Dear Pemerintah, Kris Dayanti Harap Atlet Wushu Juga Dapat Perhatian

- Kris Dayanti meminta pemerintah memberikan perhatian besar kepada atlet wushu, sejajar dengan cabang olahraga lainnya.
- Para atlet wushu muda memiliki potensi besar, tetapi perhatian pemerintah masih perlu ditingkatkan agar tak tertinggal dari cabang olahraga lain.
- Dukungan jangka panjang sangat penting agar atlet tidak kehilangan arah ketika memasuki usia kritis dalam karier mereka.
Jakarta, IDN Times - Kris Dayanti meminta pemerintah memberikan perhatian besar kepada atlet wushu, sama seperti yang diterima cabang olahraga lainnya. Menurutnya, Indonesia memiliki banyak talenta muda berbakat di cabor wushu yang layak mendapatkan dukungan maksimal.
Hal ini ia sampaikan perempuan yang kerap disapa KD, yang kini aktif membela tanah air di turnamen internasional wushu untuk kategori veteran. Dia bahkan telah mewakili Indonesia di Kejuaraan Dunia Kungfu 2025 dan berhasil membawa pulang medali perak.

Kris Dayanti menilai para atlet wushu muda memiliki potensi besar, tetapi perhatian pemerintah masih perlu ditingkatkan agar tak tertinggal dari cabang olahraga lain. Ia melihat banyak bibit berbakat yang bisa berkembang pesat jika mendapatkan dukungan yang layak.
"Ingin atlet-atlet muda bisa lebih bangkit, bisa dapat perhatian dari pemerintah tanpa ada keitmpangan," ujar KD saat berbincang di kantor IDN Times Jakarta, Senin (24/11/2025).
"Siapa yang gak ingin dapat penghargaan atau jam rolex? Dari cabor yang lain," lanjutnya berkelakar.
Namun bagi KD, penghargaan dan perhatian bukan melulu soal hadiah, lebih dari itu bentuk keseriusan negara dalam membina atlet berprestasi.

Setelah empat tahun menekuni wushu, KD menyaksikan langsung bagaimana banyak atlet terpaksa pensiun dini. Faktor ekonomi dan masa depan yang tidak pasti disebut menjadi penyebab utamanya.
"Karena saya sebenarnya agak menyayangkan usia 24 tahun mereka (para atlet) sudah harus pensiun. Atau bahkan 16 tahun karena harus (melanjutkan) sekolah," tutur KD.
"Karena juga mungkin kurang merasa terjamin dengan olahraga ini. Padahal sebetulnya kalau dia sudah selesai di pelatnas, dia bisa ikut Open Championship, tapi harus cari sponsor dan lain-lain. Jadi mereka tetap bisa dikenal dan bakatnya bisa lebih luas," sambung dia.
Menurut KD, dukungan jangka panjang sangat penting agar atlet tidak kehilangan arah ketika memasuki usia kritis dalam karier mereka.

Kesempatan bertanding, baik di dalam maupun luar negeri, menjadi faktor vital dalam pembinaan atlet wushu. KD menilai negara perlu hadir untuk membuka akses tersebut.
"Mudah-mudahan atlet muda kita punya kesempatan tampil di dalam dan luar negeri, baik Open Championship dan dibayai negara supaya tersalurkan. Karena bibit-bibitnya banyak sekali. Kalau gak didorong, nanti gak terdorong untuk lebih eksplor kemampuan," ungkapnya.
KD juga berkomitmen membantu mengenalkan wushu ke masyarakat agar semakin populer dan diminati generasi muda.
"Kita bersinergi untuk bisa membawa wushu ini lebih go public. Walaupun mungkin banyak orang yang sudah tahu, tapi mungkin belum paham bahwa prosesnya itu harus dimulai dari umur lima sampai sembilan tahun kalau mau benar-benar (jadi atlet profesional)," kata KD.

















