Kenapa Liverpool Bisa Menang 1-0 atas PSG meski Tampil Buruk?

Liverpool berhasil mengalahkan Paris Saint-Germain (PSG) dengan skor 1-0 pada leg pertama 16 besar Liga Champions Eropa di Parc des Princes pada 5 Maret 2025. Harvey Elliott menjadi pahlawan kemenangan Liverpool lewat gol tunggalnya pada menit ke-87. The Reds sementara unggul agregat 1-0 atas PSG.
Meski meraih kemenangan, Liverpool sebenarnya bermain buruk. Dilansir laman resmi UEFA, PSG unggul penguasaan bola 65 persen sementara Liverpool hanya 35 persen. PSG juga menciptakan 28 peluang sepanjang 90 menit sedangkan Liverpool hanya punya 2 kesempatan mencetak gol. Lantas, kenapa Liverpool bisa menang 1-0 atas PSG meski tampil buruk?
1. Lini pertahanan Liverpool tampil solid
Dilansir laman resmi Liverpool, Arne Slot membeberkan rahasia timnya bisa mengalahkan PSG meski bermain buruk. Menurut pelatih asal Belanda itu, The Reds memiliki pertahanan yang solid selama 90 menit. Slot menginstruksikan para pemainnya untuk memberikan tekanan intens selama babak pertama. Hal tersebut membuat PSG kesulitan melakukan penyelesaian akhir. Dilansir Fotmob, Liverpool melakukan 4 blok, 8 sapuan bola, dan 5 intersep selama babak pertama.
Sementara itu, Liverpool tidak terlalu menekan pada babak kedua. The Reds lebih menutup ruang gerak para penyerang PSG sehingga sulit mendistribusikan bola ke sepertiga lapangan terakhir. Slot mengatakan PSG memang masih punya peluang mencetak gol pada babak kedua, tetapi sebagian besar berasal dari sepakan dari luar kotak penalti. The Reds memenangkan 5 tekel serta melakukan 4 intersep, 6 blok, dan 14 sapuan bola.
2. Alisson Becker tampil luar biasa dan terpilih Man of the Match
Kiper Liverpool, Alisson Becker, tampil memukau selama 90 menit di laga ini. Menurut statistik Fotmob, PSG melepaskan 27 tembakan dengan 10 tepat sasaran, 8 meleset, dan 9 diblok. Alisson Becker berhasil mengantisipasi sembilan tembakan PSG selama 90 menit. Salah satu yang paling krusial ketika berhadapan 1 lawan 1 dengan Ousmane Dembele di kotak penalti. Alisson berhasil membaca pergerakan Dembele dan menghentikan sepakannya dengan tangan kirinya.
Aksi memuka lainnya ketika Alisson menepis tendangan bebas Khvicha Kvaratskhelia. Secara keseluruhan, Alisson melakukan 6 penyelamatan bola bawah dan 11 kali memenangkan penguasaan bola. Tidak heran, ia terpilih sebagai Man of the Match di laga ini. Penampilan Alisson mendapat pujian dari dua rekan setimnya, Andy Robertson dan Harvey Elliott. Keduanya menyebut kiper asal Brasil itu yang terbaik di dunia.
3. Strategi jitu Slot saat melakukan pergantian pemain
Arne Slot membuat keputusan brilian ketika menarik keluar Mohamed Salah pada menit ke-86. Pemain asal Mesir itu tampil begitu buruk di pertandingan ini. Salah sering kali membuat keputusan keliru ketika memberikan operan, mencoba melewati lawan, dan melakukan tembakan. Pergerakan Salah mudah terbaca bek-bek PSG sehingga serangan Liverpool sering kali tidak efektif.
Selain itu, dua rekan Salah di lini depan, Diogo Jota dan Luis Diaz, juga tidak menampilkan performa terbaik. Keduanya ditarik keluar dan digantikan Darwin Nunez serta Curtis Jones pada menit ke-67. Strategi pergantian pemain ini terbukti jitu. Elliott yang baru masuk lapangan langsung mencetak gol pada menit ke-87. Ia menerima umpan matang Nunez yang sebelumnya memenangkan duel melawan Marquinhos. Gol tersebut menjadi satu-satunya yang terjadi sehingga Liverpool menang 1-0 atas PSG.
Liverpool memang unggul agregat 1-0 atas PSG berkat kemenangan pada leg pertama. Akan tetapi, The Reds belum pasti lolos ke perempat final. Sebab, selisih satu gol masih bisa dikejar PSG jika Liverpool bermain buruk lagi pada leg kedua yang berlangsung di Anfield. Namun, mentalitas para pemain Liverpool telah terbukti ketika mampu meraih kemenangan meski tampil buruk. Mereka bisa menciptakan satu peluang emas dan menyelesaikannya dengan baik.