Jakarta, IDN Times - Tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie, mengakui gelar Indonesia Masters 2023 merupakan buah dari kesabarannya. Setelah menantikan begitu lama, Jojo pada akhirnya bisa meraih gelar BWF Super 500, yang perdana sepanjang kariernya.
Bukan cuma itu, Indonesia Masters juga jadi gelar perdana Jojo, di level 500 ke atas, setelah Asian Games 2018. Artinya, dia harus menunggu hingga nyaris lima tahun demi bisa juara lagi.
Usai menyabet medali emas di Asian Games 2018, Jojo memang kewalahan ketika bersaing. Paling banter, sebelum Indonesia Masters 2023, Jojo hanya juara sebatas BWF Super 300.
Tapi, rentetan kegagalan itu, tak bikin Jojo patah semangat. Justru, dia mencoba bangkit dan berusaha untuk bisa bersaing lagi di level yang lebih tinggi.
"Mungkin, ini salah satu buah kesabaran kami juga. Buah ketenangan dan kerja keras pelatih serta tim tunggal putra," kata Jojo.
Dalam empat tahun ke belakang, Jojo mengaku terjebak dalam periode yang berat. Begitu menyakitkan, karena Jojo sering kalah di partai puncak.
Tahun lalu saja, sebenarnya bisa tembus final Kejuaraan Asia, Korea Open, dan Swiss Open. Tapi, Jojo hanya mampu membawa pulang gelar juara dari Swiss Open, yang kelasnya BWF 300.
"Ini adalah gelar pertama saya di atas level Super 300. Saya sering kalah di final tiga sampai empat tahun terakhir. Itu periode berat buat saya, tapi tetap percaya," kata Jojo.
Final Indonesia Masters 2023 menjadi spesial buat sektor tunggal putra Merah Putih. Jonatan Christie dan Chico Aura Dwi Wardoyo menyajikan laga All Indonesia Finals.
Ini jadi kali pertama setelah 15 tahun terakhir, sektor tunggal putra menyuguhkan perang saudara di Istora Senayan, Jakarta. Terakhir kali All Indonesian Finals tunggal putra di Istora menyuguhkan laga antara Simon Santoso kontra Sony Dwi Kuncoro pada 2008 lalu.