Dengan menang di homerace, Johann Zarco memutus rantai kemenangan Ducati. Marc Marquez hanya finis runner-up. Ia disusul Fermin Aldeguer yang finis podium terakhir.
Sejatinya Ducati butuh kemenangan di Prancis untuk melampaui rekor Honda. Pada 1997 hingga 1998, Honda menang 22 kali berturut-turut. Karena gagal menang di Prancis, Ducati hanya bisa menyamai rekor 22 kemenangan milik Honda tersebut.
Berikut ini daftar 22 kemenangan beruntun Ducati:
- Seri Spanyol (2024) - Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo);
- Seri Prancis - Jorge Martin (Prima Pramac Racing);
- Seri Catalunya - Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo);
- Seri Italia - Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo);
- Seri Belanda - Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo);
- Seri Jerman - Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo);
- Seri Inggris - Enea Bastianini (Ducati Lenovo);
- Seri Austria - Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo);
- Seri Aragon - Marc Marquez (Gresini Racing);
- Seri San Marino - Marc Marquez (Gresini Racing);
- Seri Emilia Romagna - Enea Bastianini (Ducati Lenovo);
- Seri Indonesia - Jorge Martin (Prima Pramac Racing);
- Seri Jepang - Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo);
- Seri Australia - Marc Marquez (Gresini Racing);
- Seri Thailand - Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo);
- Seri Malaysia - Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo);
- Seri Barcelona - Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo);
- Seri Thailand (2025) - Marc Marquez (Ducati Lenovo);
- Seri Argentina - Marc Marquez (Ducati Lenovo);
- Seri Amerika - Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo);
- Seri Qatar - Marc Marquez (Ducati Lenovo); dan
- Seri Spanyol - Alex Marquez (Gresini Racing).
Kisah kemenangan beruntun Ducati berakhir. Upaya menjadi pabrikan paling dominan pun harus terhenti. Dalam catatan rekor itu, Honda masih belum terkalahkan.