Charles Leclerc berusaha meraih kemenangan pada Formula 1 2022 GP Australia akhir pekan ini. Setelah gagal menang pada GP Arab Saudi, dirinya bakal main cerdas ketika kembali berhadapan dengan Max Verstappen.
Lantas, apa yang nantinya dilakukan pembalap Ferrari itu untuk meredam gempuran Verstappen saat balapan? Seperti apa tanggapannya terhadap perubahan tata letak Albert Park Circuit?
Charles Leclerc sejatinya memiliki kekhawatiran akan tata letak baru Albert Park Circuit. Sebab, sirkuit yang sudah menggelar balapan sejak 1996 itu mengalami sejumlah perombakan guna meningkatkan peluang menyalip. Catatan waktu di sana diperkirakan bisa lebih cepat 5 detik ketimbang tata letak lama.
“Secara keseluruhan, aku rasa karakteristik sirkuit di sini tidak begitu cocok dengan mobil kami. Semuanya untuk balapan dan saya masih berpikir kami akan ada dalam keadaan yang bercampur.
Itu akan sangat dekat, tidak akan menjadi jarak yang besar jika kami melakukan akhir pekan yang sempurna. Segalanya masih mungkin terjadi,” kata Leclerc dilansir F1i.
Senada dengan Leclerc, Carlos Sainz juga sedikit mewaspadai peluang Ferrari pada balapan kali ini. Apalagi sirkuit ini berpeluang menjadi makanan empuk Red Bull karena karakteristiknya yang cepat, terutama pada area flat-out selepas tikungan delapan.
“Mobil kami telah menjadi kuat pada GP Bahrain dan Arab Saudi. Namun, memang benar bahwa saat GP Arab Saudi yang punya lebih banyak titik trek cepat, Red Bull tampak lebih baik. Keseimbangan mereka baik, utamanya dalam hal top speed dan corner speed.
Jadi, mengingat seberapa panjang trek lurus yang ada di sini, mungkin mereka sedikit lebih siap. Akan tetapi, aku pikir kami masih bisa melakukan yang terbaik,” ungkap Sainz.
Menyongsong GP Australia, Leclerc mengaku akan berusaha bermain lebih cerdas guna memperoleh keuntungan dari pengaktifan DRS. Apalagi Albert Park kini memiliki empat zona aktivasi DRS meski tetap menyematkan dua titik deteksi DRS.
Pada GP Bahrain dan Arab Saudi, Leclerc dan Verstappen tampak berusaha untuk memaksimalkan kesempatan mendapat DRS dengan melakukan pengereman lebih cepat sebelum masuk zona deteksi DRS. Tujuannya agar salah satu dari mereka bisa berada di belakang dan mendapatkan kesempatan mengaktifkan DRS.
“Kita telah melihat pada dua balapan sebelumnya terkait strategi DRS dan aku cukup yakin kita akan melihatnya lebih sering di sini. Pada dasarnya, semua trek lurus memiliki zona DRS, jadi menyalip akan menjadi sesuatu yang penting dan balapan yang cerdas akan membuat perbedaan besar,” tutur Leclerc dikutip PlanetF1.
Lebih lanjut, Leclerc mengaku akan tampil semaksimal mungkin untuk memenangi balapan GP Australia. Pembalap berkebangsaan Monako itu menyadari kelemahan Ferrari pada trek lurus bisa diatasi jika bisa bermain lebih cermat.
“Selalu cukup sulit, tetapi aku akan selalu mencoba untuk melakukan pekerjaan terbaik yang aku bisa. Pastinya, dengan kelemahan yang kami punya saat ini, dengan kecepatan trek lurus melawan Red Bull, kami butuh untuk mencoba dan bermain lebih pintar,” pungkasnya.
Saat ini, Charles Leclerc masih berada di posisi pertama klasemen dengan memperoleh 45 poin. Sementara itu, Max Verstappen berada di posisi ketiga dengan 25 poin.
Pada klasemen konstruktor, Ferrari duduk di singgasana dengan meraup 78 poin. Adapun Red Bull berada di posisi ketiga dengan 37 poin, satu poin di belakang Mercedes yang menempati posisi runner-up.
Akankah Leclerc mampu mempersembahkan kemenangan bagi Ferrari pada GP Australia? Atau Verstappen yang meraih kemenangan back-to-back usai finis terdepan pada GP Arab Saudi?