang tumbang di putaran-putaran awal dari turnamen yang diikutinya.
Jojo mengaku kerap merasa tertekan dengan pemikirannya sendiri. Menjaga pikiran untuk tetap tenang jelang pertandingan masih menjadi PR yang akan diselesaikan Jonatan.
"Beberapa kali merasa, sebenarnya bukan orang lain yang mem-pressure untuk masuk babak berapa atau juara, tapi dari diri sendiri. Ada pemikiran-pemikiran seperti itu," ujar Jojo.