Mengutip artikel Sports Illustrated yang terbit pada 2023, Formula 1 berencana menjadi olahraga netral karbon pada 2030 mendatang. Pelarangan terowongan angin adalah keputusan untuk memenuhi rencana tersebut. Maksudnya, proses desain mobil balap Formula 1 melalui sarana terowongan angin niatannya akan diganti dengan sarana Dinamika Fluida Komputasi (CFD).
Dengan begitu, keputusan pelarangan terowongan angin memicu kekhawatiran di internal tim-tim Formula 1. Kepala Aerodinamika Haas, Arron Melvin, mengungkapkan pernyataannya terhadap keputusan tersebut. Dirinya merasa bahwa keputusan tersebut bertentangan dengan konsep Formula 1, di mana sarana ini sebenarnya tidak perlu dilarang.
"Saya tidak yakin (keputusan) itu cerdas, dalam aspek efektivitas biaya. Ada baiknya untuk memiliki regulasi dan memotivasi kami untuk mendorong batas kemampuan CFD," kata Melvin.
Melvin meyakini, keputusan yang lebih baik adalah untuk menurunkan intensitas penggunaan terowongan angin di Formula 1 secara perlahan-lahan ke tingkat yang lebih rendah. Sikap tersebut ia klaim akan lebih tepat daripada Formula 1 berhenti menggunakan sarana ini secara tiba-tiba. Akan tetapi, Melvin merasa bahwa Formula 1 sangat mungkin untuk memiliki daya yang sangat rendah karbon dan berkelanjutan.
"Jadi, saya akan sangat menerima aturan yang mengubah keseimbangan. Akan tetapi, industri ini sangat baik dalam pengujian terowongan angin. Ini bukan sesuatu yang perlu kita larang, (tetapi) Anda tentu dapat menurunkannya ke tingkat investasi yang jauh lebih rendah," lanjut Melvin.
Pada intinya, terowongan angin memiliki kontribusi yang luar biasa hebat dalam pengembangan mobil balap Formula 1. Mobil-mobil balap canggih Formula 1 saat ini adalah hasil racikan dari data yang diperoleh melalui penggunaan terowongan angin. Sarana ini tentunya akan terus berkembang seiring waktu.