Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kemenpora Dinilai Berubah, Lebih Dekat Anak Muda

Menpora Dito beri penghargaan insan olahraga berprestasi. (Dok. Kemenpora)
Intinya sih...
  • Dito Ariotedjo memberi atmosfer baru di Kemenpora, memperhatikan anak muda untuk memimpin.
  • Kemenpora memiliki program inovatif dan berjejaring dengan komunitas anak muda.
  • Penting bagi Kemenpora melibatkan representasi pemuda dari berbagai sektor, termasuk kelompok difabel.

Jakarta, IDN Times - Plh Direktur Eksekutif Wahid Foundation, Siti Kholisoh, menyebut Dito Ariotedjo memberi atmosfer baru di Kemenpora. Dito memberi perhatian kepada anak-anak muda untuk memimpin.

"Saya kira, Mas Dito membuat Kemenpora bisa mengakomodir anak muda-anak muda terbaik di Indonesia untuk bisa memimpin dan menjadi pemangku kebijakan," ujar Siti dalam keterangannya.

1. Dito bawa program inovatif di Kemenpora

Menpora Dito di Kemenpora. (Dok. Kemenpora)

Siti menyebut, Kemenpora memiliki program-program yang inovatif di bawah Dito. Kemenpora pun disebut telah membangun koordinasi dan berjejaring dengan komunitas-komunitas anak muda.

"Program-program terkait dengan pemuda, khususnya di Kemenpora saat ini sudah di level yang cukup inovatif ya. Ada berbagai program baru yang menunjang aktivitas yang positif kepada anak-anak muda," kata Siti.

2. Kemenpora harus jadi representasi pemuda

Menpora RI Dito Ariotedjo menemui Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad di Kompleks Parlemen Jakarta. (IDN Times/Amir Faisol)

Siti mengungkapkan, penting untuk Kemenpora melibatkan representasi pemuda dari berbagai sektor. Dia memberi contoh yaitu pendidikan, ekonomi, hingga teknologi.

"Kita bisa bekerja dari sektor media lalu pendidikan, bagaimana banyaknya anak-anak muda yang memiliki inisiatif lokal yang berkontribusi terhadap upaya-upaya membangun pendidikan yang inklusif. Atau, juga bisa melibatkan representasi dari anak-anak muda yang memilih konten di isu perubahan iklim, lalu perdamaian, toleransi, maupun juga para anak-anak muda yang memiliki komunitas yang memiliki konsen di isu teknologi," katanya.

3. Kemenpora jangan lupakan difabel

Menpora Dito Ariotedjo meninjau venue penyelenggaraan Peparnas XVII Solo. (Dok/PB Peparnas XVII)

Selain itu, Kemenpora pun harus menginisiasi keterlibatan kelompok-kelompok difabel. Siti menyatakan kelompok difabel memiliki tantangan soal jejaring maupun eksistensinya.

"Saat ini, tantangannya kelompok difabel khususnya difabel mudah mereka kan kurang memiliki ruang untuk membangun jejaring maupun eksistensinya di masyarakat. Kemenpora harus memiliki forum atau ruang-ruang atau platform untuk mewadahi eksistensi dari kelompok difabel muda," ujar Siti.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sandy Firdaus
EditorSandy Firdaus
Follow Us