Daftar Juara All England 2025, Indonesia Tanpa Gelar

17 Mar 2025, 10:04 WIB

Margith Juita Damanik

Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana tembus final All England 2025 (dok.PP PBSI)

Intinya sih...

Tim Indonesia pulang tanpa gelar dari All England 2025
China dan Korea Selatan masing-masing pulang dengan dua titel, Jepang meraih satu gelar
Ganda putra Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana kalah di final, mengakhiri rekor juara All England ganda putra Indonesia sejak 2022

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - All England 2025 berakhir sudah. Tim Indonesia pulang tanpa gelar dari turnamen bulu tangkis tertua dunia tersebut yang finalnya digelar di Utilita Arena, Birmingham, Inggris, sepanjang Minggu (16/3/2025) hingga Senin dini hari WIB.

Sementara itu, China dan Korea Selatan masing-masing pulang dengan dua titel. Kemudian, Jepang meraih satu gelar.

Hasil ini menurun dibanding capaian skuad Merah Putih pada edisi 2024 lalu yakni dengan dua gelar (ganda putra dan tunggal putra). Bahkan, tunggal putra menciptakan All Indonesia Finals tahun lalu.

1. Indonesia tanpa gelar meski tembus final

Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana tembus final All England 2025 (dok.PP PBSI)

Indonesia kembali pulang tanpa gelar dari turnamen yang diikutinya. Pada All England 2025, Skuad Merah Putih hanya berhasil meloloskan satu wakil ke final yakni ganda putra Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana.

Leo/Bagas berduel dengan wakil Korea Selatan, Kim Won Ho/Seo Seung Jae, di final dan tumbang dua game langsung dengan skor 19-21 19-21.

Kekalahan Leo/Bagas memastikan terhentinya rekor juara All England ganda putra Indonesia yang sudah tercipta sejak 2022 lalu.

2. An Se Young rusak pesta China

Tunggal putri Korea Selatan, An Se Young keluar sebagai juara di Malaysia Open 2025 (https://bwfworldtour.bwfbadminton.com/)

China mengantongi dua gelar juara sebelum laga final sektor tunggal putri dimainkan. Kedua gelar tersebut datang dari Guo Xin Wa/Chen Fang Hui (ganda campuran) dan Shi Yu Qi (tunggal putra).

Ada potensi buat Negeri Tirai Bambu memborong tiga trofi karena Wang Zhi Yi tampil di final tunggal putri dan berhadapan dengan wakil Korea Selatan, An Se Young. Sialnya, pesta China dirusak oleh Se Young.

Wang Zhi Yi sebenarnya sempat unggul 21-13 di game pertama sebelum dilibas habis 18-21, 18-21 pada dua game selanjutnya oleh Se Young. Kemenangan An Se Young ini membuat China batal menjadi juara umum di turnamen BWF Super 1000 tersebut.