Erick soal Dualisme Federasi: Jangan Sampai Atlet Jadi Korban

- Atlet harus dikedepankan, tak ada ego sektoralEvaluasi menyeluruh dalam transformasi olahraga, menekan ego sektoral, dan mengedepankan atlet sebagai supporting system.
- Jangan sampai atlet jadi korbanKemenpora menjadi jembatan bagi NOC Indonesia, KONI, dan federasi untuk membuka ruang dialog agar atlet tidak menjadi korban.
- Masih banyak dualisme terjadi di federasiSejumlah cabang olahraga masih dilanda dualisme federasi, penyelesaian masalah harus berorientasi pada kepentingan atlet.
Jakarta, IDN Times - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Erick Thohir menyikapi persoalan dualisme yang terjadi di beberapa federasi olahraga Tanah Air. Dia menyebut, musyawarah jadi hal yang penting.
Erick mengungkapkan, undang-undang memang harus jadi landasan bagi sebuah federasi olahraga di Indonesia. Namun, jangan sampai undang-undang ini jadi alat untuk menekan pihak-pihak tertentu.
"Landasannya harus ada, undang-undang harus ada, tapi bukan berarti undang-undang digunakan untuk menggebuk. Musyawarah dan mufakat itu yang harus didahulukan. Baru landasan hukumnya,” kata Erick di Kemenpora, Selasa (23/9/2025).
1. Atlet harus dikedepankan, tak ada ego sektoral

Erick menyebut, evaluasi menyeluruh harus dilakukan dalam hal transformasi olahraga, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto. Dia juga menekankan perlunya menekan ego sektoral, dan mengedepankan atlet.
"Penting untuk menyelaraskan, meninggalkan kepentingan, dan mengedepankan atlet serta prestasi sebagai supporting system,” ujar Erick.
2. Jangan sampai atlet jadi korban

Masih terkait dualisme kepengurusan, Erick memastikan Kemenpora jadi jembatan bagi NOC Indonesia, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), serta pengurus federasi untuk membuka ruang dialog. Jangan sampai atlet jadi korban.
"Saya sudah bertemu Ketua KOI, dan akan bertemu KONI. Mereka harus membuka pintu dengan tujuan yang sama. Jangan korbankan atlet, jangan korbankan prestasi,” tegas Erick.
3. Masih banyak dualisme terjadi di federasi

Sejumlah cabang olahraga seperti tenis meja, tinju, dan berkuda masih dilanda dualisme federasi. Karena itu, Erick berharap penyelesaian masalah di federas-federasi itu berorientasi pada kepentingan atlet.
“Kami dari Kemenpora lakukan dengan solusi dengan kepentingan sama, atlet dan prestasinya. Sesederhana itu. Kan tolak ukurnya olahraga itu kan,” kata Erick.