Puasa gelar juara dunia pembalap yang dialami Red Bull akhir terpecahkan. Max Verstappen untuk pertama kalinya meraih gelar juara dunia sepanjang kariernya. Ini juga menjadi yang pertama bagi Red Bull sejak terakhir kali pada 2013.
Kesuksesan Red Bull dan Verstappen meraih gelar prestisius di musim 2021 lalu tak lepas dari peran Honda sebagai pemasok mesin. Manufaktur asal Jepang itu membeberkan kiat sukses tersebut baru-baru ini.
Mari kita mundur sejenak ke musim 2013. Pada musim itu, Sebastian Vettel berhasil meraih gelar juara keempat beruntun. Sebelumnya, pembalap asal Jerman itu juara sejak 2010 bersama Red Bull.
Vettel menjadi pembalap Red Bull terakhir yang meraih mahkota gelar juara Formula 1. Selepas itu, dominasi Mercedes begitu kuat ketika kejuaraan beralih ke mesin hybrid V6. Hamilton merasakan gelar juara pada 2014, 2015, 2017, 2018, 2019, dan 2020. Sementara itu, Nico Rosberg menggenggam gelar juara pada musim 2016.
Dominasi tanpa henti Mercedes untuk gelar juara dunia pembalap selama 8 berhasil terpatahkan pada musim 2021 lalu. Max Verstappen mampu mengasapi Lewis Hamilton di seri pemungkas pada GP Abu Dhabi.
Max Verstappen pun juga menjadi pembalap bermesin Honda pertama yang meraih gelar juara dunia sejak terakhir kali terjadi pada 1991. Adalah Ayrton Senna yang merupakan pembalap bermesin Honda yang juara di Formula 1.
Keberhasilan Honda dan Red Bull yang salin bersinergi hingga meraih titel juara pembalap diungkap langsung oleh Toyoharu Tanabe. Bos Honda F1 ini menyebut jika komunikasi adalah hal penting dalam kejayaan pihaknya bersama Red Bull.
“Hal paling penting adalah komunikasi. Keinginan kami sama yakni untuk memenangkan balapan dan gelar juara. Bagaimana kami bisa meraihnya? Kuncinya membuat mobil berkemampuan tinggi,” kata Tanabe dilansir The Sports Rush.
Diakui oleh Tanabe, pihak Honda dan Red Bull sering berdiskusi untuk membuat mobil agar bisa melaju lebih cepat. Dirinya pun yakin komunikasi dan diskusi yang sering terjadi membuat hubungan kedua belah pihak menjadi semakin kuat.
Selain itu, Tanabe juga memberi apresiasi kepada Verstappen. Ia menyebut sumbangsih pembalap asal Belanda itu dalam bentuk saran dan kritik dalam pengembangan mobil sangat berarti bagi perkembangan mesin Honda yang dipakai.
“Aku rasa dia punya talenta dan kemampuan untuk mengendarai mobil yang cepat. Tak hanya cepat, tapi dia juga seperti layaknya sensor. Aku menyebutnya sensor manusia. Dia sangat sensitif dan masukannya sangat berharga,” papar Tanabe dikutip Racing News 365.
Pada musim 2022, Honda tak lagi berada di ajang Formula 1. Meski begitu, kontribusi Honda untuk Red Bull tetap akan ada.
Mesin yang akan dipakai akan tetap dirakit di Jepang dan Red Bull juga mendapat bantuan teknis dari Honda dalam masa transisi menjadi produsen mesin. Sebelumnya, Red Bull meluncurkan proyek yang dinamakan Red Bull Powertrain.
Proyek tersebut telah mengambil alih kekayaan intelektual mesin Honda. Nantinya, Red Bull Powertrain akan mengemban tanggung jawab untuk pengembangan mesin selepas masa transisi selesai.
Menarik menanti kiprah Red Bull di musim 2022 ini meski nama Honda nantinya tak lagi terlihat di bodi mobil dan membantu dibalik layar. Bisakah Red Bull mempertahankan gelar juara pembalap?