5 Fakta Unik Jordan Poole, Mesin Pencetak Poin Golden State Warriors

Setelah lulus dari kampusnya, University of Michigan, Poole mengikuti NBA draft  pada 2019. Dia dipilih oleh Golden State Warriors pada urutan ke-28. Warriors mengakui memilih Poole karena dia adalah shooting guard yang all round dan juga seorang yang pekerja keras. 

Dia selalu datang paling awal dan pulang paling akhir saat berlatih. Kerja kerasnya membuahkan hasil. Kita bisa melihat bahwa dia berhasil mencetak 31 poin untuk Warriors saat melawan Memphis Grizzlies kemarin.

Pada musim pertamanya, Poole bermain sangat buruk. Dia hanya mencetak 8.8 point per game, dan hanya memiliki waktu bermain 22.3 menit per game. Itupun dia bermain karena Klay Thompson masih dalam masa penyembuhan dari cedera panjang. 

Karena permainan yang buruk, pada Desember 2019 Jordan Poole di turunkan ke NBA G League. Banyak pemain NBA yang putus asa ketika dia diturunkan ke NBA G League. Pasalnya, tak jarang pemain yang sudah diturunkan kembali lagi ke NBA. Namun itu tak berlaku bagi Jordan Poole. Jika Poole memiliki mental yang lemah, mungkin saat ini kita tidak akan pernah tahu siapa itu Jordan Poole.

Banyak yang mengatakan bahwa Jordan Poole adalah kloning dari Stephen Curry. Tak perlu waktu lama, Poole mengakui sendiri bahwa cara bermainnya terinspirasi dari rekan setimnya, Stephen Curry. Bahkan, Curry pun mengatakan bahwa Poole memiliki cara bermain yang unik. 

Apakah dia akan menjadi the next Stephen Curry? Draymond Green, rekan setimnya sendiri bahkan memuji Poole dengan sebutan, mini-Curry. Ada juga yang menyebutnya sebagai, baby-Curry.

Buat kalian fans berat Golden State Warirors ataupun yang menyukai Jordan Poole, pasti pernah mendengar istilah, "Poole Party". Pernah tidak kalian bertanya-tanya darimana asal julukan tersebut?

Julukan 'Poole Party' berawal dari tembakan 3 angka yang di cetak oleh Poole saat membela tim basket kampusnya (Michigan Wolverines) melawan kampus lain (Houston). Poole meluncurkan tembakan tiga angka di detik-detik terakhir dan membuat kampusnya menuju ke final. 

Musim lalu Poole masih bermain di NBA G League, sekarang dia menjadi salah satu bagian terpenting dari penyerangan Golden State Warriors. Bahkan, Draymond Green, rekan setimnya sangat setuju jika dia menjadi MIP. Setidaknya dia menjadi salah satu finalis. 

Namun sayang, Poole bahkan tidak menjadi finalis. Seharusnya, jika dibandingkan dengan Ja Morant dan Garland yang sudah menjadi titik fokus dari timnya sejak awal masuknya di NBA, Poole yang dulu lebih sering duduk di bangku cadangan juga layak dipertimbangkan menjadi finalis atau bahkan mendapat penghargaan tersebut. 

Bagaimana, menarik bukan? Jordan Poole yang dulunya bahkan dihina karena permainan yang buruk, sekarang banyak diperbincangkan orang-orang karena menjadi salah satu pemain apik andalan Warriors.