Dimulai Besok, Inilah 4 Fakta Turnamen Indonesia Masters 2019 

Indonesia Masters ternyata belum berumur banyak. Tahun ini merupakan edisi yang kesembilan sejak pertama kali digelar pada tahun 2010 silam. Selama itu, Indonesia Masters pernah sekali off alias tidak digelar, tepatnya di tahun 2017 silam.

Menariknya, di masa-masa awal digelar, Indonesia Masters ternyata pernah berpindah-pindah kota penyelenggara. Diawali di Samarinda, Kalimantan Timur pada tahun 2010 dan 2011, lalu berpindah ke Palembang, Yogyakarta, Palembang, Malang dan Balikpapan. Baru di tahun 2018 digelar di Jakarta dan berlanjut di tahun ini.

Dari tahun ke tahun, hadiah turnamen bertambah besar. Bila di awal penyelenggaraan, Indonesia Masters yang dulunya dikenal dengan Indonesia Open Grand Prix Gold, berhadiah 120 ribu dolar AS, kini naik menjadi 350 ribu dolar AS.

Merujuk pada hadiah dan level turnamen, tidak mengherankan bila pemain-pemain top dunia tampil di turnamen ini. Seperti Kento Momota di tunggal putra, Nozomi Okuharadi tunggal putri, Ayaka Takahashi/Misaki Matsutomo yang merupakan juara bertahan Indonesia Masters 2018 di ganda putri, Zheng Siwei/Huang Yaqiong di ganda campuran. Dan tentu saja, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya di ganda putra.

Dari delapan kali penyelenggaraan Indonesia Masters di edisi sebelumnya, tentunya sudah ada 40 pemain yang tampil sebagai juara. Rinciannya, lima juara (tunggal putra/putri, ganda putra/putri dan ganda campuran) di setiap penyelenggaraan. Nah, dari 40 juara tersebut, pemain-pemain Indonesia berhasil mendominasi.

Total, ada 21 pemain Indonesia yang pernah juara di Indonesia Masters. Ganda putra menjadi sektor yang paling sering naik podium juara dengan sudah tujuh (7) kali juara. Disusul tunggal putra dan ganda campuran yang pernah enam kali juara.

Menariknya, selain paling sering juara, pemain-pemain Indonesia juga bisa rutin meraih gelar. Ya, sejak Indonesia Masters edisi pertama hingga tahun 2018 lalu, pemain Indonesia selalu bisa juara. Di tahun 2018 lalu, Indonesia meraih dua gelar lewat Anthony Sinisuka Ginting di tunggal putra dan Marcus/Kevin di ganda putra. Indonesia juga menempatkan Greysia Polii/Apriani Rahayu ke final seperti dikutip dari bwfbadminton.com.

Turnamen Indonesia Masters 2019 akan berbeda dari turnamen-turnamen sebelumnya. Turnamen BWF World Tour Super 500 ini akan menyajikan momen haru. Ya, pebulutangkis ganda campuran yang seringkali mengharumkan nama Indonesia di panggung dunia, Liliyana Natsir, akan memainkan pertandingan terakhir. Rencananya, Liliyana (33 tahun) akan gantung raket setelah Indonesia Masters 2019.

Liliyana akan berpasangan dengan tandem sehatinya, Tontowi Ahmad. Sesuai jadwal, di putaran pertama, Tontowi/Liliyana akan bertemu ganda India, Pranaav Chopra/N.Sikki Reddy. "Tadinya tidak kepikir akan main di Indonesia Masters sebagai turnamen terakhir, tapi setelah diskusi dengan pelatih dan tim PBSI, akhirnya memang diputuskan saya akan tampil dengan Owi untuk terakhir kali di Istora," ujar Liliyana seperti dikutip dari badmintonindonesia.org.

Liliyana adalah pebulutangkis putri Indonesia paling kaya gelar. Dia meraih gelar juara dunia empat kali, tahun 2005 dan 2007 bersama Nova Widianto dan bersama Tontowi Ahmad di tahun 2013 dan 2017. Dia juga meraih medali emas Olimpiade 2016 bersama Tontowi. Kemudian juara All England tiga kali dan juga juara kejuaraan Asia dua kali. Plus sederet gelar BWF Super Series/World Tour.

Karenanya, Indonesian Masters 2019 bakal menjadi momen haru perpisahan Liliyana. Semoga mereka bisa meriah hasil terbaik.

Pebulutangkis-pebulutangkis Indonesia wajib mewaspadai pemain-pemain asal China. Sebab, China yang sudah meraih 10 gelar di turnamen ini, sangat serius memeprsiapkan diri tampil di Indonesia Masters. Mereka tidak mengirimkan pemain-pemain top nya di Thailand Masters 2019.

Pekan lalu, China juga menyimpan ganda putra/putri dan ganda campuran terbaiknya di Malaysia Masters 2019. Diantaranya ganda putra Li Junhui/Liu Yuchen, termasuk juga tunggal putri terbaiknya, Chen Yufei demi tampil di Indonesia Masters 2019.

Tujuannya jelas, agar mereka tampil lebih bugar di Indonesia Masters 2019. Dengan kondisi dan stamina yang lebih segar, China tentunya akan lebih bisa tampil maksimal. Bandingkan dengan pemain-pemain Indonesia yang sudah tampil di Malaysia Masters. Bahkan sudah ada yang tampil beruntun di Thailand dan Malaysia Masters seperti Fitriani.

Toh, dengan tampil di depan suporter sendiri, pemain-pemain Indonesia pastinya akan punya motivasi berlipat untuk tampil maksimal. Pemain-pemain Indonesia tentunya termotivasi untuk melanjutkan tradisi meraih gelar di Indonesia Masters 2019.