Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-09-18 at 12.42.43.jpeg
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Erick Thohir didampingi Mantan Menpora, Dito Ariotedjo dan Wamenpora Taufik Hidayat. (IDN Times/Margith Damanik)

Intinya sih...

  • Erick Thohir kritik ketua umum seumur hidup, tak sportif

  • Pemimpin harus amanah, kekuasaan harus dipakai untuk melakukan tekanan

  • Erick ngatkan bahaya dominasi kekuasaan satu pihak dalam cabang olahraga

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Erick Thohir, bicara masalah dualisme yang terjadi di sejumlah cabang olahraga. Erick mengimbau agar cabang olahraga mengedepankan upaya musyarawah mufakat untuk mengatasi masalah tersebut.

"Sejumlah cabang olahraga mengalami masalah dualisme. Musyawarah dan mufakat itu yang didahulukan. Baru landasan hukumnya dijalankan,” ujar Erick Thohir ditemui di Gedung Kemenpora, Selasa (23/9/2025).

1. Tidak profesional kalau ada Ketua umum seumur hidup

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Erick Thohir (dok.NOC Indonesia)

Menjadi Menpora, Erick tak tutup mata soal adanya dualisme di beberapa cabang olahraga. Erick menyoroti soal aturan mengenai pemilihan ketua umum. 

“Kita lihat seperti apa payung hukumnya nanti. Kenapa terjadi dualisme. Ada gak aturan yang membataskan ketua umum terpilih berapa kali. Kita semua mesti introspeksi,” kata Erick.

Menpora menyebut, tidak sportif jika ada sosok yang menjadi Ketua Umum federasi tertentu selama seumur hidup.

“Mohon maaf dengan segala kerendahan hati saya, kalau ada seseorang menjadi ketua umum seumur hidup. Menurut saya jauh dari nilai-nilai sportivitas. Semua ada batasannya,” kata Erick.

2. Pemimpin harus amanah

Wamenpora Taufik Hidayat, Menpora Erick Thohir, dan Sesmenpora Gunawan Suswantoro di Gedung Kemenpora (IDN Times/Margith Damanik)

Erick mengingatkan, posisi sebagai pemimpin bukan sekadar menunjukkan kekuasaan. Namun untuk menjalankan amanah yang dipercayakan.

“Yang namanya kekuasaan itu harus jadi amanah. Bukan dibalik. Kekuasaan dipakai untuk melakukan tekanan, yang hanya menguntungkan sebagian kelompok. Kan mesti dibalikan,” kata Eick.

3. Ingatkan bahayanya 

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Erick Thohir di Gedung Kemenpora (IDN Times/Margith Damanik)

Erick mengingatkan bahaya dominasi kekuasaan satu pihak dalam cabang olahraga. “Dan penting sekali kita harus sadari yang namanya single (pemimpin tunggal) itu akan jadi absolute corrupt. Nah, ini yang kita harus sama-sama terbuka. Ini tanpa menuduh lho,” kata Erick.

Sejumlah cabang olahraga tengah menjalani masalah dualisme, seperti tenis meja, tinju, hingga sepak takraw. Erick mengingatkan, Presiden Prabowo Subianto sudah memintanya melakukan evaluasi dan transformasi di bidang olahraga.

“Bapak Presiden sudah bicara. Evaluasi dan transformasi total. Nah, ini saya rasa menjadi bagian penting buat semua bisa menselaraskan, meninggalkan semua ego sektoral, meninggalkan kepentingan. Kita dahulukan yang tadi, yang namanya atlet dan prestasi di depan. Kita sebagai supporting system. Itu yang kita lakukan,” ujar Erick.

Editorial Team