Kisah Johann Zarco Merebut Kemenangan Pertamanya di MotoGP

Johann Zarco punya kisah epik di MotoGP. Rider asal Prancis ini terkenal punya karakter pantang menyerah. Ia persisten mengeluarkan performa terbaiknya di lintasan. Tak heran, Zarco adalah peraih titel juara dunia ganda di Moto2 2015 dan 2016.
Hanya saja, jalan Zarco saat meniti karier di kelas MotoGP tak mudah. Ia sempat dijagokan sebagai pembalap Prancis yang bisa membuat prestasi gemilang. Namun, Zarco malah kesusahan merebut kemenangan.
1. Johann Zarco sejatinya hampir menang berkali-kali
Johann Zarco debut di kelas premier bersama tim Tech3 Yamaha pada 2017. Pada balapan MotoGP pertamanya di Sirkuit Lusail, Qatar, Zarco sempat memimpin selama enam putaran. Sayangnya, ia terjatuh dan tak finis.
Penampilan fantastis sebagai rookie terus berlanjut. Pada akhir musim, Zarco mengemas 3 podium dan 2 pole position. Itu termasuk podium di Sirkuit Le Mans, balapan kandangnya. Zarco akhirnya merengkuh titel Rookie of The Year.
Meski begitu, Zarco belum puas. Rider berjuluk The Flying Frenchman itu memimpikan kemenangan. Ia lantas pindah ke tim Red Bull KTM Factory Racing pada 2019, beralih ke Avintia Ducati pada 2020, dan berlabuh di Pramac Racing pada 2021—2023.
Sejatinya ada beberapa momen ketika Zarco mendekati kemenangan. Ia pernah finis runner-up dengan selisih kurang dari 1 detik. Ketika di Valencia 2017, ia tertinggal 0,337 detik dari Dani Pedrosa. Di Argentina 2018, Zarco tertinggal 0,251 detik dari Carl Crutchlow. Lalu, di Catalunya 2021, ia finis 0,175 detik di belakang Miguel Oliveira.
2. Kemenangan datang di MotoGP Australia 2023
Kesempatan emas baru datang pada musim 2023. Memacu Ducati Desmosedici di Sirkuit Phillip Island, Australia, Zarco menyalip banyak pembalap yang lebih dijagokan. Zarco pun memanfaatkan kesalahan strategi Jorge Martin yang menggunakan ban belakang soft.
Start dari P5, Zarco sempat merosot ke P8 pada awal putaran. Ia butuh separuh durasi balapan untuk bisa kembali ke P5. Di posisi lima besar inilah Zarco mencium bau podium.
Putaran demi putaran ia menyalip rivalnya. Pada enam lap terakhir, Zarco menyalip Francesco Bagnaia. Tiga lap berikutnya ia menyalip Francesco Di Giannantonio. Pada dua lap terakhir, Zarco sudah berada di posisi runner-up setelah menggeser Brad Binder.
Di depan Zarco hanya ada Jorge Martin yang telah memimpin 26 putaran. Beruntung bagi Zarco, Martin sudah kehilangan cengkeraman ban. Zarco tinggal menunggu momen yang tepat dan menyalip Martin pada lap terakhir.
3. Johann Zarco menunggu hingga hampir 7 tahun untuk menang
Usai melewati chequered flag di Sirkuit Phillip Island, Zarco resmi jadi kampiun MotoGP. Tanpa ragu, pembalap Prancis ini merayakannya dengan melakukan aksi backflip. Ini sebuah tradisi selebrasi dari masa ketika ia sering menang di kelas lebih ringan.
Zarco harus melewati 120 balapan, meraih 19 podium, merebut 8 pole position, dan memimpin di 91 kali putaran balapan hingga akhirnya menang. Ia menanati selama 6 tahun dan 290 hari. Saat menang, Zarco berusia 33 tahun.
“Butuh waktu yang lama, dari 2017 hingga 2023. Aku pikir kemenangan itu tidak akan pernah terjadi. Jadi, ketika itu terjadi, aku bisa bilang bahwa itu sangat melegakan,” kata rider bernomor 5 itu dilansir Crash.
Dengan satu kemenangan, Johann Zarco masuk deretan pembalap asal Prancis yang jadi kampiun di kelas premier. Termasuk Zarco, hanya ada lima pembalap elite Prancis dalam daftar. Kampiun lainnya adalah Fabio Quartararo, Regis Laconi, Christian Sarron, dan Pierre Monneret.
Sejak 2024, Johann Zarco memperkuat tim satelit Castrol Honda LCR. Zarco memacu Honda yang kini tengah berjuang mengembalikan performa terbaiknya. Bersama Honda, bisakah Zarco meraih kembali kemenangan?