Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi MotoGP (IDN Times/Mardya Shakti)

Berbeda dengan kelas lainnya, Moto2 adalah kategori yang unik. Di kelas ini, semua pembalap mengendarai motor yang hampir sama. Mesin, ban, elektronik, dan suspensi dipasok dari satu produsen tunggal.

Bagian motor terpenting yang bisa dipilih berbeda oleh tiap tim adalah sasis. Boleh dibilang, sasis adalah tulang punggung bagi motor. Di sinilah tempat menempelnya berbagai komponen mesin. Sasis juga menentukan bobot dan karakter motor.

Tak banyak konstruktor sasis yang berkompetisi di Moto2. Paling signifikan adalah Kalex. Namun, konstruktor lain pun punya mimpi untuk menang. Salah satunya adalah Boscoscuro yang mulai bisa menyaingi Kalex.

Sesuai namanya, Boscoscuro dipimpin dan dimiliki oleh Luca Boscoscuro. Pria asal Italia kelahiran 1971 ini sudah malang melintang di kelas intermediate. Dulunya ia adalah pembalap Grand Prix yang berlaga di kelas 250cc musim 1996 sampai 2001.

Namun, kesuksesan baginya baru datang setelah ia menjadi pemilik tim dan konstruktor sasis. Boscoscuro mulai fokus mengembangkan sasis Moto2 sejak 2010. Ia membangun tim dan merek sasis sendiri dengan nama Speed Up. Mulai 2021, merek sasis Speed Up berubah menjadi Boscoscuro.

Lebih dari 1 dekade mengaspal di ajang Grand Prix, Boscoscuro akhirnya bisa mendapat prestasi gemilang. Salah satu pembalapnya sukses menaklukkan Moto2. Seperti apa kisahnya? Simak ulasannya berikut ini!

1. Kalex menguasai Moto2

Sejak kelas 250cc berganti menjadi Moto2, hanya ada dua perusahaan yang pernah merebut titel juara dunia konstruktor di kelas intermediate. Suter jadi juara pada 2010, 2011, dan 2012. Setelahnya, dominasi Kalex tak tertandingi.

Nama produsen yang diambil dari kependekan nama dua pendirinya, Klaus Hirsekorn dan Alex Baumgartel, itu selalu menjuarai klasemen konstruktor dari 2013 hingga 2024. Singkatnya, Kalex merajai Moto2.

Selain itu, Kalex merebut sebelas juara dunia pembalap Moto2 secara beruntun. Juara tersebut dimenangkan lewat Pol Espargaro, Tito Rabat, Johann Zarco (2015 dan 2016), Franco Morbidelli, Francesco Bagnaia. Juga oleh Alex Marquez, Enea Bastianini, Remy Gardner, Augusto Fernandez, dan Pedro Acosta.

2. Boscoscuro melawan dominasi Kalex

Menghadapi saingan sedigdaya Kalex, Boscoscuro tak gentar. Boscoscuro punya gairah untuk menang. Ia mempunyai formula ampuh untuk bertahan di tengah sengitnya persaingan, yaitu motor dan pembalap terbaik.

“Aku tidak datang ke sini untuk membuat uang. Aku berada di sini untuk mencari pembalap terbaik dan mencoba untuk menang,” kata Luca Boscoscuro dilansir Speedweek.

Banyak pembalap kenamaan yang pernah balapan di atas sasis Boscoscuro. Beberapa di antaranya berlaga di kelas premier. Sebut saja Andrea Iannone, Pol Espargaro, Fabio Quartararo, dan Fabio Di Giannantonio.

Boscoscuro terus berinovasi. Ditambah umpan balik dari para pembalapnya, sasis menjadi lebih sempurna seiring berjalannya waktu. Kombinasi ideal ini akhirnya berujung pada kemenangan.

“Kami menang, ya, tetapi seperti yang selalu aku katakan, kami menang karena kami punya pembalap yang kuat dan tim yang bagus. Motor itu penting, tetapi pembalap dan tim itu bahkan lebih penting,” ujar Boscoscuro dikutip Speedweek.

3. Pembalap yang memacu Boscoscuro akhirnya merebut titel juara dunia Moto2 2024

Pada 2024, Boscoscuro menuai hasil terbaik. Meski hanya memasok 4 motor untuk 2 tim, Boscoscuro bisa menghadapi Kalex yang memasok sasis untuk 24 motor lainnya. Pada klasemen akhir tim, tim yang menggunakan Boscoscuro menempati dua posisi teratas, yaitu MT Helmets-MSi dan Sync SpeedUp.

Para pembalapnya pun tampil garang di lintasan sepanjang musim. Dari 20 seri yang dilombakan, 4 pembalap bersasis Boscoscuro merebut 9 kemenangan di antaranya. Itu hampir separuh jumlah seri kompetisi.

Di Sync Speed Up, tim milik Boscoscuro, Fermin Aldeguer dan Alonso Lopez sering bersaing di barisan depan. Aldeguer merebut 5 podium, termasuk 3 kemenangan. Lopez meraih 5 podium, termasuk 1 kemenangan.

Sementara itu, Ai Ogura dan Sergio Garcia dari MT Helmets-MSi tampil lebih garang lagi. Garcia merebut 5 podium, termasuk 2 kemenangan. Puncaknya adalah keberhasilan Ogura merebut 8 podium, termasuk 3 kemenangan. Hasil ini membuat Ogura bisa merebut gelar juara dunia Moto2 2024. Dominasi Kalex dalam perebutan titel juara pembalap pun terhenti.

Pada klasemen pembalap, 4 pembalap Boscoscuro menempati peringkat enam besar. Ogura yang juara dunia tentu berada di puncak. Garcia, Aldeguer, dan Lopez berturut-turut menduduki peringkat ke-4, 5, dan 6. Meski bukan pembalap timnya sendiri yang berada di puncak, Boscoscuro tetap senang.

“Hal yang terpenting adalah Boscoscuro yang menang,” ujar juara European Champion tahun 1995 ini dilansir Speedweek.

Kalex masih jadi juara dunia konstruktor di Moto2. Namun, perlahan dan pasti, Boscoscuro mulai menempel ketat di lintasan. Suksesnya Ai Ogura merebut titel juara dunia di atas Boscoscuro jadi injeksi motivasi untuk terus bersaing.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team