Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Lando Norris dan Kampanye Kesehatan Mental yang Memotivasi

Lando Norris dalam Formula 1 Grand Prix Jepang 2025
Lando Norris dalam Formula 1 Grand Prix Jepang 2025 (commons.wikimedia.org/Liauzh)
Intinya sih...
  • Lando Norris terbuka tentang perjuangan mentalnya, mengakui kecemasan dan insomnia saat debut di Formula 1.
  • Debut di Formula 1 membuatnya sulit mengendalikan rasa gugup dan kecemasan, pentingnya membahas kesehatan mental lebih sering.
  • Cenderung sangat kritis kepada diri sendiri dan terlalu fokus pada hal negatif, suka menyendiri dan pendiam, mematahkan stereotipe kesulitan mental di Formula 1.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pada usia 19 tahun, Lando Norris debut di Formula 1 2019. Membalap untuk tim ikonis McLaren, dirinya dengan cepat menjadi salah satu pembalap populer. Dalam sejarah kejuaraan itu, jarang ada pembalap sepertinya.

Norris merupakan pembalap yang cepat, tetapi ada faktor lain yang membedakan di level tertinggi motorsport. Faktor itu adalah keterbukaan pembalap Inggris ini tentang perjuangan mental di dalam dan luar karier balap. Lantas, bagaimana Norris berbicara tentang kampanye kesehatan mental?

1. Tidak tertutup, Lando Norris memilih terbuka dan mengakui mengalami kecemasan serta insomnia saat masih menjadi pemula

Di Formula 1, tidak semua hal seru dan menyenangkan. Demi tampil ekspresif di hadapan penggemar, Lando Norris sampai berpura-pura. Mengingat, dirinya ternyata mengalami kecemasan dan insomnia saat masih menjadi pembalap pemula.

Kepada ESPN, Norris mengakui berbeda dari kebanyakan pembalap Formula 1. Dia terbuka terhadap segala hal dan sedikit lebih menyenangkan serta humoris. Akan tetapi, ia senang orang-orang menghargai kondisinya tentang menjadi diri sendiri.

“Aku berbeda dari banyak pembalap Formula 1, (aku) terbuka tentang segala hal, sedikit lebih menyenangkan, sedikit lebih bercanda, mungkin lebih seperti orang biasa daripada robot yang berjalan-jalan di paddock,” jelas Lando Norris via ESPN.

2. Terlihat penuh percaya diri dan antusias saat debut di Formula 1, Lando Norris ternyata sulit mengendalikan kegugupan dan kecemasan

Dalam tulisan yang dimuat McLaren.com, Lando Norris mengungkapkan pentingnya membahas kesehatan mental jauh lebih sering. Baginya, kesulitan mental membuatnya harus berpura-pura kuat. Kondisi itu terjadi saat dirinya debut di Formula 1 2019.

Di Formula 1 2019, Norris terlihat seperti pendatang baru yang penuh percaya diri dan antusiasme. Akan tetapi, kenyataannya tidak demikian, karena dirinya menyembunyikan kondisi sebenarnya. Ia sangat kesulitan dengan perasaan kegugupan dan kecemasan. Dia mengakui sulit mengatasinya dan merasa banyak pembalap lain mengalami hal serupa.

“Akan tetapi, dalam olahraga, karena tidak ada yang ingin memberikan keunggulan kepada lawan atau menunjukkan kelemahan, kita tidak banyak membicarakan kesehatan mental, padahal seharusnya kita melakukannya,” ungkap Lando Norris di McLaren.com.

3. Di hadapan jutaan penggemar global, Lando Norris cenderung sangat kritis kepada diri sendiri dan terlalu fokus terhadap hal negatif

Lando Norris diketahui cenderung sangat kritis kepada diri sendiri dan terlalu fokus terhadap hal negatif. Jika membuat kesalahan, dia akan mengkritik dirinya sendiri dan menyebut tindakannya bodoh serta hampir memalukan. Padahal, ia bisa mengabaikan kesalahan itu dan membahasnya secara tertutup.

Norris mengakui, dirinya pribadi yang suka menyendiri dan sangat pendiam. Menurutnya, sifat itu sangat berperan terhadap kesehatan mentalnya di dalam dan di luar Formula 1. Karena sifat itu, Norris bertumbuh dengan selalu sangat sadar diri terhadap segala hal.

“Aku pikir karena aku sangat, meski kamu melihatku tertawa di kamera dan segala hal itu (keceriaan), aku tetap orang yang sangat pendiam. Aku suka menyendiri, aku sangat pendiam 95 persen dari waktu, dan aku suka melakukan hal-hal sendirian serta berpikir dalam kepalaku sendiri,” begitu kata Lando Norris seperti dikutip Formula1.com.

Di Formula 1, Norris tidak banyak membicarakan dan menunjukkan kesulitan mental. Akan tetapi, ia mematahkan stereotipe itu dan meminta orang-orang untuk berani berbicara dan tidak berjuang sendirian jika mengalami kesulitan mental. Oleh karena itu, tak salah jika kampanye kesehatan mentalnya memotivasi banyak orang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gagah N. Putra
EditorGagah N. Putra
Follow Us